Rabu, 23 Desember 2015


KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN Sebagai suatu organisasi, lembaga pendidikan memerlukan tidak hanya seorang manajer untuk mengelola sumber daya lembaga pendidikan yang lebih banyak berkonsentrasi pada permasalahan anggaran dan persoalan administratif lainnya, tetapi juga memerlukan pimpinan yang mampu menciptakan sebuah visi dan semua komponen individu yang terkait dengan lembaga pendidikan. Kepemimpinan pada hakikatnya merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membina, membimbing, mengarahkan dan mengerakkan orang lain agar dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, kata lain tercapai atau tidak tujuan suatu organisasi sangat tergantung pada pimpinannya. Model kepemimpinan pendidikan meliputi: 1. Model KepemimpinanKontinum (Otokratis – Demokratis), Perilaku otokratis padaumumnyab ersifat negatif, ketika sumber kuasa atau wewenang bersal dari adanya pengaruh pimpinan. Jadi, otoritas berada di tangan pemimpin karena pemusatan kekuatan dan pengambilan keputusan ada pada dirinya serta memegang tanggungjawab penuh, sedangkan bawahannya dipengaruhi melalui ancaman dan hukuman, orientasi utama dari perilaku otokratisini adalah pada tugas dan selalu memberikan arahan kepada bawahannya. Perilaku demokratis adalah perilaku kepemimpinan ini memperoleh sumber kekuasaan atau weweangn yang berawal dari bawahan. Kepemimpinan ini berusaha mengutamakan kerjasama dan team work untuk mencapai tujuan, ketika si pemimpin senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritik dari bawahannya. Kebijakan disini terbuka bagi diskusi dan keputusan kelompok. 2. Model Kepemimpinan Ohio, Dua faktor tentang gaya kepemimpinan, yaitu strukturinisiasi dan konsiderasi. Strukturinsiasi mengacu kepada perilaku pemimpin dalam menggambarkan hubungan antara dirinya dengan anggota kelompok kerja dalam upaya membentuk pola organisasi, saluran komunikasi, dan metode atau prosedur yang ditetapkan dengan baik. Adapun konsiderasi mengacu kepada perilaku yang menunjukan persahabatan, kepercayaan timbal balik, rasa hormat, dan kehangatan dalam hubungan antara pemimpin dengan anggota staffnya (bawahan). 4. Model Kepemimpinan Managerial Great, Model kepemimpinan ini ditinjau dari perhatiannya terhadap produksi atau tugas dan perhatian pada orang. Perhatian pada produksi (tugas) adalah sikap pemimpin yang menekankan mutu, keputusan, prosedur, mutu pelayanan staff, efisiensi kerja, dan jumlah pengeluaran. 6. Kepemimpinan Situasional, Menekankan pada ciri – ciri pribadi pemimpin dan situasi, mengemukakan dan mencoba untuk mengukur atau memperkirakan ciri – cirri pribadi ini, dan membantu pimpinan dengan garis pedoman perilaku yang bermanfaat yang didasarkan kepada kombinasi dari kemungkinan yang bersifat kepribadian dan situasional. 7. Tipe Laissez-faire, Pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, melainkan membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Keberhasilan lembaga ditenukan atas kesadaran dan dedikasi anggota kelompok. Struktur organisasinya kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan 8. Tipe Demokratis, Kepemimpinannya bukan sebagai dictator, tapi di tengah-tengah anggota kelompoknya. Pemimpin berusaha menstimulus anggotanya agar bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan anggotanya. Fungsi kepemimpinan pendidikan secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok, yaitu: 1. Fungsi Instruksi, bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah. 2. Fungsi Konsultasi, bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan di tetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. 3. Fungsi Partisipasi, pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas melakukan semuanya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. 4. Fungsi Delegasi, dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi, dan aspirasi. 5. Fungsi Pengendalian,bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses (efektif) mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diselenggarakan dalam aktivitas kepemimpinan secara integral, yaitu pemimpin berkewajiban menjabarkan program kerja, mampu memberikan petunjuk yang jelas, berusaha mengembangkan kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat, mengembangkan kerja sama yang harmonis, mampu memecahkan maalah dan mengambil keputusan masalah sesuai batas tanggung jawab masing-masing, menumbuhkembangkan kemampuan memikul tanggung jawab, dan pemimpin harus mendayagunakan pengawasan sebagai alat pengendali. Keterampilan yang harus dimiliki pemimpin yaitu: Keterampilan dalam memimpin; Keterampilan dalam hubungan insan; Keterampilan dalam proses kelompok; Keterampilan dalam proses administrasi personil; Keterampilan dalam menilai. Pendekatan tentang teori munculnya pemimpin yaitu: Teori Pertama: Seseorang akan menjadi pemimpin karena ia memang dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Hanya orang yang memiliki kemampuan dan bakatlah yang bisa menjadi pemimpin. Sehingga muncul istilah “leaders are borned not built”. Teori ini disebut juga teori genetis. Teori Kedua: Seseorang akan menjadi pemimpin kalau lingkungan, waktu atau keadaan memungkinkan ia menjadi pemimpin. Seseorang dapat menjadi pemimpin bila diberi kesmpatan dan pembinaan meskipun tidak memiliki bakat atau pembawaan. Maka muncul istilah “leaders are build not borned”. Teori ini disebut teori social. Teori Ketiga: Merupakan gabungan antara teori pertama dan teori kedua, untuk menjadi pemimpin perlu bakat dan disertai pembinaan bakat tersebut. Teori Keempat: Setiap orang bisa menjadi pemimpin asalkan kemampuannya diperlukan pada kondisi tersebut. Teori ini disebut teori situasi. Pendekatan dalam mempelajari Kepemimpinan Pendidikan yaitu: a. Pendekatan Sifat (Traits Aproach), Pendekatan yang didasari asumsi bahwa kondisi fisik dan karakteristik pribadi adalah penting bagi kesuksesan pemimpin. b. Pendekatan keperilakuan (Behavioral Aproach),Pendekatan yang memandang kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku, dan bukan sifat-sifatnya. Studi ini melihat dan mengidentifikasi perilaku yang khas dari pemimpin dalam kegiatannya dalam mempengaruhi anggota-anggota kelompoknya. Yang disebut pemimpin pendidikan adalah orang yang memilki kelebihan untuk mempengaruhi, mengajak, mendorong, membimbing, menggerakkan dan mengkoordinasikan staf pendidikan lainnya ke arah peningkatan mutu pendidikan. Wewenang seorang pemimpin adalah hak untuk menggerakkan orang atau bawahannya supaya suka mengikutinya atau menjalankan tugas yang diperintah kepadanya. Kepengikutan timbul karena pemimpin mempunyai abhiga mika yaitu dapat menarik simpati dari orang lain, pradaya yaitu selalu bertindak bijaksana,; atma sampat yaitu bermoral dan berbudi pekerti yang luhur,Sakyasanmata, yaitu selalu bertindak teliti dan cermat. Dalam menjalankan tugas kepemimpinannya, seorang pemimpin pendidikan dipengaruhi oleh factor-faktor yang mewarnai pola kepemimpinan, diantaranya ; 1. Factor legal Pemimpin pendidikan akan berhadapan dengan peratuan-peraturan formal dari instansi sturuktural yang berada diatasnya. Misalnya falsafat pancasila, undang undang 1945, Keputusan President, keputusan menteri, serta undang-undang lainnya akan mempengaruhi pola kepemimpinan pendidikan. Demikian pula dalam kaitannya dengan standar yang berkaitan dengan pengangkatannya sebagai pemimpin pendidikan (Mis; Sertifikasi, Pola penyeleksian, Kualifikasi Professional). 2. Kondisi Social Ekonomi dan Konsep-Konsep Pendidikan. Factor ini memungkinkan tersedianya sumber-sumber dan fasilitas pendidikan dalam memperlancar proses pendidikan termasuk pemahaman pemimpin terhadap tujuan pendidikan yang akan mewarnai tindakan kepemimpinannya. 3. Hakekat dan Ciri Sekolah Merupakan factor yang berkaitan dengan ciri dan hakikat para staf, murid dan jenis sekolah, system administrasi, kurikulum dan pendekatan yang digunakan dalam system pendidikan. 4. Kepribadian Pemimpin Pendidikan dan Latihan-Latihan. Tidak dapat dipungkiri bahwa individu (pemimpin) membawa sesuatu dalam jabatannya. Energy, loyalitas, paradigma dan atribut professional yang melekat padanya akan berpengaruh terhadap system kepemimpinan. Selain itu, pendidikn tambahan dan latihan-latihan juga akan memperkaya jabatan kepemimpinannya. 5. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam teori pendidikan. Tugas kepemimpinan pendidikan dipengaruhi oleh berbagai perubahan teori dan metode aktifitas belajar, konsep-konsep pertumbuhan dan perkembangan anak membawa implikasi terhadap prosedur pengajaran dikelas. Prubahan dan perkembangan kurikulum juga menghendaki persiapan kepemimpinan dan keterampilan kepemimpinan yang baru. Perubahan dalam teori-teori pendidikan akan mengubah strategi pengelolaan dan kepemimpinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar