Rabu, 23 Desember 2015


PERENCANAAN PROGRAM PEMBELAJARAN Pada bagian ini disajikan tentang Perencanaan Pembelajaran. Bab ini difokuskan pada pemahaman tentang hakikat perencanaan dan tahapan pengembangan program pembelajaran. KOMPETENSI DASAR Mahasiswa mampu menjelaskan hakikat perencanaan dan menguraikan tahapan pengembangan program pembelajaran. INDIKATOR 1. Mampu Menjelaskan pengertian perencanaan pembelajaran 2. Mampu memahami dan menjelaskan pentingnya perencanaan Pembelajaran 3. Mampu menguraikan manfaat dan fungsi perencanaan pembelajaran 4. Mampu menguraikan langkah–langkah penyusunan perencanaan pembelajaran 5. Memahami Hakekat perencanaan 6. Mampu menyusun rencana pengembangan program perencanaan. A. PENGERTIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN 1. PERENCANAAN Pembelajaran berasal dari dua kata, perencanaan dan pembelajaran. Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian proses suatu perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan yang kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. ELY (1979) mengatakan bahwa perencanaan itu pada dasarnya adalah suatu proses dancara berfikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan.Kaufman (1972) perencanaan itu adalah sebagai suatu proses untuk menetapkan “kemana harus pergi”dan bagaimana untuk untuk sampai ke suatu “tempat” itu dengan cara yang paling efektif dan efisien.Menetapkan “ke mana harus pergi” mengandung pengertian merumuskan tujuan dan sasaran yang akan dituju sedangkan merumuskan “bagaimana agar sampai ke tempat itu”yang berarti menyusun langkah-langkah yang dianggap efektif dalam rangka pencapaian tujuan. Terry (1993) mengatakan bahwa perencanaan itu pada dasarnya adalah penetapan pekerjaan yang harus dilakukan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dari pendapat diatas maka setiap setiap perencanaan memiliki 4 unsur sebagai berikut: 1. Adanya tujuan yang harus dicapai Tujuan merupakan arah yang harus dicapai agar perencanaan dapat disusun dengan baik maka tujuan perlu dirumuskan dalam bentuk sasaran yang jelas dan terukur. 2. Adanya strategi untuk mencapai tujuan Strategi berkaitan dengan penetapan keputusan yang harus dilakukan oleh seorang perencana seperti keputusan tentang waktu pelaksanaan dan jumlah waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan , pembagian tugas dan wewenang setiap orang yang terlibat,langkah-langkah yang harus dikerjakan oleh setiap orang yang terlibat dan penetapan kriteria keberhasilan 3. Sumber daya yang dapat mendukung Penetapan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang didalamnya meliputi penetapan sarana dan prasarana yang diperlukan, anggaran biaya dan sumber daya lainnya 4. Implementasi setiap keputusan Implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber daya dan implementasi merupakan unsur penting dalam proses perencanaan yang gunanya untuk menilai efektifitas perencanaan yang dapat dilihat dari implementasinya. Dari pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut diatas maka dapat dikemukakan bahwa: 1. Perencanaan bukan harapan yang ada dalam angan-angan yang bersifat khayalan dan tersimpan dalam benak seseorang akan tetapi harapan dan angan-angan serta bagaimana langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapainya dideskripsikan secara jelas dalam suatu dokumen tertulis sehingga dokumen itu dapat dijadikan pedoman oleh setiap orang yang memerlukannya. 2. Perencanaan merupakan hasil proses berfikir yang mendalam hasil dari proses pengkajian dan mungkin penyeleksian dari berbagai alternatif yang dianggap lebih memiliki nilai efektifitas dan efisiensi. 3. Perencanaan adalah awal dari semua proses suatu pelaksanaan kegiatan yang bersifat rasional. 2. PEMBELAJARAN Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari diri dalam siswa itu sendiri (minat,bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar) maupun potensi yang ada di luar diri siswa (lingkungan,sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu). Sebagai suatu proses kerjasama pembelajaran tidak hanya menitik beratkan pada kegiatan guru dan kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.Dengan demikian kesadaran dan kepahaman guru dan siswa akan tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran merupakan syarat mutlak yang tak bisa ditawar sehingga dalam prosesnya guru dan siswa mengarah pada tujuan yang sama. Sering terjadi dalam suatu pristiwa mengajar dan belajar antara guru dan siswa tidak berhu8bungan. Guru menjelaskan materi pelajaran di depan kelas sementara di bangku siswa asyik dengan kegiatannya sendiri, melamun, mengobrol bahkan mengantuk. Siswa tidak peduli apa yang dikatakan oleh guru dan guru juga tidak ambil pusing dengan apa yang dikerjakan oleh siswa. Bagi guru materi sudah disampaikan tidak perduli dipahami atau tidak. Dalam pristiwa ini tidak terjadi proses pembelajaran karena dua komponen penting dalam sistem pembelajaran tidak terjadi kerjasama. Pembelajaran terjemahan dari “instruction” yang banyak dipakai di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran Psikologi Kognitif-holistik yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan.Selain itu istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media seperti: bahan-bahan cetak, program televise, gambar, audio dan sebagainya sehingga semua mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar mengajar dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar. Tujuan pembelajarn pada hakekatnya adalah perubahan perilaku siswa baik perubahan perilaku kognitif( intelektual),afektif( sikap siswa terhadap bahan dan proses pembelajaran maupun sikap yang sesuai dengan norma-norma masyarakat) dan psikomotorik (Ketrampilan baik kemampuan motorik kasar/ketramnpilan menggunakan otot dengan menggunakan alat tertentu dan kemampuan motorik halus/ketrampilan memecahkan persoalan dengan otak. Jadi perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berfikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu yaitu perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Dari konsep diatas maka jelas perencanaan pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berfikir yang artinya suatu perencanaan pembelajaran disusun tidak asal-asalan akan tetapi disusun dengan mempertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat berpengaruh, di samping dengan mempertimbangkan segala sumber daya yang tersedia yang dapat mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran 2. Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yang mana fokusnya adalah ketercapaian tujuan 3. Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan dimana perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai pedoman dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. B. PENTINGNYA PERENCANAAN PEMBELAJARAN Seorang arsitek yang profesional sebelum ia membangun sebuah gedung terlebih dahulu ia akan merancang bentuk gedung yang sesuai dengan struktur dan kodisi tanah, selanjutnya ia akan menentukan berbagai bahan yang dibutuhkan, menghitung biaya yang diperlukan termasuk mentukan berapa jumlah pegawai yang dibutuhkan. Bagi seorang professional merencanakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab profesinya merupakan tahapan yang tidak boleh ditinggalkan. Deshimer (1990) mengemukakan ada dua alasan perlunya perencanaan: pertama hakikat manusia yang memiliki kemampuan dan pilihan untuk berkreasi dengan pandangannya.Jadi seorang profesional dapat menentukan waktu dan cara bertindak yang dianggap sesuai. Kedua setiap manusia hidup dalam kelompok yang saling berhubungan satu dengan yang lainnnya sehingga selamanya membutuhkan koordinasi dalam melaksanakan berbagai aktivitas. Kalau kita percaya bahwa guru merupakan pekerjaan profesional tentu saja setiap guru yang akan melaksanakan pekerjaannnya perlu melakukan perencanaan karena: 1. Pembelajaran adalah proses yang bertujuan Sesederhana apa pun proses pembelajaran yang dibangun oleh guru proses tersebut diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Guru yang melaksanakan ceramah maupun Tanya jawab tentu diarahkan untuk mencapai tujuan. Semakinm kompleks tujuan yang harus dicapai maka semakin kompleks pula perencanaan yang harus disusun oleh guru. 2. Pembelajaran adalah proses kerja sama Proses pembelajaran selalu melibatkan guru dan siswa tidak mungkin guru itu akan berjalan sendiri tanpa adanya keterlibatan siswa. Siswa tanpa guru dalam proses pembelajaran tidak mungkin berjalan efektif apalagi untuk siswa yang masih memerlukan bimbingan sepenuhnya. Dengan demikian daam proses pembelajaran guru dan siswa perlu bekerjasama secara harmonis agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal dan maksimal. 3. Proses pembelajaran adalah proses yang kompleks Pembelajaran bukan hanya menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi suatu proses pembentukan perilaku siswa. Siswa adalah organisme yang unik dan sedang berkembang yang memiliki bakat, minat serta gaya belajar yang berbeda. Maka proses pembelajaran itu adalah proses yang kompleks yang harus memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. 4. Proses pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagaisarana dan prasarana yang tersedia termasuk sumber belajar. Salah satu kelemahan guru sekarang ini dalam pengelolaan pembelajaran adalah kurangnya pemanfaatan sarana dan prasarana yang tersedia. Dibandingkan dengan profesi lain guru termasuk profesi yang sangat lambat dalam memanfaatkan berbagai hasil-hasil teknologi. Banyak sekali jenis-jenis hasil teknologi yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran seperti: OHP dan LCD dengan bantuan program komputer.Diharapkan untuk memberikan sumber belajar yaqng beragam dan mutakhir guru hendaknya dapat memanfaatkan sarana dan prasarana secara tepat untuk keperluan pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. C. MANFAAT DAN FUNGSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN 2. Manfaat Perencanaan Untuk mencapai hasil yang optimal ketika kita mulai menyusun perencanaan kita akan mengambil keputusan alternatif mana yang terbaik agar proses pencapaian tujuan berjalan secara efektif. Manfaat yang dapat kita petik dari penyusunan proses pembelajaran adalah: a. Melalui proses perencanaan yang matang maka kita akan terhindar dari keberhasilan yang bersifat untung-untungan. Yang artinya dengan perencanaan yang matang dan akurat kita akan mampu memprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan dapat kita capai.Sebab perencanaan disusun untuk memperoleh keberhasilan dengan demikian kemungkinan-kemungkinan kegagalan dapat diantisipasi oleh setiap guru. Kita bisa membayangkan apa yang akan terjadi manakala guru dalam proses pembelajaran tidak memahami dengan jelas tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa, strategi apa yang harus dilakukan, media dan sumber belajar apa yang harus digunakan yang tentu saja dalam proses pembelajaran akan berlangsung dengan apa adanya dan hasilnya pun tentu saja tidak akan optimal dibandingkan dengan guru yang pengelolaan pembelajarannya direncanakan dengan matang. b. Sebagai alat untuk memecahkan masalah. Seorang perencana yang baik akan dapat memprediksi kesulitan apa yang akan dihadapi oleh siswa dalam mempelajari materi pelajaran tertentu. Kita harus sadar bahwa proses pembelajaran adalah proses yang kompleks dan sangat situasional, Berbagai kemungkinan bias terjadi. Untuk itulah dengan perencanaan yan g matang guru akan dengan mudah mengantisipasinya sebab berbagai kemungkinan sudah diantisipasi sebelumnya. c. Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi banyak sekali sumber-sumber belajar mengandung berbagai informasi.Disini siswa akan dihadapkan pada kesulitan memilih sumber belajar yang cocok dengan tujuan pembelajaran. Melalui perencanaan yang matang guru dapat menentukan sumber-sumber belajar yang mana saja dianggap tepat untuk mempelajari suatu bahan pelajaran. d. Perencanaan akan dapat membuat pmbelajaran berlangsung secara sistematis. Yang artinya proses pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya akan tetapi akan berlangsung secara terarah dan terorganisisr. Sebab melalui perencanaan yang matang guru akan bekerja setahap demi setahap untuk menuju perubahan yang diinginkan sesuai dengan tujuan. D. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN Berdasarkan komponen-komponen dalam system pembelajaran kita dapat menentukan langkah-langkah dalam penyususnan perncanaan pembelajaran sebagai berikut: 1. Merumuskan Tujuan Khusus Dalam merancang pembelajaran tugas pertama guru adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus beserta materi pelajarannya. Sebab tujuan yang bersifat umum dirumuskan oleh para pengembang kurikulum. Tugas guru adalah menerjemahkan tujuan umum pembelajaran menjadi tujuan yang spesifik.Tujuan yang spesifik itu dirumuskan sebagai indikator hasil belajar. Fungsi rumusan pembelajaran khusus adalah sebagai teknik untuk mencapai tujuan pembelajaran umum. Dengan demikian maka pencapaian tujuan-tujuan khusus dalam proses pembelajaranmerupakan indikator pencapaian Tujuan pembelajaran harus mencakup 3 aspek yang dikemukakan oleh Bloom (1996) yaitu: a. Domain kognitif Domain kognitif adalah tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan pengembangan aspek intelektual siswa melalui penguasaan pengetahuan dan informasi seperti penguasaan mengenai data dan fakta, konsep, generalisasi dan prinsip merupakan materi pelajaran yang akan membantu bahkan merupakan hal yang penting untuk proses pembelajaran.Semakin kuat seseorang dalam menguasai pengetahuan dan informasi maka semakin mudah orang tersebut dalam melaksanakan aktivitas belajar. b. Domain afektif/sikap dan apresiasi Domain sikap (afektif) adalah domain yang berhubungan dengan penerimaan dan apresiasi seseorang terhadap suatu hal. Domain afektif bersentuhan dengan aspek psikologios yang sulit untuk didefinisikan pada bentuk tingkah laku yang dapat diukur (spesifik). Hal ini disebabkan aspek sikap dan apresiasi berhubungan dengan perkembangan mental yang ada dalam diri seseorang sehingga yang muncul dalam aspek prilaku belum tentu menggambarkan sikap seseorang. c. Domain keterampilan dan penampilan Domain keterampilan adalah domain yang menggambarkan kemampuan atau ketrampilan (skill) seseorang yang dapat dilihat dari unjuk kerja atau performance. Keterampilan merupakan tujuan pembelajaran khusus yang berhubungan dengan kemampuan motorik (domain psikomotorik), Keterampilan bisa berupa keterampilan fisik (keterampilan seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan menggunakan otot) dan ketrampilan non fsik (keterampilan seseorang dalam menggunakan otak sebagai alat utama dalam mengerjakan dan memecahkan persoalan). 2. Pengalaman Belajar Langkah yang kedua dalam merencanakan pembelajaran adalah memilih pengalaman belajar yang harus dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Belajar bukan hanya sekedar mencatat dan menghapal akan tetapi proses pengalaman. Oleh sebab itu siswa harus didorong secara aktif untuk melakukan kegiatan tertentu. Walaupun tujuan pembelajaran hanya sebatas memahami data atau fakta akan tetapi sebaiknya hal itu tidak cukup hanya diberikan oleh guru saja akan tetapi siswa didorong uintuk mencari dan menemulkn sendiri fakta tersebut dengan wawancara, observasi dan sebagainya atau dengan simulasi atau dramatisasi yang bertujuan menghayati suatu peran tertentu bukan hanya sekedar mengingat. Juga melaui gambaratau foto kita dapat melatih siswa untuk mengambangkan imajinasi yang dapat merangsang perkembangan mental dan kecerdasan siswa.Kita juga dapat memfasilitasi untuk belajar secara kelompok untuk memberikan pengalaman pada siswa agar mampu bersosialisasi atau mampu berhubungan sosial dengan orang lain. 3. Kegiatan Belajar Mengajar Langkah ketiga dalam menyusun perencanaan pembelajaran dengan pendekatan system adalah menentukan kegiatan belajar mengajar. Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai pada dasarnya kita da[pat merancang melalui pendekatan kelompok ( pembelajaran yang dirancang dengan mewnggunakan pendekatan klasikal yaitu pembelajaran dimana setiap siswa belajar secara kelompok baik kelompok besar n ataupun kelompok kecil) dan pendekatan individual (pembelajaran dimana siswa belajar secara mandiri melalui bahan belajar yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar menurut kecepatan dan kemampuan masing-masing.Ketiga jenis tujuan pembelajaran seperti tujuan kognitif, afektif dan psikomotorik pada dasarnya dapat menggunakan pendekatan pembelajaran klasikal, pembelajaran melalui kelompok atau pembelajaran secara individual. Hal ini sangat tergantung pada tujuan khusus yang ingin dicapai. 4. Orang-Orang Yang Terlibat Perencanaan pembelajaran dengan pendekatan sistem juga bertanggung jawab dalam menentukan orang yang akan membantu dalam proses pembelajaran seperti instrukutur atau guru juga tenaga professional. Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai pengelola pembelajaran. Dalam pelaksanaan peran tersebut diantaranya guru berfungsi sebagai penyampai informasi. Agar dapat melaksanakan fungsi dan dan tugasnya guru harus memiliki kemampuan untuk berbicara serta berkomunikasi dengan menggunakan media seperti: OHP, LCD, papan tulis dan sebagainya. Peran lain sebagai guru adalah mengatur lingkungan belajar untuk memnberikan pengalaman belajar yang memadai bagi setiap siswa. Di samping itu guru dituntut untuk dapat mendesain dan mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar dengan penuh semangat dengan gaya belajarnya masing-masing. 5. Bahan dan Alat Penyeleksian bahan dan alat juga merupakan bagian dari fungsi sistem perencanaan pembelajaran. Penentuan bahan dan alat dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a. Keberagaman kemampuan intelektual siswa b. Jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai siswa c. Tipe-tipe media yang diproduksi dan digunakan secara khusus d. Berbagai alternatif pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. e. Bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan f. Fasilitas fisik yang tersedia 6. Fasilitas fisik Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi: ruangan kelas, pusat media, laboratorium/ruangan untuk kelas yang berukuran besar. Guru dan siswa akan dapat bekerja sama menggunakan bahan pelajaran, memanfaatkan alat dan berdiskusi. 7. Perencanaan Evaluasi dan Pengembangan Melalui evaluasi kita dapat melihat keberhasilan pengelolaan pembelajaran dan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi terhadap hasil belajar siswa akan memberikan informasi tentang: a. Kelemahan dalam perencanaan pembelajaran yaitu mengenai isi pelajaran, prosedur pembelajaran dan bahan-bahan pelajaran yang digunakan b. Kekeliruan mendiagnosis siswa tentang kesiapan mengikuti pengalaman belajar c. Kelengkapan tujuan pembelajaran khusus d. Kelemahan-kelemahan instrument yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa mencapai tujuan pembelajaran E. HAKIKAT PERENCANAAN Perencanaan pembelajaran merupakan proses penerjemahan kurikulum yang berlaku menjadi program-program pembelajaran yang selanjutnya dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Sebab kurikulum yang disusun oleh para pengembang pada dasarnya hanya berupa rambu-rambu secara umum. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di dalamnya berisi tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi setiap mata pelajaran yang terdiri atas Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai. Selanjutnya cara untuk mencapai kompetensi dasar, strategi apa yang harus dilakukan, media apa yang dapat dimanfaatkan, berapa jam alokasi untuk mencapai setiap kompetensi termasuk bagaimana cara mengukurnya semuanya diserahkan kepada guru. Dengan demikian kurikulum sebagai alat pendidikan tidak hanya sebagai dokumen yang siap pakai akan tetapi bagaimana dokumen tersebut dikembangkan pada program perencanaan dan diimplementasikan dalam kegiatan yang lebih praktis oleh guru. Menurut Yinger memandang empat bentuk perencanaan yang masing-masing membentuk sebuah siklus (cycles) yaitu perencanaan tahunan (school year), perencanaan term (term/grading cycle), perencanaan unit (unit plan development) dan perencanaan harian (daily lessons). Selanjutnya keempat siklus perencanaan tersebut digambarkan sebagai berikut: Siklus pertama adalah program tahunan (school year). Program tahunan merupakan acuan dalam menyusun program-program selanjutnya seperti program semesteran dan program mingguan bahkan program harian. Pada program tahunan disusun waktu pembelajaran efektif, hari-hari libur termasuk perencanaan unit-unit materi dan buku-buku pelajaran. Siklus kedua grading cycle. Pada siklus ini ditentukan set pelajaran beserta aktivitas siswa sebagai tujuan terminal atau tujuan antara. Siklus ketiga adalah pengembangan perencanaan unit pelajaran. Perencanaan unit pelajaran didasarkan kepada tujuan umum yang harus ditempuh seperti yang dirumuskan dalam program tahunan. Banyaknya unit pelajaran yang dibutuhkan sangat tergantung kepada organisasi kegiatan pembelajaran dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Siklus keempat adalah perencanaan untuk kegiatan harian. Pada perencanaan kegiatan harian belajar beserta tujuan pembelajaran disusun secara spesifik sehingga keberhasilan pembelajaran dapat dilihat seketika. F. PENGEMBANGAN PROGRAM PERENCANAAN Ada beberapa program yang harus dipersiapkan guru sebagai proses penerjemahan kurikulum yaitu program menyusun alokasi waktu, program tahunan, program semesteran, silabus dan program harian atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 1. Menentukan Alokasi waktu dan Kalender Akademis Menetapkan alokasi waktu merupakan langkah pertama dalam menerjemahkan kurikulum. Menentukan alakasi waktu pada dasarnya adalah menentukan minggu efektif dan hari efektif dalam setiap semester pada satu tahun ajaran. Rencana alokasi waktu berfungsi untuk mengetahui berapa jam waktu efektif yang tersedia untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran daam satu tahun ajaran. Hal ini diperlukan untuk menyesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar minimal yang harus dicapai sesuai dengan rumusan Standar Isi yang ditetapkan. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menentukan alokasi waktu pembelajaran dijelaskan di bawah ini: a. Tentukan pada bulan apa kegiatan belajar dimulai dan bulan apa berakhir pada semester pertama dan kedua b. Tentukan jumlah minggu efektif pada setiap bulan setelah diambil minggu-minggu ujian dan hari libur. c. Tentukan hari belajar efektif dalam setiap minggu. Misalnya: bagi sekolah yang menetukan belajar dimulai dari hari senin sampai jumat berarti hari efektif adalah 5 hari kerja sedangkan sekolah yang menen tukan hari belajar dari senin sampai sabtu berarti jumlah hari efektif adalah 6 hari. Berikut ini diberikan contoh penentuan waktu belajar efektif: berdasarkan kalender akademik ;(lampiran kalender akademik) RINCIAN MINGGU EFEKTIF Sekolah : Mata Pelajaran :Agama Hindu Kelas/Program : Tahun Ajaran : 2015/2016 Banyaknya Minggu Efektif Semester 1 No Bulan Jumlah Minggu Hari 1. JULI 1 1 2. AGUSTUS 4 4 3. SEPTEMBER 4 4 4. OKTOBER 5. NOVEMBER 6. DESEMBER Jumlah RINCIAN MINGGU EFEKTIF Sekolah : ………………………… Mata Pelajaran : Kelas/Program : Tahun Ajaran : Banyaknya Minggu Efektif Semester 2 No Bulan Jumlah Minggu Hari 1. JANUARI 2. PEBRUARI 3. MARET 4. APRIL 5. MEI 6. JUNI Jumlah Mengetahui dan menyetujui Kepala Sekolah ……………….. Guru Mata Pelajaran ........................................ NIP…………………………………. 2. Perencanaan Program Tahunan Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswa. Sering guru mengeluh karena materi pelajaran yang harus disampaikan tidak sesuai dengan waktu pembelajaran yang tersedia. Artinya materi pelajaran atau jumlah kompetensi dasar yang harus dicapai terlalu banyak tidak sesuai dengan jumlah jam pelajaran yang disediakan daam kurikulum. Akibatnya pada akhir pelajaran menjelang semesteran guru menjadi kalang kabut sehingga guru ngebut menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Bagi guru Kriteria keberhasilan mengajar hanya ditentukan oleh sejauh mana materi pelajaran telah disampaikan apakah dipahami atau tidak materi pelajaran telah disampaikan apakah dipahami atau tidak materi itu oleh siswa tidak menjadi masalah. Akibatnya ketika siswa gagal mnguasai materi pelajaran dengan nilai ujian yang diperoleh rendah yang disalahkan adalah siswa itu sendiri. Dalam program perencanaan menetapkan alakasi waktu untuk setiap kompetensi dasar yang harus dicapai disusun dengan program tahunan. Dengan demikian penyusunan program tahunan pada dasarnya adalah menetapkan jumlah waktu yang tersedia untuk setiap kompetensi dasar. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan program tahunan adalah: a. Lihat berapa jam alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran dalam seminggu dalam struktur kurikulum seperti yang telah ditetapkan pemerintah b. Analisis berapa minggu efektif dalam setiap semester seperti yang telah diterapkan dalam gambaran alokasi waktu efektif. Melalui analisis tersebut kita dapat menentukan berapa minggu waktu yang tersedia untuk pelaksanaan proses pembelajaran. Penentuan alakasi waktu didasarkan kepada jumlah jam pelajaran sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku serta keluasan materi yang harus dikuasai oleh siswa. PROGRAM TAHUNAN Sekolah :…………………………. Mata pelajaran : Kelas/Program : Tahun Ajaran : 2015/2016 No No. SK/KD STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR ALOKASI WAKTU KET 3. RENCANA PROGRAM SEMESTER Rencana program semester merupakan penjabaran dari program tahunan. Kalau program tahunan disusun untuk menentukan jumlah jam yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar maka dalam program semester diarhkan untuk menjawab minggu keberapa atau kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar itu dilakukan. Format untuk program semesteran dapat dilihat dibawah ini: PROGRAM SEMESTER Nama Sekolah : Mata pelajaran : Kelas : Semester : No SK/KD Alokasi Waktu Juli Agustus September Oktober November Desember Dari format program semesteran di atas maka tampak jelas bahwa program ini pada dasarnya sebagai penjabaran dari program tahunan. Cara pengisian format di atas adalah sebagai berikut: a. Tentukan Standar kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar(KD) yang ingin dicapai. Dalam hal ini guru tidak perlu merumuskan SK dan KD sebab semuanya sudah ditentukan dalam Standar Isi (SI) yaitu pada Kurikulum Tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang sudah kita kenal kecuali kalau kita memang diharuskan merumuskan SK dan KD sendiri misalnya merumuskan kurikulum Muatan Lokal(Mulok) b. Lihat program tahunan yang telah kit susun untuk menentukan alokasi wktu atau jumlah jam pelajaran setiap SK dan KD itu. c. Tentukan pada bulan dan minggu keberapa proses pembelajaran KD iti akan dilaksanakan 4. SILABUS Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Format silabus sebagai suatu model dapat dilihat di bawah ini: SILABUS Nama Sekolah : Mata pelajaran : Kelas/Program : Semester : Standar Kompetensi : Kompetensi Dasar Kegiatan pembelajaran Materi Pembelajaran Indikator penilaian Alokasi waktu/Mng Sumber bahan Setiap komponen yang harus disusun dalam sebuah silabus dijelaskan sebagai berikut: a. Menentukan Identitas Silabus Identitas silabus terdiri dari dari nama sekolah, mata pelajaran, kelas dan semester Contoh: Nama Sekolah : Mata pelajaran : Agama Hindu Kelas : XI Semester : II (Genap) Penentuan identitas ini berfungsi untuk memberikan informasi kepada guru tentang hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan silabus, misalnya tentang karakteristik siswa, kemampuan awal dan kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa. b. Rumusan Standar Kompetensi Standar kompetensi mata pelajaran adalah deskripsi pengetahuan,ketrampilan dan sikap yang harus dikuasai setelah siswa mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan tertentu pula. Pada setiap materi pelajaran standar kompetensi sudah ditentukan oleh pengembang kurikulum yang dapat kita lihat pada Standar Isi (SI). Jika sekolah memandang perlu mengembangkan mata pelajaran muatan lokal maka perlu dirumuskan standar kompetensinya sesuai dengan mata pelajaran dalam muatan lokal tersebut. c. Menentukan Kompetensi Dasar Kompetensi dasar adalah pengetahuan, ketrampilan dan sikap minimal yang harus dicapai oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Oleh karena itulah maka kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi. Dengan demikian dalam perumusan kompetensi dasar sebaiknya kita bertanya”kemampuan apa saja yang harus dimiliki siswa agar standar kompetensi dapat dicapai”? Dalam standar kompetensi untuk setiap mata pelajaran rumusan standar kompetensi sudah ada dalam standar isi. Jadi dengan demikian pengembang silabus adalah menganalisis standar tersebut. Penetapan kompetensi dasar tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada dalam standar isi. d. Merumuskan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran adalah segala aktivitas belajar siswa baik kegiatan fisik maupun kegiatan non fisik termasuk kegiatan mental yang dilakukan baik di dalam maupun di luar kelas untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar tertentu. Pembelajaran di kelas meliputi: kegiatan diskusi, menyimak penjelasan guru, melakukan demonstrasi, melakukan eksperimen di laboratorium dan sebagainya. Sedangkan kegiatan belajar di luar kelas meliputi: melakukan observasi ke suatu objek, mengamati kegiatan tertentu, melakukan wawancara dengan narasumber dan sebagainya. e. Megindentifikasi Materi Pokok/Materi Pembelajaran Materi pokok disusun untuk pencapaian tujuan. Oleh karenanya materi pokok dipilih sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dicapai. Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam menentukan materi pokok adalah: 1. Potensi peserta didik 2. Relevan dengan karakteristik daerah 3. Tingkat perkembangan fisik,intelektual,emosional,sosial dan spiritual peserta didik 4. Kebermanfaatan bagi peserta didik 5. Struktur keilmuan 6. Aktualitas,kedalaman dan keluasan materi pembelajaran 7. Relevan dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan 8. Sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia f. Merumuskan indikator Pencapaian Kompetensi Indikator pencapaian disusun untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi dasar. Dengan demikian indikator dirumuskan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Petunjuk dalam merumuskan indikator adalah” 1. Indikator dirumuskan dalam bentuk perubahan perilaku yang dapat diukur keberhasilannya 2. Perilaku yang dapat diukur itu berorientasi pada hasil belajar bukan pada proses belajar 3. Sebaiknya setiap indikator hanya mengandung satu bentuk perilaku g. Menentukan Penilaian Penilaian adalah suatu proses atau serangkaian kegiatan yaitu kegiatan memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didikyang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjdi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.Dengan demikian penilaian tidak hanya dilakukan dengan tes baik lisan maupun tulisan akan tetapi bisa juga melalui nontes sperti: melakukan wawancara dan observasi termasuk pengukuran sikap dan hasil karya. h. Menentukan Alokasi Waktu Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan kepada jumlah efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan dan kedalaman dan tingkat kesulitan serta tingkat kepentingan kompetensi dasar. i. Menentukan Sumber Belajar Sumber belajar adalah rujukan bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, lingkungan fisik, alam, social dan budaya. Sumber belajar ditentukan berdasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi. 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran a. Pengertian dan fungsi RPP Rencana pelaksanaaan pembelajaran (RPP) adalah program perencanaan yang disussun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus. Ada guru yang beranggapan mengajar bagi seorang guru adalah tugas rutin atau pekerjaan keseharian, dengan demikian guru yang berpengalaman tidak perlu membuat perencanaan sebab ia telah tahu apa yang harus dikerjakannya di dalam kelas.Pendapat itu mungkin ada benarnya seandainya mengajar hanya dianggap sebagai proses menyampaikan materi pelajaran bila kita lihat dalam arti sempitnya.Tetapi mengajar adalah proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar yang kemudian diistilahkan dengan pembelajaran. Dengan demikian maka setiap proses pembelajaran selamanya akan berbeda tergantung pada tujuan, materi pelajaran serta karakteristik siswa sebagai subjek belajar. Oleh sebab itu guru perlu merencanakan pembelajaran dengan matang sebagai bagian dari tugas profesionalnya. b. Komponen-komponen RPP Pembelajaran merupakan suatu system yang terdiri dari komponen-komponen yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Dengan demikian maka merencanakan pelaksanaan pembelajaran adalah merencanakan setiap komponen yang saling berkaitan. Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran minimal ada 5 komponen pokok yaitu: 1. Tujuan pembelajaran 2. Materi pelajaran 3. Metode 4. Media dan sumber pembelajaran 5. Evaluasi Hal ini seperti Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 yang menyatakan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Semuanya akan dijelaskan dibawah ini: 1. Tujuan pembelajaran Dalam Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk komponen yang harus dicapai atau dikuasai oleh siswa. Melalui perumusan tujuan guru dapat memproyeksikan apa yang harus dicapai oleh siswa setelah berakhir suatu proses pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran tugas guru adalah menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK/KD) menjadi indicator hasil belajar. Karena SK/KD itu sendiri telah ada dalam standar isi kecuali seandainya guru ingin mengembangkan Muatan Lokal (mulok) sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik daerah.Indikator hasil belajar pada dasarnya adalah pernyataan perilaku yang memiliki dua syarat utama yaitu bersifat observable dan berorientasi pada hasil belajar. 2. Materi/Isi Materi/isi pelajaran berkenaan dengan bahan pelajaran yang harus dikuasai siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) materi pelajaran yang harus dikuasai siswa bisa berbeda antar daerah. Hal ini karena setiap daerah memiliki karakteristik yang tidak sama. 3. Strategi dan Metode Pembelajaran Strategi adalah rancangan serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan terentu. Sedangkan metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi. Dengan demikian strategi dan metode pembelajarn harus dirancang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang berhubungan dengan bidang kognitif berbeda strategi dan metodenya dengan tujuan dalam bidang afektif dan psikomotorik. Yang perlu diperhatikan dalam menentukan strategi dan metode pembelajaran adalah bahwa strategi dan metode itu harus dapat mendorong siswa untuk beraktivitas sesuai dengan gaya belajarnya. PP No. 19 Tahun 2005 adalah bahwa proses pembelajaran harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, memberikan ruang yang cukup untuk bagi pengembangan prakarsa, kreativitas sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. 4. Media dan Sumber Belajar Media dalam proses pembelajaran dapat diartikan sebagai alat bantu untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Sedangkan sumber belajar adalah segala sesuatru yang mengandung pesan yang harus dipelajari sesuai dengan materi materi pelajaran. 5. Evaluasi Evaluasi dalam KTSP diarahkan bukan hanya sekedar untuk mengukur keberhasilan setiap siswa dalam pencapaian hasil belajar tetapi juga untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan setiap siswa. Oleh sebab itu dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran setiap guru tidak hanya menentukan tes sebagai lat evaluasi akan tetapi juga menggunakan non tes dalam bentuk tugas, wawancara dan sebagainya. Contoh Format Rencana Pembelajaran Perencanaan pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada dasarnya adalah pengembangan dari silabus. Dengan demikian maka apa yang telah dirumuskan dalam silabus menjadi dasar dalam penyusunan RPP. Format RPP Mata Pelajaran (Tuliskan mata pelajaran yang akan dipelajari siswa) Materi Pokok (Tuliskan topic atau pokok bahasan yang harus dipelajari) Kelas/Semester (Tuliskan untuk kelas berapa dan semester berapa perencanaan itu disusun) Waktu (Tuliskan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari topik pelajaran, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK/KD) dan Tuliskan SK/KD sesuai dengan Standar Isi. I. Indikator Hasil Belajar (Rumuskan Indikator Hasil Belajar yang hendak dicapai sesuai dengan SK/KD) II. Materi Pelajaran (Tuliskan dan uraikan secara singkat tentang materi/isi pelajaran yang harus dipelajari siswa sesuai dengan Indikator hasil belajar) III. Kegiatan Pembelajaran (Tuliskan apa yang harus dilakukan siswa dan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu menguasai kompetensi/indikator hasil belajar yang diharapkan a. Alat, Media dan Sumber Belajar (Tuliskan alat bantu apa saja yang harus digunakan agar kompetensi dasar dapat dicapai. Tentukan pula dari mana siswa dapat memperoleh pengalaman belajar) b. Evaluasi (Tuliskan porosedur, jenis dan bentuk evaluasi yang digunakan untuk mengumpulkan informasi ketercapaian siswa menguasai indikator hasil belajar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar