nama: ni wayan mariaseh ttl: sukadamai, 7 agustus 1995 asal: sukadamai,sukamaju, luwu utara,sulawesi selatan agama: hindu salah satu mahasiswi dari STAHN GDE PUDJA MATARAM, mengambil prodi pendidikan agama hindu
Kamis, 23 Oktober 2014
nawa wida bhakti
Nawa widha bakti
Nawa Widha Bhakti
Nawa Widha Bhakti adalah 9 jenis bhakti kepada Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari - hari sebagaimana yang disebutkan dalam serba serbi Hindu, Nawawidha Bhakti yang terdiri dari :
1. Úravana, mempelajari keagungan Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa melalui membaca atau mendengarkan pembacaan kitab-kitab suci (weda),
2. Kìrtanam, mengucapkan / menyanyikan nama-nama Tuhan Yang Maha Esa,
3. Smaranam, mengingat nama-Nya atau bermeditasi tentang-Nya,
4. Pàdasevanam, memberikan pelayanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, termasuk melayani, menolong berbagai mahluk ciptaan-Nya,
5. Arcanam, memuja keagungan-Nya,
6. Vandanam, sujud dan kebhaktian,
7. Dàsya, melayani-Nya dalam pengertian mau melayani mereka yang memerlukan pertolongan dengan penuh keikhlasan,
8. Sàkhya, memandang Tuhan Yang Maha Esa sebagai sahabat sejati, yang memberikan pertolongan ketika dalam bahaya
9. Àtmanivedanam, penyerahan diri secara total kepada-Nya.
***
JUN
20
Kutipan
Pengertian, Simbol & Istilah
Hari Raya | Yadnya | Tetandingan Banten | Piodalan | Tempat Suci | Bali Kuno
Halaman ini ibarat perpustakaan atau taman bacaan untuk umum, laksana ruang suci bagi pikiran, tempat kita semua dapat datang untuk :
berpikir, belajar & berbagi pengetahuan dengan orang la
Melukat
Kata Melukat adalah berasal dari bahasa jawa kuno yaitu lukat yang artinya bersih, melukat yang simpel bisa kita laksanakan pada mata air /aliran sungai di laut atau pertemuan laut dan sungai kalau di bali biasanya dekat pura segara atau di beji.
Caru (Tawur)
Caru adalah kurban suci yaitu upacara yadnya yang bertujuan untuk keseimbangan para bhuta sebagai kekuatan bhuwana alit maupun bhuwana agung sebagaimana disebutkan dalam kanda pat butha sehingga dengan adanya keseimbangan tersebut berguna bagi kehidupan ini.
Banten Pejati
Tetandingan Banten Pejati itu terdiri dari :
Daksina Banten Pras. Banten Sodan. Pesucian. Penyeneng. Sekarang pejati ini diletakkan dalam satu nampan, paling depan daksina, sampingnya Banten Pras, dan dibelakangnya dua tamas sodan serta diatas penyeneng diselipin benang putih .....
Galungan
Hari Raya Galungan menurut Parisada Hindu Dharma Indonesia dalam sejarah Hari Raya Galungan, asal kata "Galungan" adalah berasal dari bahasa Jawa Kuna yang artinya menang atau bertarung. Galungan juga sama artinya dengan dungulan, yang juga berarti menang.
Tabel Hari Raya Berdasarkan Pawukon
Reringgitan
Ceper
Plawa
Melasti
Memunjung
Penampahan Galungan
Sugihan Bali
Sugihan Jawa
Sasih
Padewasan
Mabayuh Otonan
Upacara Dalam Membangun Rumah Baru
Tumpek
Nawa Widha Bhakti
JUN
28
Menek Kelih
Menek Kelih atau (munggah deha; raja sewala) adalah upacara yang dilaksanakan pada anak remaja saat anak menginjak dewasa yang bertujuan untuk memohon kehadapan Hyang Semara Ratih agar diberikan jalan yang baik dan tidak menyesatkan bagi si anak sebagaimana disebutkan upacara ini sebagai upacara men
Metatah
Metatah atau "Mesangih" atau "Mepandes" adalah upacara potong gigi yang disebutkan bagian dari manusa yadnya sebagai simbolis untuk mengendalikan sad ripu dalam diri manusia itu sendiri.
Meketus
Meketus adalah upacara tanggalnya gigi pertama si anak sehingga si anak sudah tidak lagi diasuh Hyang Kumara dan tidak lagi mebanten di pelangkiran Hyang Kumara yang sebgaimana disebutkan makupak dalam kutipan artikel scribd.com, upacara tanggal gigi ini bertujuan untuk mempersiapkan si anak agar mu
Benang
Penggunaan benang sebagai simbol suci tali pengikat dalam proses kehidupan yang pada upacara yadnya dan tetandingan banten sebagaimana disebutkan,
Benang putih, yang diikat di pergelangan tangan kanan saat otonan, sebagai simbol agar hati kita selalu di jalan yang lurus/benar dalam kehidupan ini.
Upacara Tumbuh Gigi
Jatakarma Samskara
Upacara Kambuhan
Tatebus
Upacara Kepus Puser
Pangi
Pagedong - Gedongan
Manusa Yadnya
Catur Brata Penyepian
Saka
Upacara Bebayuhan Weton Sapuh Leger
Nyepi
JUN
25
Negara Kertagama
Negara Kertagama ("Nagarakretagama"; "Negara Kerta Gama") adalah sastra kakawin karya pujangga besar Rakawi Mpu Prapanca yang juga bernama Nadendra, seorang Dharmadhyaksa ring Kasaugatan sebagaimana disebutkan dalam artikel Sanggar Bhagaskara » Pelopor Generasi Muda Berbasis Seni Budaya Majapahit »»
Banten Bagia Pula Kerti
Yadnya (Banten) Bagia Pula Kerti ("Bagya Pule Kerti"; Batara Turun Kabeh) disebutkan adalah lambang Bhatara Siwa ("Ketuhanan"; Lontar siwa sasana) sebagai Dewata Nawa Sanga yang diwujudkan dalam banten caru dan beliau dipuja pada,
puja Asta Mahabhaya, Nawa Ratna, dan pada kidung, beliau dipuja de
Pagerwesi
Pagerwesi adalah hari raya yang dilaksanakan atas anugrah kesentosaan dan kemajuan yang telah dicapai oleh umat manusia yang dirayakan pada Budha Kliwon wuku Shinta.
Sabuh Mas
Sabuh mas adalah upacara yadnya yang pemujaannya ditujukan kepada Hyang Mahadewa sebagai tanda bersyukur semoga selalu melimpahkan restunya pada harta dan barang-barang berharga termasuk perhiasan dengan mengadakan upacara yadnya widhi widhana, jatuh setiap dina anggara wage wuku sinta, demikian dis
Pemacekan Agung
Banyu Pinaruh
Ngelanus
Yama Purwa Tatwa
Sate
Pitra Yadnya
Guru Piduka
Pengepah Ayu
Widyadari
Sang Hyang Baruna
Nganyut
JUN
12
Eka Dasa Rudra
Eka Dasa Rudra (Ludra) adalah upacara yang dilaksanakan untuk menyambut perhitungan perputaran tahun saka saat satuan dan puluhan mulai menjadi angka 1 (satu).
Bunga Mitir
Bunga Mitir yang sering digunakan dalam canang sari maupun dalam upacara yadnya menurut petunjuk lontar Kunti Yadnya sebagaimana disebutkan dalam artikel bunga mitir darah Bhatari Durga, dinyatakan bahwa bunga mitir berasal dari darah Bhatari Durga sehingga bunga mitir ini dinyatakan tidak patut dip
World Hindu Summit
Tirta Penembak
Nyekah
Tirta
JUN
12
Daiwi Wak
Daiwi Wak atau Daewiwak adalah bahasa sabda dewata yaitu sabda Tuhan sebagai penuntun hidup yang berkebenaran sebagaimana disebutkan dalam Utsawa Dharma Gita dalam etika bhakti sebagai refleksi keimanan kehadapan Hyang Widhi.
Bunga
Bunga (kembang; sekar; puspa) yang digunakan sebagai sarana sembahyang dan upacara yadnya disebutkan adalah lambang kesucian, sehingga diusahakan bunga seperti berikut :
Segar, Bersih, dan Harum, sebagaimana dijelaskan dalam kutipan artikel kramaning sembah dalam parisada, ada beberapa bunga yan
Ista Dewata
Ista Dewata (Istadewata) adalah perwujudan Tuhan dalam berbagai wujud-Nya, sebagaimana yang dijelaskan dalam kutipan kramaning sembah, parisada Hindu Dharma Indonesia seperti
Brahma, pencipta Wisnu, pemelihara Iswara, pelebur Saraswati, Gana, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
Tumpeng
Tumpeng adalah suatu wujud bebanten / tetandingan banten dalam upakara yadnya, sebagai sarana persembahan dalam kelompok Tetandingan Banten ayaban.
Tataning Banten ayaban tumpeng lima:
Banten Peras tumpeng nyane 2 (kalih). Banten Pengambian tumpeng nyane 2 (kalih).
Kawangen
Geguritan
Parama Siwa
Kosmologi
Lontar Bagawan Garga
Sarasamuscaya
Wariga
Itihasa
Bahasa Sansekerta
Bahasa Kawi
Upaweda
Wedangga
Upanisad
Sad Kerti
JUN
8
Purusa dan Pradana
Purusa dan Pradana adalah dua unsur alam semesta yaitu :
Purusa artinya jiwa, Pradana artinya badan material. Semua makhluk hidup tercipta dari dua unsur tersebut. Demikian juga alam semesta ini berputar sesuai dengan hukum rta karena adanya dua unsur tersebut.
Sembah
Sembah adalah sujud atau sungkem, yang dilakukan dengan cara-cara tertentu dengan tujuan untuk menyampaikan penghormatan, perasaan hati atau pikiran, baik dengan ucapan kata-kata maupun tanpa ucapan misalnya hanya sikap pikiran sebagaimana yang dilakukan dalam pelaksanaan sembahyang kehadapan Hyang
Paras Paros
Dewi Durga
Pawongan
Palemahan
JUN
7
Karya Mamungkah
Karya mamungkah adalah karya atau upacara yadnya yang dilakukan setiap 10 tahun di pura sebagai rangkaian dari upacara ngenteg linggih yang bertujuan untuk menguatkan ke-sakralan suatu pura sehingga vibrasi kesuciannya tetap terjaga sebagaimana disebutkan dalam kutipan artikel stiti dharma online, k
Parahyangan
Parahyangan adalah kewajiban manusia untuk dapat menjaga hubungan yang harmonis dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan salah satu bagian dari konsep keharmonisan Tri Hita Karana kepada yang maha suci.
Tumpek Ubuh
Tumpek Kandang
Bimbingan Ketrampilan Hidup yang Berlandaskan Tri Hita Karana
JUN
7
Puasa Ekadasi
Puasa Ekadasi seperti disebutkan dalam Bhakti Manawa Wedanta (Media Diskusi Hindu), adalah bertujuan untuk meningkatkan kekuatan batin, yang dilaksanakan pada hari ke sebelas dihitung mulai dari sehari setelah bulan purnama atau bulan mati sebagai hari yang pertama dan lusa dihitung sebagai hari yan
Merajan
Merajan (pamrajan) adalah tempat suci pemujaan dari suatu kelompok keturunan atau keluarga yang disebutkan dalam sumber kutipan, pura dan sanggah pamrajan, merajan dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
Pura Kawitan, Sanggah Pamrajan, dan Dewa Hyang, yang disebutkan dengan batas tembok panyengker, Pi
Pura Dan Sanggah Pamrajan
Panca Tan Matra
Melik
Lontar Purwa Gama
JUN
6
Bhatara Surya
Bhatara ("Sang Hyang"; "Dewa") Surya adalah dewa yang dalam prabawaNya sebagai kekuatan dalam menyinari dan juga menjaga semua yang ada.
Lontar Siwagama
LONTAR SIWAGAMA ("Siwa Gama"), merupakan teks yang tergolong jenis tutur yang juga disebut Purwagamasasana. Siwagama merupakan salah satu karya Ida Padanda Made Sidemen dari Geria Delod Pasar, Intaran, Sanur. Karya ini diciptakan pada tahun 1938, konon atas permintaan raja Badung.
Manusia
Dupa
Pranayama
JUN
5
Mantram Penyucian (Mensucikan) Badan dan Sarana Sembahyang
Sebelum memulai sembahyang, baik Panca Sembah, Tri Sandhya dll, beberapa mantram berikut disebutkan untuk penyucian (mensucikan) badan dan sarana persembahyangan, sebagaimana yang dijelaskan dalam sumber kutipan Mantra Tri Sandhya dalam Mantram Puja Tri Sandhya.
Gayatri Mantram
Gayatri mantra; Savitri Mantram adalah bait pertama dari mantram Puja Tri Sandhya, disebutkan adalah berasal dari kitab suci weda, yaitu :
Rg Weda, Sama Weda, dan Yayur Weda.
Bhuta Yadnya
Lontar Tutur Gong Besi
Diksa (mediksa)
JUN
2
Meluasang
Meluasang (metuunan; mapinunas; nunas bawos atau nuwunang; mepeluas) adalah tradisi di Bali untuk meminta petunjuk dari roh / atman leluhur yang telah meninggal dunia maupun kepada bethara - bethari, Bhatara Hyang Guru, para dewa, menemukan Bhatara Kawitan dll melalui seorang yang suci.
Segehan Manca Warna
Segehan Manca Warna adalah segehan dengan 9 warna dewata nawa sanga, sesuai arah pangider-ider (mata angin) sebanyak 9 tanding. dengan.
Sanggah Cucuk
SESAYUT PAMIAK KALA
JUN
2
Mrtya Loka
Mrtya Loka (Alam Astral) adalah alam transisi antara mayapada ("alam material"; Dunia kita ini) dengan Alam Halus Bwah Loka sebagamana yang disebutkan, sang jiwa (atman) akan melewati alam-alam ini dengan perlahan-lahan untuk melepaskan sisa-sisa keterikatan terhadap kehidupan duniawi dan kekasaran
Wariga Gemet dalam Lontar Sundarigama
Wariga Gemet dalam Lontar Sundarigama | Pelaksanaan upacara yadnya berdasarkan Wariga Gemet dalam Lontar Sundarigama sebagai wujud bhakti dalam memuja Sang Hyang Widhi, dan menjadi perantara bagi manusia untuk memohon rahmat Hyang Widhi yang Maha Kuasa : Çundarigama ini diturunkan didunia dan diberi
Punia
Punia (Mapunia; Punya) adalah pemberian oleh dermawan yang tulus iklas dan tanpa pamrih sebagai salah satu bagian dari Tri Parartha untuk kehidupan sehari - hari yang sebagaimana disebutkan dalam artikel babad bali, Dana Punia merupakan swadharma Umat Hindu yang sangat mulia, persembahan, dan sumban
Buda Kliwon Pegat Tuakan
Pegat Tuakan merupakan salah satu hari suci umat Hindu di Bali, yang menandai akhir dari proses perayaan Galungan dan Kuningan yang jatuh setiap dina buda kliwon wuku Pahang.
Lontar Wratisasana
Yama Purana Tattwa
Tattwa Jnana
Lontar Sundarigama
Ngaben Langsung
Mendem Sawa
Lontar Tantu Pagelaran
Ngaben Pranawa
Ngaben Swasta
Ngerit (Ngaben Masal)
Ngaben Sarat
MAY
31
Jnana Siddhanta
Jnana Siddhanta adalah sebuah lontar tentang tatwa Agama Hindu yang amat penting artinya dalam upaya untuk memahami ajaran ketuhanan yang dianut oleh umat Hindu khususnya yang ada di Bali.
Sila
Sila adalah sikap untuk dapat menjaga perilaku/kebiasaan agar tidak menyimpang dari norma-norma kebenaran dan kebaikan yang pada sloka Wrehaspati Tattwa No.
Yama Tattwa
Nitisastra
MAY
30
Makalah Upacara Ngaben di Bali
Makalah Upacara Ngaben di Bali | Tujuan dari makalah ini disebutkan adalah untuk memenuhi tugas manejemen warisan budaya dalam hal "upacara ngaben di Bali".
Sadhu
Sadhu adalah mereka yang telah mengabdikan hidupnya di bidang kebenaran dan kesucian.
Purwa Bhumi Kamulan
MAY
30
Rsi Sasana
Rsi atau Resi Sasana adalah lontar Bali yang berisikan uraian tentang kewajiban siswa dan guru serta sesana para sulinggih yang mana lontar ini sebagai salah satu dari lontar tentang etika dan susila agama hindu sebagaimana disebutkan pula dalam kutipan naskah Rsi Sasana dalam perpustakaan Universit
Sisia
Sisia adalah calon pendeta (sulinggih) yang hendak menerjunkan diri dalam hidup keagamaan sebagai “parasraya”.
Kelompok lontar yang tidak termasuk dalam ajaran Agama Hindu
Kelompok lontar yang tidak termasuk dalam ajaran Agama Hindu :
Lontar Pengayam-Ayam, yang membicarakan masalah sambung ayam, bagaimana memilih ayam aduan, warna ayam dan hari baiknya saat di adu agar menang. Lontar Dharmaweci, (Lontar Pengiwa) yang menguraikan masalah ilmu hitam.
Lontar Tentang Upacara Agama Hindu
Lontar Tentang Etika dan Susila dalam Agama Hindu
Lontar Tentang Tatwa Agama Hindu
Yama Purwana Tatwa
Sanatana Dharma
Tata Susila
MAY
30
Susila
Susila berasal dari suku kata su dan sila, su yang dalam swastika disebutkan berarti baik sedangkan sila berarti perilaku jadi susila adalah perilaku yang baik sehingga suatu perilaku dikatakan etis atau baik apabila;
sopan, pantas/wajar, baik, dan benar yang sesuai norma dan nilai yang berlak
Piodalan Buda Keliwon Matal
Beberapa Piodalan Purnama, Buda Keliwon Matal :
Pura Puseh Pura Desa di Ds Sukawati Pura Merajan Agung di Batuyang - batubulan Pura Pasek Gelgel Bebetin - sawan - buleleng Pura Maspahit Sesetan - Denpasar Selatan Pura Pasek Bendesa Manik Mas di Dukuh Kendran - Tegalalang Pura Panti Pasek Gaduh di S
Piodalan, Wraspati Wage Tolu
Beberapa Piodalan Purnama, Wraspati Wage Tolu :
Pura Peninjoan di Besakih dll ***
Piodalan ring dina Buda Umanis Dukut
Beberapa Piodalan Purnama, ring dina Buda Umanis Dukut
Pura Agung Pasek Gelgel di Sibang Kaja Abiansemal dll
Piodalan ring dina Redite Paing Pahang
Beberapa Piodalan Purnama ring dina Redite Paing Pahang :
Pura Pasek Tohjiwa Kekeran
Piodalan, Buda Wage Ukir
Piodalan ring Tumpek Uduh/Pengatag
Piodalan, Redite Paing Pahang
Piodalan, Soma Keliwon Kuningan
Lontar Kemoksan
Mantra Bangun Pagi
Eka Wara
Yama
Catur Sanak
Banaspati
Piodalan Rambut Sedana
Satya Yuga
Mencuri
MAY
28
Panca Brahma
Panca Brahma adalah lima perwujudan dari Dewata Nawa Sangha yang disebutkan dalam kutipan sumber Lontar Siwa Sasana yang terdiri dari :
Sadya/Sadyajata Bamadewa Tatpurusa Aghora Isana Kelima perwujudan Panca Brahma tersebut dengan aksara suci (sa, ba, ta, a, i) masing - masing akan menjadi kekuatan
Lontar Siwa Sasana
Lontar Siwa Sasana adalah merupakan acuan untuk lontar kesulinggihan di Bali, seperti kutipan penjelasan Brahmana Sapinda.
Dharma Sastra
Dharma Sastra atau "Dharmasastra" adalah sastra dharma yuga dalam bentuk aturan, ketentuan dan hukum dari catur yuga yang mengikat keberadaan dan kewajiban manusia dari jaman ke jaman yang disusun dalam sebuah kitab smrti yaitu :
Manawa Dharmasastra diajarkan oleh para manu yang sudah ada sejak jam
Rsi Narada
Paruman Desa adat
Awig-awig Desa adat
Bendesa (Kelihan) Desa adat
Desa Adat
Parasara Dharmasastra
MAY
27
Rwa Bineda
Rwa (Bineda; Bhineda) adalah dua sifat yang berbeda yaitu adanya :
siang dan malam, Surya Candra purusa dan pradana ada sifat yang baik dan ada yang buruk benar - salah positif - negatif, dll Kedua unsur ini masing - masing disebutkan bermula ketika alam semesta ini diciptakan pertama kali oleh S
Budi Pekerti
Pengertian budi pekerti berasal dari dua kata Sansekerta yakni Buddhi dan Krti. Buddhi artinya budi, pengertian, pendapat, akal kesadaran, persepsi. (Pemda Tk I Bali, 1985/1986 : 265). Krti (kerti) berarti laksana, laku, perilaku.
Manawa Dharmasastra
Manawa Dharma Sastra adalah salah satu kitab atau ilmu hukum Hindu yang merupakan kitab Weda Smrti lainnya, Dharma berarti hukum dan Sastra berarti ilmu.
Jnana Yadnya
Jnana Yadnya adalah korban suci yang menyeluruh, yang berintikan ilmu pengetahuan dan kesucian.
Seperti maha Rsi kita yang terdahulu. Beliau mampu mengelola pikiran dengan ilmu pengetahuan sucinya sehinggan mampu menerima Wahyu dari Tuhan.
Tapa Yadnya
Tapa Yadnya adalah korban suci yang dilakukan dengan jalan bertapa sebagai jalan peneguh iman di dalam menghadapi segala jenis cobaan dan godaan agar memiliki keTuhanan dalam memperjuangkan kehidupan serta menyukseskan cita-cita yang luhur.
Yoga Yadnya
Swadyaya Yadnya
Drewya Yadnya
Gada
Dina
Ayu Anna
Piodalan Berdasarkan Wuku (pawukon)
Rsi Yadnya
Dewa Brahma
Samkhya
Logika
Panca Upaya Sandhi
Satyam
MAY
24
Sad Darsana
Sad Darsana adalah enam pandangan filsafat Hindu. Secara Epistemologi Filsafat yang mengkaji keberadaan sesuatu tentang sumber dan kebenaran pengetahuan (episteme), batas-batas pengetahuan, struktur pengetahuan dengan Logika, kebenaran dari Filsafat Ilmu.
Pengaruh Triguna Terhadap Tingkat Sradha Dalam Pengembangan Budhi Pekerti
Dalam kesimpulannya disebutkan bahwa "Pengaruh Triguna Terhadap Tingkat Sradha Dalam Pengembangan Budi Pekerti" adalah :
Dengan memahami sifat-sifat pada diri manusia yaitu triguna dapat diketahui bentuk, fungsi dan maknanya sehingga untuk melampaui ketiga sifat ini sesungguhnya dapat dilakukan den
Tri Guna
Sengguhu
Sudra
Catur Warna
MAY
22
Sang Suratma
Sang Suratma adalah julukan dari anggapati sebagai yama bala yaitu rencang Sang Hyang Siwa yang bertugas untuk mencatat segala perilaku atau karma manusia ketika mereka masih hidup yang dalam Tri Mandala Pura Besakih, Pura Titi Gonggang / Marga Tiga menjadi tempat berstananya Sang Suratma sebagai pe
Sapta Giri
Sapta Giri adalah tujuh gunung yang diyakini sebagai istana para dewata atau para leluhur yang ada di Bali.
Gamongan
Secara etimologi Gamongan berasal dari bahasa sanskerta dari urat kata Gama, yang berarti: perjalanan, jalan, atur, agama // karena lafal nuruf “ma” diucapkan sesuai dengan bahasa masyarakat setempat menjadi gamo // lafal huruf “mo” diucapkan, ditegaskan tersirat mendapat konsonan (diftong) “ng” dia
Lempuyang
Arti Kata Lempuyang dan Gamongan
Brahmana Gotra
Brahmana Prawara
Brahmana Sapinda
Brahmana Dukuh
MAY
22
Lontar Anda Bhuwana
Lontar Anda Bhuwana merupakan sebuah naskah lontar yang memuat tuntunan praktis yang pada intinya menguraikan tentang kutukan Bhatara Gana kepada ibunya Dewi Giriputri untuk turun ke dunia menjadi Dewi Durgha yang dipuja oleh seluruh umat manusia di dunia.
Dasa Sila
Dasa Sila adalah sepuluh perilaku atau perbuatan untuk mendapatkan kesejahteraan dengan cara bersungguh-sungguh secara lahir bathin dengan berpikir dengan baik, berkata yang benar, seksama dengan tiada melebih - lebihkan serta berbuat dengan nyata yang tiada suka mengambil lagak lain daripada keadaa
Lontar Yajna Prakerti
Sorga atau Neraka Dalam Upacara Ngaben
Lontar
MAY
21
Cara Perawatan Naskah Lontar
Cara perawatan naskah lontar agar terhindar dari kerusakan,
Keadaan naskah yang jamuran karena pengaruh suhu udara yang lembab, naskah tegang, dan naskah yang telah lapuk.
Hyang Kemulan
Hyang Kemulan; Sanghyang Kamulan adalah Roh suci Leluhur, dalam lontar Purwa Bhumi Kamulan disebutkan bahwa atma yang telah disucikan sebagai Dewa Pitara ("melalui prosesi upacara ngaben roh tersebut disebut Pitra dan setelah melalui upacara Atma Wedana dengan Nyekah atau Mamukur, nyegara gunung"; D
Tuhan Dalam Siwa Tattwa
Sang Hyang Widhi Wasa adalah Tuhan dalam agama Hindu di Indonesia. Nama ini berarti :
Yang menakdirkan, Yang Maha Kuasa, yang dalam bahasa Bali diterjemahkan dengan : Sanghyang Tuduh, atau Sanghyang Titah.
Lontar Ganapati Tattwa
Lontar Ganapati Tattwa berisikan Bhatara Śiwa sebagai Mahaguru yang memberikan pelajaran tentang hal-hal yang berhubungan dengan rohani yang bersifat abstrak dan rahasia (aja wera).
Lontar Wrhaspati Tattwa
Siwa Tattwa Di Bali
Lontar Bhuwana Kosa
Cetana dan Acetana
Wuku
Piodalan di Pura, Purnama Jiyestha
Piodalan Purnama Kedasa
Piodalan Purnama Kesanga
Piodalan di Pura, Purnama Ketiga
Piodalan Purnama Kapat
Piodalan Purnama Kawulu
MAY
17
Penglurah
Penglurah atau anglurah adalah gandarwa atau penjaga dewa dewi manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan Swabawa-nya “Bhuta Dewa”. Maksudnya, berwujud setengah dewa dan setengah Bhuta termasuk dalam kategori gandarwa.
Jnana Marga
Jnana Marga adalah jalan menuju Yang Maha Kuasa dengan menggunakan sarana belajar;
ilmu pengetahuan, pikiran ("idep"; Tri Pramana), dan logika, yang nantinya dapat diaplikasikan bagi kesejahteraan umat manusia dan kelestarian alam ini.
Pengulapan (Ngulapin)
Bhagawanta
Sad Rasa
MAY
15
Mpu Bekung
Mpu Bekung yang bergelar Danghyang Siddhimantra bagaikan Dewa Brahma wibawa serta kesaktian beliau dan juga disebutkan beliau adalah putra kedua dari Mpu Tantular demikian disebutkan dalam silsilah dan kisah bhagawanta dari Mpu Bekung yang dalam perjalanan beliau ke Bali dalam sejarah Pura Segara Gi
Mpu Bahula
Mpu Bahula merupakan putra dari Danghyang Mpu Bharadah. Bahula berarti utama. Kepandaian dan kesaktian beliau di dunia sama dengan ayahandanya Mpu Bharadah.
Beliau memperistri putri dari Rangdeng Jirah - janda di Jirah atau Girah yang bernama Ni Dyah Ratna Manggali.
Panca Maha Butha
Butha
Mpu Tantular
Beburon
MAY
13
Ahimsa
Ahimsa disebutkan berasal dari kata “a” yang artinya tidak dan “himsa” yang artinya membunuh, jadi ahimsa adalah perbuatan baik subha karma untuk tidak menyiksa dan membunuh makhluk lain dengan sewenang-wenang agar pengendalian diri kita ini mencapai kesempurnaan rohani dan kesucian bathin sebagaima
Hindu Dharma
Agama Hindu atau Hindu Dharma yang juga disebut jalan abadi atau Sanatana Dharma ini tidak memiliki awal ataupun akhir.
Dharma ini tidak pernah diciptakan karena Tuhan Yang Maha Esa Sudah hadir sebelum yang lain-lainnya hadir. Dharma tidak pernah musnah selama kehidupan ini masih eksis.
Lontar Siwa Guru
Lontar Siwa Guru adalah tutur yang menjelaskan tentang:
Keberadaan Bhatara Siwa Guru sebagai asal mula dari segala makhluk hidup dan tujuan dari semua yang hidup ini.
Mengubah hidup menuju kebahagian duniawi dan rohani
Mengubah hidup menuju kebahagian duniawi dan rohani | Umumnya sebagai manusia kita merasa takut dan ingin menghindar dari kesengsaraan, tapi yang sering terjadi kita malah semakin terjerumus pada peningkatan rasa takut dan kesengsaraan.
Sudi Wadani
Agama Pramana
Agama
Piodalan di Pura, Sukra Paing Dunggulan
Piodalan di Pura, Buda Keliwon Pahang
Piodalan Purnama Kasa
Acara Agama
Piodalan Purnama Kelima
Piodalan di Pura, Purnama Kenam
Piodalan Purnama Kepitu
Piodalan di Pura, Tumpek Wayang
MAY
12
Piodalan di Pura, Buda Wage Kelawu
Beberapa piodalan berdasarkan wuku di Pura lan Merajan, Buda Wage Wuku Kelawu :
Pura Penataran Agung Teluk Padang Karangasem Pura Pasek Gelgel Pangembungan Bongkase Abiansemal Pura Pasek Bendesa Reyang Gede Penebel Tabanan Pura Pasek Gelgel Br Jawa Tengah Buleleng Pura Gaduhan Jagat di Desa Singake
Piodalan di Pura, Buda Keliwon Gumbreg
Beberapa piodalan di Pura, Buda Keliwon Wuku Gumbreg :
Pura Pasek Gelgel Kukuh Marga Tabanan Pura Merajan Pangeran Tangkas Kuro Agung Jeroan Sading Pura Dalem Setra Batu Nunggul Swana Nusa Penida ***
Piodalan di Pura, Buda Umanis Tambir
Piodalan di Pura, Redite Keliwon Pujut
Piodalan di Pura, Anggara Kasih Tambir
MAY
12
Piodalan di Pura, Tilem Kepitu
Beberapa piodalan di Pura, Tilem Kepitu :
Aci Petahuan di Pura Ulun Kulkul Besakih, Ngusaba Buluh di Pura Benua Kawasan Besakih dll ***
Piodalan di Pura, Wraspati Wage Sungsang
Beberapa piodalan di Pura, Wraspati Wage Wuku Sungsang :
Pura Kawitan Tangkas Kori Agung di Desa Tangkas Klungkung Pura Merajan Pasek Gelgel Petemon, Pura Merajan Pasek Gelgel Melinggih, Odalan Ida Bhatara Bang Tulus Dewa Besakih dll ***
Piodalan di Pura, Tilem Kawulu
Piodalan di Pura, Buda Wage Menail
Piodalan di Pura, Tilem Jiyestha
Piodalan di Pura, Hari Raya Pagerwesi
MAY
12
Piodalan di Pura, Tilem Kedasa
Beberapa piodalan di Pura, Tilem Kedasa :
Pura Kahyangan Tiga di Batur Bangli dll ***
Piodalan di Pura, Redite Wage Kuningan
Beberapa piodalan di Pura, Redite Wage Kuningan :
Pura Dalem Tegal Tamu Sekarmukti-Balubulan
Piodalan di Pura, Wraspati Umanis Dunggulan
Piodalan di Pura, Anggara Wage Pahang
MAY
12
Piodalan di Pura, Buda Umanis Perangbakat
Beberapa piodalan di Pura, Buda Umanis Perangbakat :
Pura Puri Agung Dalem Tarukan di sawah Jero Agung Tarukan Pejeng Tampak Siring Pura Pasek Marga Klaci - Tabanan Pura Agung Pasek Dauh Waru Jembrana Pura Ratu Pasek Sangsit Sawan - Buleleng Pura Pasek Tangkas Darma Reyanggede Tabanan Pura Desa Ban
Piodalan Purnama Karo
Beberapa piodalan, Purnama / purnamaning sasih karo :
Aci-aci Pengenteg Jagat di Pura Gelap Besakih Pura Dang Kahyangan Pengukur-ukur Pejeng Pura Ponjok Batu Tejakula-Buleleng dll ***
Piodalan di Pura, Buda Umanis Medangsia
Piodalan di Pura, Anggara Keliwon Medangsia
Piodalan di Pura, Buda Pon Tolu
MAY
12
Piodalan di Pura, Soma Wage Medangsia
Beberapa piodalan di Pura, Soma Wage Medangsia :
Pura Nataran Desa Getas Blahbatuh, Pura Merajan Pasek Gelgel Aan-Klungkung
Piodalan di Pura, Buda Wage Merakih
Beberapa piodalan di Pura, Buda Wage Merakih :
Pura Bendesa Mas Kepisah - Pedungan - Denpasar Selatan Pura Desa Silakarang - Singapadu Pura Dalem Petitenget - Kerobokan - Kuta Pura Dalem Pulasari - Samplangan - Gianyar, Pura Kubayan - Kepisah - Pedungan - Denpasar - Selatan Pura Pasek gelgel Banjar
Piodalan di Pura, Redite Pon Medangsia
Piodalan di Pura, Hari Raya Saraswati
Piodalan di Pura, Soma Umanis Tolu
Piodalan di Pura, Tilem Ketiga
MAY
12
Piodalan di Pura, Redite Keliwon Tolu
Beberapa piodalan di Pura, Redite Keliwon Tolu :
Pura Dalem Alas Harum Banjar Tegal Kepuh, Kaba-kaba Kediri Tabanan dll ***
Piodalan di Pura, Buda Umanis Julungwangi
Beberapa piodalan di Pura, Buda Umanis Julungwangi :
Pura Penetaran Gana Bebalang Bangli Pura Dadia Agung Pasek Sanak Sapta Resi Sidan Gianyar Pura Merajan Pasek Tohjiwa Jakatebel Pura Merajan Pasek Prateka Batusesa, Merajan Jeroan Dauh Cemenggon, Pura Puseh Penegil Darma Kubutambahan Singaraja d
Piodalan di Pura, Redite Umanis Merakih
Piodalan di Pura, Buda Wage Langkir
Piodalan di Pura, Redite Umanis Langkir
Piodalan di Pura, Soma Keliwon Krulut
MAY
12
Piodalan di Pura, Buda Keliwon Ugu
Beberapa piodalan di Pura, Buda Keliwon Ugu :
Pura Dalem Tarukan di Banjar Pulasari Desa Peninjoan Tembuku - Bangli Pura Desa Kayangan Tiga Desa Bubunan Seririt - Buleleng Pura Agung Gunung Raung Banjar Taro Kaja Taro - Tegalalang Pura Merajan Pasek Dangka Bungbungan
Piodalan di Pura, Redite Pon Julungwangi
Beberpa piodalan di Pura, Redite Pon Julungwangi :
Pura Panti Pasek Gelgel Gobleg Banjar Singaraja dll ***
Piodalan di Pura, Buda Umanis Kulantir
Piodalan di Pura, Buda Wage Warigadean
MAY
12
Piodalan di Pura, Anggara Kasih Kulantir
Beberapa piodalan di Pura, Anggara Kasih Kulantir :
Pura Penataran Tangkas Sukawati Pura Pasek Gelgel Penulisan Kerambitan Tabanan Pura Gaduh Sanding Pura Dalem Gandamayu Klungkung Pura Sanghyang Tegal Banjar Taro Kaja Tegalalang dll ***
Piodalan di Pura, Sukra Umanis Warigadean
Beberapa piodalan di Pura, Sukra Umanis Warigadean :
Odalan Ida Ratu di Penataran Agung Besakih, Odalan Ida Ratu Puraus di Pura Merajan Salonding Besakih
Piodalan di Pura, Saniscara Pon Dunggulan
Piodalan di Pura, Buda Keliwon Dunggulan
Piodalan di Pura, Anggara Kasih Perangbakat
MAY
12
Piodalan di Pura, Redite Umanis Ukir
Piodalan di pura, Redite Umanis Ukir
Sangah Gede Dukuh Segening Tegal Tugu Gianyar dll ***
Piodalan di Pura, Buda Paing Wariga
Beberapa piodalan di pura, yang jatuh tempo setiap buda paing wariga
Pura Merajan Pasek Gaduh Kayubihi Bangli
Piodalan di Pura, Saniscara Keliwon Kuningan
Ahimsa Parama Dharma
MAY
11
Piodalan di Pura, Tumpek Kandang
Beberapa piodalan di pura yang jatuh tempo pada tumpek kandang :
Pura Puseh, Pura Desa di Kota Gianyar Pura Luhur Dalem Sagening - Kediri - Tabana
Piodalan di Pura, Anggara Kasih Julungwangi
Beberapa Piodalan di Pura yang dilaksakankan pada Anggara Kasih Wuku Julungwangi :
Pura Tirta Harum Tegalwangi Bangli Pura Pasek Bendesa Sangsit Buleleng Pura Dalem Waturenggong Taro Tegalalang Pura Ibu (Pura Kaja) Wanasari Selemadeg Tabanan Pura Pasek Gelgel Tulikup Pura manik Bingin Sidemen dll *
Piodalan di Pura, Tumpek Krurut
Upacara Mengganti Nama Setelah Perkawinan
Piodalan di Pura, Wraspati Paing Medangsia
Piodalan di Pura, Soma Ribek
MAY
10
Piodalan di Pura, Anggara Kasih Dukut
Beberapa Piodalan Purnama, Anggara Kasih Dukut :
Pura Desa/ Pura Pucak Banjar Taman Bedulu Gianyar Pura Merajan Pasek Tangkas Kori Agung Sulahan Pura Merajan Pasek Padang Rata Padang Pura Puser Jagat Dalem Dukut Puri Sukun Nusa Penida
Dwi Wara
Dwi Wara (Dwiwara) adalah keberadaan dua wujud yang berbeda di alam ini yaitu menga dan pepet dengan urip wewaran disebutkan dengan angka genap ganjil :
Menga dengan jumlah uripnya : 5 sebagai simbol terbuka keberadaan siang dan terang.
Soma Ribek
Kala Gotongan
Semut Sadulur
MAY
8
Urip Wewaran
Urip wewaran adalah tingkatan neptu dari tiap-tiap wewaran yang juga tersebut dalam Lontar Bhagawan Garga sebagaimana yang dijelaskan dalam sumber kutipan wewaran yang terdapat dalam Rumus Perhitungan Wariga dan Dewasa Ayu dalam Kalender Bali, disederhanakan seperti berikut :
Demikian tingkatan uri
Mpu Bharadah
Mpu Bharadah adalah salah satu dari Panca Tirtha. Beliau datang ke Bali pada Isaka 963, tahun 1041 Masehi sebagaimana disebutkan di dalam prasasti Batumadeg.
Untuk menemui Empu Kuturan di Silayukti, beliau datang ke Bali sebagai utusan raja Airlangga.
Panca Tirtha
Babad ky. Gusty. Pangeran bendesa manik mas
Pelangkiran
Kebudayaan
MAY
6
Sekaa Teruna Teruni
Sekaa Truna Truni adalah organisasi karang taruna di Bali yang merupakan organisasi kepemudaan sebagai wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar
kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa/Kelurahan
Gedong Kirtya
Gedong Kirtya Singaraja Bali adalah merupakan perpustakaan naskah atau lontar-lontar Bali, bercikal bakal dari koleksi buku-buku dan lontar-lontar yang diwariskan Oleh Herman Neubronner van der Tuuk yang dikisahkan sejarahnya dalam wikipedia.
Tata Cara dan Faktor yang patut diperhatikan dalam upacara melukat
Tempat Suci untuk melukat
Beji
MAY
2
Lontar Wrtti Sasana
Lontar Wrtti Sasana adalah teks agama Hindu yang menguraikan tentang persyaratan atau disiplin seorang sulinggih yaitu wiku/pendeta yang harus berpedoman, memahami, menjalankan ajaran - ajaran sebagaimana disebutkan dalam kutipan Perpustakaan Universitas Indonesia >> Naskah Wrtti sasana, sehingga da
Pecalang
Pecalang adalah perangkat keamanan yang dengan menggunakan saput poleng sebagai kesatuan untuk menjaga kesucian, kesakralan dan dapat memberi rasa nyaman kepada masyarakat.
Tamas
Saput Poleng
APR
28
Angsa
Angsa ("swan") adalah wahana bagi Dewa Brahma dan saktinya Dewi Saraswati sebagai simbol widya yang dapat menyaring untuk memisahkan dari kekotoran atau hal - hal yang dapat menyesatkan dalam ilmu pengetahuan.
Genitri
Genitri ; Tasbih ; Aksamala adalah 108 biji rudraksa yang diuntai dengan benang katun/kapas dengan puncaknya berbentuk meru menjadi sebuah mala dalam melaksanakan japa, sehingga dalam pengalaman ilmu hendaknya dilandasi kesucian Dewi Saraswati disebutkan penggunaan genitri ini melambangkan bahwa ilm
Rudraksa
Rudraksa berasal dari kata rudra dan aksa yang berarti mata adalah pohon yang popular dengan nama ganitri atau genitri yang dalam bahasa latinnya disebut elaeocarpus ganitrus yang terdiri dari tiga macam jenis ganitri dan 4 jenis agak berlainan yang dinamai katulampa yang sebagaimana disebutkan dala
Bendesa Manik Mas
Bendesa Manik Mas adalah Mpu Jiwaksara (Dwijaksara) yaitu salah satu keturunan dari Mpu Gnijaya, sebagaimana yang dikisahkan dalam perjalanan Danghyang Nirartha sampai di Bali, beliau menetap di Desa Mas dan menikahi Gusti Luh Nyoman Manik Mas Genitri yaitu anak dari Bendesa Manik Mas.
Mitologi Ganesa
Mpu Sangkulputih
Sarira Kosha, "Bhuwana Alit"
Panca Maya Kosha
Bentuk dan jenis petulangan dalam upacara ngaben
Gajah Mina
Fungsi petulangan dalam upacara ngaben
Sejarah Petulangan
Petulangan
Sadacara
Pancak Sudamala
Ketipat Kelanan
APR
15
Banten Yadnya Untuk Menimbun Sumur
Tetandingan Banten untuk upacara menimbun sumur sebagaimana disebutkan dalam hal pemanes karang dokumen Bali Aga, yang terdiri dari : sebuah daksina dan nasi wong-wongan hitam ulam kakul/sipvit, Banten Peras memakai tumpeng hitam ulamnya pencok kacang, seekor ayam berbulu hitam dipanggang dan/ytfi
Banten Peras
Banten Peras/Pras adalah jenis banten permohonan agar upacara tersebut prasida sukses.
Untuk tetandingan banten peras yaitu : alasnya tamas / aledan / ceper, berisi kulit peras kemudian disusun di atasnya beras, benang dan base tempel serta uang kepeng.
Tapak Dara
Mona
Banten Penyeneng
Sad Kahyangan
APR
12
Mendem Pedagingan
Mendem Pedagingan adalah upacara yadnya untuk memfungsikan dan menghidupkan bangunan atau pelinggih - pellinggih suci pada sebuah pura yang merupakan upacara inti dari Ngenteg Linggih sebagaimana disebutkan dalam kutipan teks darmawacana ngenteg linggih oleh Bpk.
Rsi Agastya
Rsi Agastya adalah salah satu tokoh yang menyebarkan Agama Hindu dari India ke Indonesia yang merupakan guru dari Rsi Trenawindhu sebagaimana yang disebutkan dalam kisah perjalanan Rsi Markandeya untuk menuju Pulau Dewata Bali.
Ngusaba Nini / Desa
Ngenteg Linggih
Bhujangga Mpu Bendesa Dryakah, (Bhagawan Kamareka)
Rabu, 22 Oktober 2014
PERANG LOMBOK
PERANG LOMBOK
A. LATAR BELAKANG PERANG
LOMBOK
Dikeluarkannya berbagai
peraturan oleh kerajaan Mataram yang bertujuan untuk memantapkan dan menegakkan
kekuasaannya, telah membawa kesengsaraan dan penderitaan bagi
rakyat Sasak. Adapun peraturan tersebut di antaranya : (1) peraturan tentang pertanahan, (2) menghapus gelar "Raden" bagi orang Sasak,
(3) menghapus prasasti dan silsilah bagi orang Sasak, (4) memperluas perjudian
sabung ayam, (5) pembagian harta, peninggalan,
(6) pemberian gelar "Jero" bagi pimpinan Sasak, (7) pemerasan
tenaga kerja untuk pengabdian kepada raja.Sebelumnya, peperangan demi peperangan
dilakukan olehorang Sasak untuk menyerang orang Bali tetapi tidak pernah
berhasilkarena tidak ada persatuan. Peperangan tersebut adalah : 1). Peperangan Praya I, yang dipelopori oleh
keturunan Arya Banjar. 2). Peperangan
Kopang dengan gugurnya seorang pahlawan Sasak Mamiq Mustiasih, adik dari
Mamiq Mustiaji. 3). Peperangan Batu
kliang dengan gugurnya pemuka desa Batu kliang Jero Ginawang. 4). Peperangan Sakra yang dipimpin oleh Mamiq
Nursasih dan TuanGuru Haji Ali.Peristiwa-peristiwa
tersebut mengakibatkan kekuasaan Bali diLombok semakin melemah, karena di sisi lain mereka juga disibukkan
dengan mengirim bala bantuan ke Karangasem Bali yang sedang berperang dengan
kerajaan Klungkung.
B. PERLAWANAN PRAYA
Pada
tanggal 8 Agustus 1891 M (2 Muharram 1309 H) Mataram Guru Bangkol (Guru Ismail) bergerak menuju
medan pertempuran di Pakukeling dekat Kediri. Adapun
sebab-sebab pemberontakan Praya adalah: (1) pemerintahan Mataram
semakinsewenang-wenang, (2) dendam
sej ak Perang Praya I, (3) terbunuhnya
seorang ulama bernama Guru yang oleh perbekel Bali di Praya tanpa kesalahan
yang nyata. Dari sebab tersebut, yang palingmenyakitkan adalah sebab yang
ketiga, ketika Guru Bangkol meminta keadilan, ditolak oleh raja Mataram, maka
diputuskan untuk mengangkat senjata.Pertempuran di Pakukeling,
pasukan Guru Bangkol berhadapan dengan
pasukan A.A. Made Karangasem, putra sulungAnak Agung Gde Ngurah Karangasem.
Pada pertempuran tersebut pasukan Bali dengan persenjataan yang lengkap
dapat menghalau Guru Bangkol sampai ke Praya (H. Lalu Lukman, 2007).
Pasukan
Bali melanjutkan penyerangan, akan tetapi
Praya telah dikosongkan.Semua pasukan mengungsi ke desa-desa di sekitamya,
kecuali: GuruBangkol, Mami, Sapian, Haji Yasin, Mami' Diraja, Amaq Gewar,Amaq
Semain, dan seorang lagi, Amaq Tombok yang tetapmempertahankan masjid
Praya.Kota Praya tetap dikepung, namun ketujuh orang yangmenjaga masjid
berganti-ganti untuk memerangi musuh yangmengepung masjid. Jika sudah lelah
melayani musuh, lalu digantidengan yang lain. Selama berminggu-minggu orang
Bali mengepungmasjid Praya, namun tidak dapat juga direbut. Orang-orang
Balitidak berani maju dan selalu
mengandalkan orang-orang Sasak yangmasih setia kepada mereka untuk menjadi
pemuka dalam pertempuran.Sebuah keanehan terjadi, meskipun dikepung selama berminggu-minggu
oleh pasukan Bali beserta bantuan pasukanSasak, mereka tetap tidak mampu
menguasai Praya. Sebenarnya strategi yang dipergunakan oleh tujuh pahlawan
tersebut adalahdengan membuat sebuah bubungan yang digerak-gerakkan olehorang-orang
bersenjata, sehingga semuanya tampak bergoyangdahsyat.Akhirnya secara
berangsur-angsur, rakyat yang telahmengungsi
kembali memasuki kota untuk mempertahankan kotaPraya. Hal ini menimbulkan
kecurigaan Anak Agung Made terhadapkesetiaan pasukan Sasak yang membantunya.Karena
kesal, ia mengeluarkan ancaman: jika pemberontakanPraya selesai, maka semua
Haji, semua Guru, dan semua pemukaSasak akan dimusnahkan. Sedangkan yang
lainnya akandiseberangkan ke Bali dan ditempatkan di lereng-lereng gunung
danhutan di Bali. Ancaman tersebut secara berturut-turut dilakukan terhadap :
1. Praya.Memanggil Mamiq Ardita
yaitu keluarga dari Guru Bangkoldengan tuduhan yang dibuat-buat kemudian
disingkirkan.
2. Batukliang.Memanggil Mamiq
Wirata (Jero Buru) keluarga MamiqGinawang karena tidak lagi dianggap setia
kepada raja Bali, laludibawa ke Cakranegara dan semuannya dibunuh.
3. Kopang.Mamiq Mustiaji dari
Kopang dan Mamiq Mustiasih besertadua orang pengikutnya yang bernama Haji Husen
alias GuruImam dan Jero Ginawa alias Mamiq Ramelah. Tetapi merekadapat
meloloskan diri pulang kembali ke Kopang.
4. Sakra.Tuan Guru
Haji Ali dari Sakra, yang setia membantu Anak Agung Made dalam menyerang
Praya, tetapi beliau mampumeloloskan diri pulang ke Sakra.
C. PERSATUAN SASAK
Kegagalan-kegagalan yang selama ini dialami oleh
rakyatSasak ternyata karena memang belum adanya persatuan. Melalui perundingan
di Kopang akhirnya mereka mau bersatu untuk menata dan menyusun strategi
serta melakukan perlawanansecara
menyeluruh terhadap kekuasaan Bali. Para pemuka Sasak yang mengadakan pertemuan di desa Kopang dan
sekaligus bertanggungjawab atas wilayahnya antara lain : 1). Mamiq
Mustiaji dari Kopang. 2). Guru Bangkol dari Praya. 3). Mamiq
Ginawang*dariBatuliang. 4). Mamiq Nursasih dariSakra. 5). Raden Melaya Kusumadari Masbagik. 6). Raden Wiranom dari Pringgabaya. Dalam
musyawarah tersebut diputuskan untuk membantu Praya dan mengangkat. Tuan Guru
Haji Ali Batu dari Sakra sebagai
panglima perang. Kemudian para pemuka Sasak mengalihkan perhatian Anak
Agung memperluasmedan perang, bukan saja di kota Praya. Aturan
penyeranganditetapkan sebagai berikut :
1. Penyerangan ke Pringgarata
dilakukan oleh pasukan Masbagik,Rarang dan Kopang. Pertempuran pun berkecamuk
di sebelah barat
Pringgarata, di desa Sintung. Di desa Sintung tersebutPewanga Anak Agung dan pengiringnya diserang sampai kocar-kacir. Tetapi
Anak Agung dapat meloloskan diri., Sebuah pecanangan direbut oleh pasukan
Kopang yang dipimpin olehHaji Abas, lalu dibawa ke Kopang sebagai bukti.
2. Penyerangan pasukan Bali di
Praya ditangani oleh pasukan Sakradi bawah pimpinan Tuan Guru Haji Ali. Setelah
berhasil merebutPuyung, tepatnya di
desa Peku Keling dekat Kediri, Tuan GuruHaji
Ali terluka. Beliau lalu dibawa kembali ke Sakra. Anak Agung berhasil
meloloskan diri ke Narmada. Semua orangBali ditugaskan oleh Anak Agung menjadi
pengamat dan pengawas di setiap desa. Semua orang dibunuh, kecuali beberapa
penduduk desa yang karena hubungan baik dibiarkan tetap hidup, namun
haru~,meninggalkan desa itu.Pihak Bali di Lombok kemudian mendatangkan
sebanyak 1.200 orang dibawah
pimpinan Gusti Jelantik, putra dari RajaKarangasem Bali. Pasukan inilah yang
balik menyerang dengar.Menguasai desa demi desa hingga jauh masuk ke Timur
Juring,kecuali Praya yang sulit dijebol. Serangan juga diarahkari sampai keMujur
dengan sasaran akhir Sakra. Sedangkan di sebelah utara, prajurit Mataram memporak-porandakan Mantang, Kopang,
Rarang,Suradadi hingga ke Kotaraja dengan sasaran akhir Masbagik
danPringgabaya. Akibat serangan pasukan Bali ini, seorang pahlawanSasak
yang bernama Mamiq Mustiasih, adik dari Mamiq Mustiaji gugur. Setelah itu pertempuran agak mereda, namun
masing-masing pihak tetap dalam keadaan waspada. Dengan luasnya wilayah
yang terlibat sehingga peperanganini disebut Perang Lombok Pada masa ini penderitaan
panjangdialami oleh masyarakat Sasak. Sawah ladang terbengkalai.
sehinggaterjadi kekurangan bahan makanan dan kelaparan pun terjadidimana-mana.
D. MEMINTA BANTUAN
Dalam pertemuan pemuka-pemuka Sasak di Kopang tanggal9
Desember 1891 M (bulan ketujuh Jumadil Awal 1309 H) juga memutuskan untuk minta bantuan
persenjataan ke Belanda yang ada di Bali, karena terbukti bahwa pihak Mataram
melakukan kontak dengar Inggris di Singapura untuk pembelian senjata dalam
melawan orang-orang Sasak. Adapun sura tersebut ditandatangani padatanggal 9
Desember 1891 M oleh ketujuh pemuka
Sasak yaitu Djero Mudtiadji, dari Kopang, Guru Bangkol dari Praya, Mamiq
Noersasih dari Sakra, Mamic Ginawang dari Batukliang, Raden Ratmawa dariRarang, Mamiq Wiranom dari Pringgabaya dan Raden
MalayaKoesoema dari Masbagik.
Surat tersebut semakin memperkuat alasan Belanda
untuk ikut campur menyelesaikar permasalahan di Lombok. Akan
tetapi pihak Belanda di bawah pimpinan GGMC. Pijnacker Hordijk
tidak dapat berbuat apa-apa. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal : 1). Padahal
perjanjian 7 Juni 1843M menyatakan
bahwa "pulauSelaparang adalah milik dan kepunyaan Gubernemen
Belanda". 2). Sibuk menghadapi
perang Aceh dan takut kepada Inggris.Sementara pelanggaran-pelanggaran pihak
Mataramdibiarkan seperti : 1). Tahun
1891 M Mataram mengirim bantuan ke
Bali untuk membantu Karangasem melawan Klungkung tanpa pemberitahuan
Gubernur Jenderal. 2). Pemberontakan
2Agustus 1891 M tidak dilaporkan olehMataram
kepada Belanda. 3). Februari 1892
M, kontrolir Liefrinck bermaksud datang keMataram,
tetapi ditolak oleh raja. 4). Anjuran
Belanda supaya Mataram tidak mengimpor senjatadengan menggunakan kapal laut
tidak dihiraukan. 5). Mei 1982
M residen Bali dan Lombok datang ke Lombok meminta keterangan tentang pengaduan orang Sasak ditolak olehraja. 6). Raja
Mataram berusaha agar Inggris turut campur ke dalammasalah kontrak tahun 1843M.
Kemudian kembali lagi Belandaikut campur tahun 1893 M yang diwakili oleh Hordijk
untuk mendamaikan rakyat Sasak dengan Mataram. Tetapi ditolak olehMataram. Kali ini Raad van Indie marah dan
menempuh jalankekerasan.Kontrolir Liefrinck kemudian mengambil inisiatif
denganmendarat lewat Labuhan Haji (sebuah
pantai di sebelah selatanLombok Timur). kemudian melaporkan bahwa : 1). Di Lombok rakyat Sasak terancam kelaparan. 2).
Aktivitas penyerangan dari rakyat Sasak sudah berkurang danhanya bertahan di pos masing-masing. 3). Pos-pos rakyat di Praya setiap hari mendapat
serangan dariMataram sementara rakyat kelaparan. 4). Pemimpin-pemimpin dan rakyat Sasak telah bertekad
tidak akanmenyerah terhadap Mataram. 5). Di pihak A.A. Made bertekad
sehabis perang akan membunuhsemua pemimpin
Sasak terkemuka dengan keluarganya serta parahaji agar tidak ada yang
menganjurkan pemberontakan. 6). Menurut
Liefrinck rencana A.A. Made pasti akan dilaksanakan,terbukti dengan
pemanggilan dua orang pemuka Sasak dibunuholeh
A.A. Made.
E. TUNTUTAN BELANDA
Mengetahui laporan tersebut, Gubernur Jenderal
memutuskanuntuk ikut campur
yang tidak dapat ditunda lagi. Pada tanggal 22 Mei 1894 M, Gubernur
Jenderal mengirim surat kepada menterikoloni Bergsma bahwa Belanda akan campur
tangan untuk memperbaiki nasib rakyat Sasak. Akan tetapi sebelum
menggunakankekerasan Gubernur Jenderal Van Der Wijck memerintahkan residenBali
dan Lombok untuk menuntut Mataram sebagai berikut :
1. Raja Mataram minta maaf dan
menyatakan penyesalannya atas perbuatan raja yang tidak senonoh kepada
Gubernur Jenderal.
2. Raja Mataram akan menuruti
perintah Gubernur Jenderal dengantepat
3. Penerimaan campur tangan dalam keadaan yang rumit diLombok.Berdasarkan laporan dari J.H. Liefrinck,
Gubernur Jenderal diBetawi memerintahkan residen di Singaraj a untuk datang
sendiri keMataram membawa surat tuntutan (ultimatum) yangkeberangkatannya
terjadi pada tanggal 27 Mei 1894 M. Upaya perundingan yang diprakarsai oleh Belanda untuk
mempertemukanorang Sasak dengan Mataram berakhir buntu. Orang-orang
Sasak meminta orang-orang Bali dipulangkan ke negerinya.
Kemudian pada tanggal 9 Juni 1894
M residen menyerahkan tuntutan yang bunyinya :
a. Permintaan maaf yang
sebesar-besarnya atas sikap yang kurang pantas yang selalu diambil
terhadap Gubernemen dan petugas- petugasnya.
b. Jaminan terhormat, agar
pemerintah kerajaan (Vorsten Bestuur)selalu ditaati pihak Mataram. Pihak
Mataram harus mengikutisegala "perintah
dari Gubernur Jenderal sebagai pelaksana dari pemerintah atas seluruh
Hindia Belanda, di mana Lombok termasuk
bagian dari kekuasaannya.
c. Anak Agung Made diminta untuk
bertanggungjawab dan bersedia untuk diasingkan ke pulau lain.
d. Menggunakan perantara residen untuk mengakhiri
kekacauan diLombok dan berjanji akan tunduk
dibawah peraturan yangdikehendaki oleh residen, demi kepentingan tugas.
e. Peletakan jabatan raja yang
sudah tua digantikan oleh penggantinya yang sah.
f. Kesediaan untuk melaksanakan
penandatanganan kontrak politik yang baru, sesuai dengan kehendak Gubernur
Jenderal.
g.
Pembayaran semua ongkos ekspedisi.Tuntutan-tuntutan
tersebut di atas harus dijawab oleh rajadalam waktu 3 hari. Pada
tanggal 11 Juni 1894 M, raja
meminta penundaan jawaban dalam waktu yang tidak terbatas. Permintan
iniditolak pihak Belanda, karena pada tanggal 13Juni 1894 M, residen berangkat meninggalkan Lombok dan kembali
ke Singaraja dengantidak membawa hasil apapun. Belanda kemudian
mengirimkan pasukan untuk memerangi kerajaan Mataram di Lombok. Dalam bulan
agustus 1894 M, Belanda mengirimkan kapal
perang-dengan pasukan bersenjata lengkap di bawah pimpinan Jenderal Van
Ham, para perwira kebanyakan terdiri dari orang-orang Belanda,sedangkan
serdadunya terdiri dari orang Jawa, Ambon dan Manado.
F.
TERBUNUHNYA ANAK AGUNG MADE
Dalam keadaan siap gempur tersebut, pasukan Belandaditurunkan dari kapal ke pantai sebelah utara Ampenan,
di sekitar Pondok Prasi. Sedangkan
para pemimpinnya menghadap raja dengan permintaan supaya.pihak kerajaan takluk
dan menandatangani surat penyerakan. Melihat kekuatan pihak Belanda yang
tidak mungkinterkalahkan, maka raja terpaksa menyetujui untuk berdamai,
dengansyarat diantaranya bahwa pihak Belanda masih mengakui kedaulatankerajaan
Mataram atas Pulau Lombok. Kerajaan Mataramdibebankan ganti rugi sebesar 1 juta
Gulden, sedangkan penyerahanAnak Agung Made Karang Asem tidak terlaksana karena
ketikaterjadi pergolakan politik itu ia meninggal dunia.Berita tentang
kematian Anak Agung Made sendirimengandung teka-teki sampai kini. Di masyarakat
beredar beberapaspekulasi tentang kejadian
yang menyebabkan tewasnya anak rajayang saat itu menjadi incaran Belanda
tersebut. Berikut akandiuraikan secara garis besar beberapa versi tersebut :
1. Anak Agung Made telah melakukan
Gamia Gamana (melakukanhubungan badan dengan salah satu anggota keluarganya),
makamenurut hukum kerajaan mereka harus dihukum mati, meskipun pelakunya
anggota keluarga raja.
2. Menurut Belanda dalam buku
"Lombok Expeditie" tulisan W.Cool tahun 1896 M, bahwa Anak
Agung Made tewas karenaterbunuh dengan keris.
3. Anak Agung Made Karangasem,
tidak rela diserahkan keBelanda, karena ia adalah seorang kasta ksatria, maka
lebih baik mati. la diduga bunuh diri.Dengan demikian terjadilah
perdamaian itu, maka kedua belah pihak bersepakat untuk mengadakan upacara
peringatan yang juga dihadiri oleh pemuka-pemuka Sasak yang dilangsungkan
pada tangga1 26 Agustus 1894 M. Pasukan Belanda yang diturunkan darikapal
membuat perkemahan di sebelah barat Karang Jangkong dansebagian menduduki
posisi di tanah lapang di muka Pura Meru yang berhadapan dengan Puri Ukir
Kawi di Cakranegara.
G. SEBAB KEKALAHAN MATARAM
1. Mulai tumbuh kesadaran di kalangan orang Sasak akan pentingnya makna persatuan.
2. Sejak terjadi peperangan antara Mataram-Sasak,
kerajaanMataram tidak pemah mendapat
bantuan secara tulus dari para pendukungnya.
3. Pada akhir pemerintahan raja
tua, A.A. Gde Ngurah Karangasemtidak mampu mengendalikan salah seorang anaknya,
A.A. Made,yang terlalu memburu harta. Sedangkan putra mahkota, A.A.Ketut
Karangasem, tidak berdaya.
4. A.A. Made dan A.A. Ketut
Karangasem merasa malu. Kenyataan bahwa ketika perang di Praya selama tiga
bulan melawan tujuhorang saja mereka tidak mampu menang, padahal pihak Mataram
menggunakan berbagai persenjataan modem, hal itu menurunkanmoral pihak Mataram.
5. Orang-orang Sasak yang membantu
Bali tergetar hatinya uanruntuh moralnya ketika mendengar kumandang jihad
fisabilillah.Akibatnya banyak orang Sasak yang berbalik haluan danmembangun
Sasak bersatu.
6. Orang Sasak keberatan dikirim
berperang melawan Klungkung Bali.
7. Dalam beberapa peperangan yang
mendatangkan malapetaka, pihak Mataram selalu meminta bantuan dari Bali.
Di sisi lain, diBali sendiri terjadi perang antar kerajaan.
8. Jasa jasa baik Belanda untuk
menawarkan perdamaian ditolak oleh Mataram.
BAB XIV
LOMBOK PADA MASA BELANDA
A. INTERVENSI BELANDA
Sesudah kerajaan Bali ditaklukkan oleh Belanda tahun 1894M, terjadi
persoalan tentang status dan kedudukan pulau Lombok dalam konteks
pemerintahan. Jika orang Sasak diserahi untuk memerintah
sendiri (zelfbestuur), mungkin mereka sudah lupa,karena terlalu lama dijajah
oleh Bali (selama 150 tahun). Sebaliknya, jika diserahkan kepada orang
Bali maka hal itu lebih tidak mungkin,karena akan terus-menerus terjadi
peperangan. Maka untuk sementara waktu
wilayah Lombok ditempatkan di bawah pemerintahan langsung pihak
Belanda (Onder RechtsteeksBestuurgebied),
dan pada waktunya nanti akan diberikan kekuasaanuntuk memerintah dirinya sendiri.
Tetapi masyar4kat perlu dididik dahulu supaya matang.Terdapat beberapa hal
yang membuat Belanda memilikikesimpulan demikian :
1. Orang-orang Bali yang yang
berada di bagian barat pulauLombok menjalankan kekuasaan secara mutlak atas
orang-orangShsak yang beragama Islam.
2. Orang-orang Bali tidaklah begitu
berani menghadapi dan beradadi
tengah-tengah orang Sasak sehingga menggunakan perwakilanorang-orang Sasak dari kalangan Punggawa.
3. Orang-orang Bali memberikan
hukuman berat kepada orang- brang Sasak. Hukuman tersebut menyebabkan
terjadinya pemberontakan pada tahun 1854 dan 1856 M, akan tetapi orang-orang Sasak gagal untuk
membebaskan diri dari kekuasaan Bali.
4. Raja Mataram memberi bantuan pasukan kepada raja
Mengwiuntuk melawan Gianyar. Pasukan bantuan tersebut berasal dari kalangan Sasak. Oleh sebab itu, Belanda merasa
perlu ikut campur menangani permasalahan tersebut untuk menghindari korban
yang lebih banyak. Sebenarnya alasan tersebut cukup mengada-ada, akan tetapi
karenakerajaan Mataram (Gusti Ngurah
Ketut Karangasem)melanggar perjanjian yangtelah disepakati denganBelanda pada
tanggal 7 Juni 1843 yang
isinyamenyatakan bahwa Pulau Selaparang adalah milik dankepunyaan Gubernemen
Belanda, ditambah lagidengan kesewenang - wenangan raja Mataram terhadap
masyarakatSasak seperti berita dari surat yang ditulis tanggal 9 Desember 1891M, maka pihak belanda merasa perlu untuk turun
tangan. Menurut pihak Belanda bahwa meskipun surat tersebut
Pertempuran alKarang Tumbuk Sumber : Pulau
Lombok dalam Sejarah berasal darikaum miskin dan bodoh tetapi mereka adalah
para pemuka-pemukaSasak. Hal itu juga diperkuat oleh hasil laporan dari
observasiLiefrinck yang tiba di pulau Lombok pada tanggal 3Maret
1894 Myang memeriksa keadaan suku
Sasak di pulau Lombok.Pihak Mataram juga memberikan hak monopoli kepada
orangInggris, bahkan memberikan izin untuk mendirikan bengkel perkapalan
di Labuhan Tering tanpa izin dari pihak Belanda. Makatidak ada pilihan lain
bagi Belanda selain terlibat langsung danmenegur pihak Mataram.Sebenarnya pihak
Belanda sudah mencoba mempertemukantokoh-tokoh Sasak dan pihak Mataram, akan
tetapi menemui jalan buntu. Akhimya Belanda mengeluarkan ultimatum yang
memberatkan Mataram, akan tetapi pihak Mataram meminta penundaan jawaban.
Pihak keraj aan selalu mengulur-ulur waktu.Melihat gelagat tersebut kemudian
Belanda menurunkan pasukannyadan mendarat di Ampenan, maka mau tidak mau
ultimatum tersebut harus diterima. Untuk kelancaran dan berjalannya
pembicaraanBelanda memindahkan sebagian pasukannya di tanah lapang dekatPura
Meru.Adapun isi perjanjian antara Mataram
dan Belanda yangtertanggal 7 Juni 1843M
sebagai berikut : 1).Mataram
mengakui kedaulatan Belanda atas pulau Lombok. 2). Mataram tidak lagi melakukan
hak adat tawan karang. 3). Mataram
akan melindungi kepentingan perdagangan Belanda. 4). Mataram tidak lagi kontak atau melakukan
perjanjian dengan bangsa kulit putih lainnya. 5). Sebagai imbalan Mataram diberi hak otonomi penuh
olehBelanda dalam melaksanakan pemerintahan di Lombok.
B. UTUSAN SASAK KE CAKRANEGARA
Untuk penandatanganan perjanjian tersebut harus
disaksikanoleh pemuka-pemuka Sasak. Untuk memberitahu orang Sasak,Jenderal Van
Ham diutus menemui mereka di Sisik agar datangke Cakranegara akan tetapi
pemuka-pemuka Sasak menolak undangan tersebut. Mendengar penolakan
tersebut akhimya panglima pasukan sendiri datang ke Sisik Labuhan Haji
sambil memberikan penjelasan dan para pemuka Sasak
menyepakatidengan mengirim utusan
sebanyak 2 orang.Kemudian pada
malam tanggal 26 Agustus 1894
M, keduautusan Sasak datang dan ditempatkan di markas tentara Belanda.
Tetapi kedua orang utusan tersebut membuat ulah
denganmeninggalkan tempat perundingan. Mereka berpendapat bahwa,adalah sama
saja, "lepas dari mulut buaya, masuk ke mulutsinga". Kemudian
keduanya menembak ke dalam puri. Tembakanitu menimbulkan reaksi dan terjadilah
baku tembak yang semakingencar.Setelah
berkobamya pertempuran antara Belanda denganMataram, mereka meninggalkan kota
melalui desa Lingsar. DiBatukliang mereka
bertemu dengan pasukan Overste Van Lawick Van Baps, yang sebelumnya
berpatroli di Batukliang. Para utusan tulah yang memberitahu bahwa di
Cakranegara telah terjadi pertempuran antara Belanda dengan Mataram.
C. TEWASNYA JENDERAL VAN HAM
Pukul
23.15 WITA terjadi peperangan antara
Belanda denganMataram, karena kedua utusan tersebut menembakkan
senapan.Kemudian terjadi saling tembak-menembak yang menyebabkanseorang bintara
terluka parah. Pada penyerangan tersebut Belandamemiliki kekuatan sebanyak 400
orang.
·
Kapten Kamerman memimpin garis utara.
·
Kapten Fuhr Hop memimpin garis barat dan selatan
dibantu olehkompi Maluku.Pukul
24.00 wita, pihak Mataram menyerang
bivak-bivak sebagai sasaran yang empuk karenatidak penghalang. Perwira
KesehatanYanssen penuh kesibukan Sementaratembakan terus-menerus dan bertubi-tubi, bantuan yang diharapkan
tidak kunjung datang. Pada saat keluar itulah Jenderal Van Ham
tertembak di bagian perut dan dada.
Siapa yangmenembak sampai sekarang masihmenjadi tekateki. Sebanyak
16 prajurit meninggal dan 2 orang terluka
parah. Di bawah tembakanyang gencar itu, rombongan tandumembawa Jenderal Van
Ham tiba di Pura Karang Jangi:c DisitulahJenderal Van Ham menghembuskan
nafasnya terakhir.Demikianlah, setelah peperangan agak reda, jenderal kompiVan
Lawick yang memberi bantuan, ketika memasuki Cakranegara,Karang Tumbuk, Sweta
dihadang pasukan kerajaan. Merekaditembaki dari lubang-lubang pekarangan
sekitarnya. Sedangkan pasukan Blegvelt yang berpatroli ke Praya dan Sukarara
pada tanggal 26 Agustus menerima
berita lalu kembali ke Mataram. Begitupulasetelah memasuki Cakranegara mereka
menerima tembakan demitembakan dari kiri-kanan jalan. Banyak sekali
korban matiditinggalkan dan yang terluka
ditandu. Dalam kegelapan malam,sekitar puku1 20.00, mereka berbelok ke arah Mataram denganmeninggalkan banyak korban.
D. PENYEMPURNAAN KEKUATAN BELANDA
Pada
tanggal 27 Agustus 18 94 M, Jenderal Vetter sampai diAmpenan. Kemudian melaporkan kejadian tersebut melalui telegramkepada
Gubernemen Jenderal di Betawi pada tanggal 28
Agustus18 94 M. Jenderal Vetter menerima jawaban bahwa
ekspedisi dal :disempurnakan. Dalam waktu lima hari tepatnya tanggal 31
Agustus1894 M,
gerakan lebih ofensif mulai dilakukan. Sementara
itu pihak raja Mataram mencoba berdamai dan memohon maaf,
tetapi permintaan maaf tersebut ditolak.Angkatan laut Belanda pun mulai
menembaki MataramdanArong-Arong (Dasan Agung) sehingga orang Bali
terusir.Sebelum penembakan dilakukan mereka melakukan observasi penyisiran
terhadap orang-orang Bali yang memiliki tembok-tembok yang sangat untuk
melindungi mereka dan orang-orang Sasak terutama di sekitar Kekalik dan
Tepi Sungai. Hal ini bertujuan untuk lebih leluasa menembaki dengan tujuan
menduduki Mataram.Dengan demikian, seluruh pantai utara dan barat Lombok dikuasai
oleh pihak Belanda. Sementara orang Sasak di Lombok Timur dan Lombok Tengah dipersenjatai untuk
menyerang Mataram.Raja Mataram mulai menarik simpati orang-orang Sasak
denganmemberikan janji muluk dan iming-iming hadiah uang. Sementaraitu
menyerahnya Datu Pangeran Ketut Karangasem bersama lima belas orang yang
beragama Islam tidak menyurutkan guru Bangkoluntuk menyerang Mataram.
E. RUNTUHNYA KERAJAAN BALI DI
LOMBOK
Beberapa kronologi peristiwa : 1). Pada tanggal 5
September 1894 M, beberapa desa seperti Kekalik, Dasan Agung, Rembiga dapat diduduki tanpa adanya perlawanan.
2). Pada tanggal 12 dan 13
September 1894 M : (a). Pagutan dan Pagesangan ditembaki dari arah kekalik. (b). Pagesangan dan Pesinggihan dari
Arong-ArongTembakan balasan pun terjadi dari arah Pagesangan sehingga dari
pihak Belanda dua orang tewas dan tujuh orangluka-luka. 3). Pada tanggal 14 September 1894M, Pagesangan dikuasai dan dijadikan pos.
Untuk membersihkan medan disekitarnya
dilakukan oleh sekitar 100 orang hukuman untuk membuat jalan dari
Kekalik keSekarbela dengan tujuan pengangkutan material berat pada
esok harinya. 4). Pada tanggal 17
September 1894M, operasi dari kampung-kekampung terus dilaksanakan yang didahului dengan tembakan artileri.
Panglima Vetter memimpin seluruh
operasi. Pukulan tong-tong memanggil semua orang Bali untuk ikut
serta bertempur. Dari Cakra segera datang pasukan Bali yang kuat. Dalam
waktu yang singkat kedua belah pihak terlibat dalam pertempuran yang
sengit, berturut-turut, satu demi satu stelling Bali direbut kembali. Kemudian
setelah dibantu pasukan Sasak,Belanda mendesak Mataram.
Dalam
pertempuran ini, Gusti Luki anak almarhum
A.A. Made tewas. 5). Pada tanggal 19
dan 20 September 1894 M, pasukan
Matarammencoba merebut Pagutan tetapi dapat dicegah oleh rakyatSasak, bahkan
bekas pemimpin desa, Ida Nyoman Kosong dapatditangkap kemudian diserahkan
kepada Jenderal Vetter. 6). Pada
tangga1 27 dan 28 September 18 94 M berturut-turut dilakukan
manuver ke timur-laut Mataram untuk mengalihkan perhitungan musuh.
Dengan kekuatan satu setengah batalyondibawah pimpinan
Jenderal Sugov menuju ke Rembiga. Mula-mula diambil stelling di Pajarakan, dari
kampung Kamasan disebelah utara,
Mataram ditembaki terus-menerus. Kemudianmenuju ke arah timur-laut. Kemudian,
kampung Kamasandiserang dari kampung
Monjok. Terlebih dahulu tembok yangmenjadi penghalang dihancurkan dengan
granat.Perlawanan dari pihak Bali tidaklah kecil. Mereka bersikukuhmempertahankan setiap jengkal wilayahnya,
terutama tempat-tempatdi sekeliling puri istana kediaman Anak Agung Ketut
Karangasemyang merupakan calon pengganti raja yang sudah lanjut usia. Namun bagaimanapun
kuatnya pertahanan pihak Bali, kota Mataram dapat dikuasai dan diduduki akibat persenjataan yang tidak berimbang. Pihak
pasukan Bali pun terpaksa meninggalkan segala-galanya dan terdesak mundur dari
semua front pertempuran, sehingga menurunkan semangat juang pihak Bali.
Tembok-tembok dibongkar dengan segala macam alat, sepertimesiu, dinamit,
linggis, dan sebagainya. Dalam waktu yang singkatketiga puri tersebut sudah
berada kobaran api, yang berakhir sampai tengah malam.
Demikianlah tempat-tempat para pembesar Bali
dihancurkan. Kota Mataram yang megah itupun hancur lebur,termasuk puri
(kediaman) raja dan putra mahkota. Salah satu peristiwa penting yang terjadi
pada saat penghancuran kerajaan Mataram, adalah ditemukan kitab Negara
Kertagama karya Mpu Prapanca oleh Dr J.L.A. Brandes tepatnya disekitar halaman
istana Cakranegara. Adapun sampai jatuhnya Mataram, jumlah kerugian di
pihak Belanda : satu orang perwira (letnan dua infanteri) berikut 13 anak buahnya
dan 3 orang hukuman, yang luka-luka 4
orang, kemudian dua orang letnan dua beserta 50 anak buahnya. Pertempuran merebutMataram
sengit sekali. Adapun kerugian dari pihak Bali, lima pimpinan Bali yang
terkenal, juga putra mahkota (Anak Agung Ketut Karangasem) beliau gugur waktu
mempertahankan Puri bersama anak buahnya. Di pihak Bali, jumlah korban
ditaksir lebih dari 300 orang meninggal.
Beberapa pengikut putra mahkota yang setia telah mengangkut jenazah ke
Cakranegara pada tengah malam. Di sana raja tua ingin melihat putranya tetapi
dicegah karena tubuh Anak Agung Ketut terlalu hancur akibat
tembakan. Pada tanggal 10Oktober barulah
proses penyerangan selesai.Maka sejak itu, secara nyata dimulailah penjajahan
pulau Lombok oleh Belanda. Sejak itu pulalah pihak Belanda
sibuk mengatur segala sesuatu menurut kehendaknya, terutama dalam soal keamanan dan penertiban wilayah.
F.
SISTEM PEMERINTAHAN
Pada tahun 1882
M berdasarkan Ind. Stbl. No. 123, pemerintah Belanda mendirikan keresidenan
Bali dan Lombok,dengan Ibu Kota Buleleng (Singaraja). Para raja di Mataram
sangatkeberatan atas tindakan Belanda
karena bertentangan dengan perjanjian persahabatan tahun 1843M.
Tetapi Belanda tidak pernahmenghiraukannya
karena Belanda menganggap pulau Lombok adalah wilayah kekuasaannya. Dengan
demikian, kedaulatan Mataram sudah tidak penuh lagi. Hal ini terbukti
jika ada darikerajaan itu yang bertindak
bertentangan dengan kehendak Belandamaka mereka akan dicap indisipliner. Adapun
sistem pemerintahan Belanda pada waktu itu sebagai berikut :
1. Pulau Lombok diberi kedudukan sebagai bagian
(afdeling) darikeresidenan Bali dan Lombok,
yang dikepalai oleh seorang residen yang berkedudukan di Singaraja sebagai ibu
kota keresidenan, sedangkan afdeling Lombok dikepalai oleh seorang Assisten Residen yang berkedudukan di Mataram
sebagai ibu Kotanya.
2. Pulau Lombok pada mulanya
dijadikan dua wilayah (Order Afdeling), yaitu wilayah Lombok Timur dengan
ibu kota Sisik (Labuan Haji) dan wilayah Lombok Barat dengan ibu kota
Ampenan, tetapi kemudian dirubah menjadi 3 wilayah : (1) Lombok Barat dengan ibu kota Mataram, (2)
Lombok Tengah dengan ibu kota Praya, dan (3)
Lombok Timur dengan ibu kotaSelong.
Masing-masing dikepalai seorang Belanda dengan kedudukan controleur, sedangkan
daerah utama yaitu Tanjung ditempatkan seorang gezaghebber (semacam penguasa
perang).
3. Tiap-tiap wilayah dibagi menjadi
beberapa kedistrikan, yangdikepalai oleh seorang distrik dan bagi orang-orang
Bali diangkat seorang yang berkedudukan
sebagai punggawa dari orang Bali. Pembagian
wilayah kedistrikan di Lombok Timur terdiri atas : Masbagik, Rarang,
Pringgabaya, Sakra. Lombok Tengah terdiriatas:
Praya, Batukliang, Kopang, Jonggat. Sedangkan di Lombok Barat terdiri
atas: Ampenan, Gerung, Tanjung, Bayan.
4. Golongan Bali, rupanya untuk
memberikan kepuasan kepada mereka, rakyat Bali dijadikan 9 wilayah yang
masing-masing dikepalai oleh
seorang patih, kemudian dijadikan 3 punggawaanyaitu
punggawa Cakranegara Utara, Cakranegara Selatan dan Pungggawa Pemenang.
5. Pembagian kedistrikan bagi orang
Sasak tidak lagi didasarkan pembagian
geneologis, tetapi berdasarkan wilayah teritorialdengan batas-batas tertentu, sedangkan untuk kepenggawaanmasih
diatur menurut penduduk yang terdiri dari orang-orangBali (geneologis). Dengan adanya perkembangan ini, maka beberapa
peraturanikut berubah, sebagai berikut : 1). Lombok Timur: untuk
kedistrikan Rarang dibagi 2 yaitu Rarang Timur
dan Rarang Barat. 2). Lombok Barat: untuk
kedistrikan Ampenan dibagi menjadi 2, yaitu
: Ampenan Barat dan Ampenan Timur. 3). Sedangkan
untuk tiga punggawa itu dijadikan satu yaitu penggawa Cakranegara yang
mengepalai seluruh orang Bali yang berada di pulau Lombok. 4). Bagi penduduk golongan minoritas sebagai
orang-orang China,Arab dan India serta orang asing lainnya. 5). China diangkat seorang kepala yang disebut Kapten
der Chinezen, untuk golongan Arab juga India yang diistilahkandengan orang timur asing diangkat juga seorang
kepala.
G. PENDIDIKAN RAKYAT
Pada
zaman pemerintahan Belanda, secara umum di seluruhdunia terjadi perubahan dan pembaharuan secara menyeluruhterhadap aspek
politik, ekonomi, sosial dan budaya. Perusahaan- perusahaan yang ada di
Indonesia mengalami perkembangan yangsangat pesat sehinggga membutuhkan tenaga
kerja yang terdidik danmemiliki keterampilan tertentu. Dalam hal ini
pendidikanmempunyai peranan yang sangat penting. Di samping itu
penduduk pribumi juga mulai bangkit semangat dan kesadarannya unmemperbaiki
status sosialnya sebagai warganegara kelas dua melalui pendidikan. Oleh karena itu pemerintah jajahan
mengarahkan pembinaan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kerja pribumi, demi kepentingan kaum pemilik modal Eropa (Belanda).
Sesudah 18 tahun Belanda menguasai Lombok sekitar 1912 M, sekolah yang dibangun hanya 8 buah Yaitu : (1)
Sekolah Gubernemen di Mataram, Praya dan Selong masing-masing sebanyak
1 buah. (2). Sekolah Subsidi dibangun di Pringgabaya, Labuhan Haji, Masbagik, Kopang masing-masing 1 buah. (3). Sekolah Desa di Mantang hanya sebuah. Pada tahun
1923 M baru dibangun sekolah "Hollands Inlandse
School (HIS)" di Mataram dan beberapa tahun kemudian dibangun Schakel
School diSelong. Sampai tahun 1942 M tidak ada sekolah menengah (SMP) yang dibangun
sebagai sekolah Mayor Sumber : Lombok dalam Sejarah lanjutan Sekolah Rakyat.
Penyelenggaraan pendidikan oleh masyarakat secara swadaya juga
diperbolehkan, akan tetapi harus mendapatkan izin dari pemerintah Belanda.
Laporan-laporan mengenai kurikulum dan keadaan sekolah
pun harus dilaporkan secara berkala. Ketidak lengkapan laporan sering dijadikan
alasan untuk menutup kegiatan pendidikan
di kalangan masyarakat tertentu, sehingga haltersebut dapat menjadi faktor penghambat karena rakyat
belum menguasai administrasi dengan matang.
H. PERADILAN
Peradilan diatur menurut golongan. Adapun
golongantersebut sebagai berikut : 1).
Untuk golongan Sasak dinamakan "Raad
Sasak". 2). Untuk golongan Bali dinamakan "Raad van
Justitie", Raad Sasak dan Raad
Kerta. 3). Peradilan dilaksanakan
berdasarkan adat dan pasuar. 4). Pengadilan
asli dari tiap-tiap golongan juga diadakan pada tiap-tiap wilayah : (a).
Golongan Sasak diketuai oleh controleur dan
seorang wakil ketua beberapa anggotanya yang diangkat dari orang-orang Sasak. (b).
Golongan Bali diketuai oleh controleur dan
seorang wakil ketua beberapa anggotanya yang diangkat dari orang-orang Bali. Di
tiap-tiap kedistrikan diadakan peradilan yang lebih rendahdisebut "Raad
Distrik" (distrik gerechts) dengan batasan kekuasaanlebih sedikit. Untuk
menilai segala keputusan dari masing-masingRaad (Peradilan asli) diadakan badan
penguji yang dinamakan"Revisie Kommissie" yang diketuai oleh Assisten
Residen dengan beberapa orang anggotanya yang merupakan wewenang
tertinggi bagi peradilan asli itu.
Langganan:
Postingan (Atom)