Rabu, 23 Desember 2015


DIDAKTIK DAN DESAIN DALAM SISTEM INSTRUKSIONAL Pada bagian ini disajikan tentang Pengertian didaktik dan desain dalam sistem instruksional. Bab ini difokuskan pada pemahaman tentang pengertian didaktik, didaktik dan proses belajar mengajar, manfaat didaktik, pengertian desain pembelajaran, kriteria desain instruksional, hubungan perencanaan dan desain pembelajaran, desainer pembelajaran serta didaktik dan desain dalam sistem instruksional. KOMPETENSI DASAR Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian didaktik, didaktik dan proses belajar mengajar, manfaat didaktik, pengertian desain pembelajaran, kriteria desain instruksional, hubungan perencanaan dan desain pembelajaran, desainer pembelajaran serta didaktik dan desain dalam sistem instruksional. INDIKATOR 1. Mampu menjelaskan pengertian didaktik 2. Mampu menjelaskan pengertian didaktik dan proses belajar mengajar 3. Mampu menguraikan manfaat didaktik 4. Mampu menjelaskan pengertian desain pembelajaran 5. Mampu menguraikan kriteria desain instruksional 6. Mampu menjelaskan hubungan perencanaan dan desain pembelajaran 7. Mampu menjelaskan desainer pembelajaran 8. Mampu menguraikan didaktik dan desain dalam sistem instruksional C. Pengertian Didaktik Istilah secara etimologis berasal dari bahasa yunani yaitu didaskein yang artinya mengajar. Sedangkan pengertian didaktik dari segi terminologi memiliki arti yaitu ilmu untuk menanamkan pengetahuan kepada siswa dan mahasiswa dengan cara yang cepat dan tepat sehingga siswa dan mahasiswa mudah memahami dan mengetahuinya.Istilah didaktik telah muncul pada abad ke 17 oleh seseorang yang bernama Johan Amos Comenius (1592) dan meninggal di Amsterdam (1671). Ia juga dijuluki didaktikus. Dilahirkan di Moravia (1592) dan meninggal di Amsterdam (1671). Comenius sangat berjasa dalam mengembangkan ilmu mengajar di dunia pendidikan dan di kala hidupnya ia diundang ke Inggris dan Swedia untuk membuat buku dan metode pembelajaran di sekolah-sekolah. Didaktik menguraikan tentang masalah belajar dan mengajar seperti membicarakan tentang tujuan pembelajaran, proses pembelajaran dengan mempergunakan azas-azas didaktik terutama yang berkaian dengan komunikasi pembelajaran, peran komunikator (penyampai pesan), bahan (materi pelajaran), media (alat pengajaran), penerima pesan (siswa dan mahasiswa) serta umpan balik (evaluasi). Didaktik terbagi atas didaktik umum dan didaktis khusus, Didaktik umum membicarakan garis-garis umum atau prinsip-prinsip umum dalam proses pembelajaran. Sedangkan didaktik khusus yang pada umumnya disebut Methodik yang merupakan bagaian dari didaktik yang membicarakan tentang pelaksanaan cara mengajar dan cara guru menyajikan bahan pelajaran kepada siswa. Untuk lebih lengkapnya dibawah ini dapat dilihat gambarnya: Methodik Umum dan Methodik Khusus dapat dibedakan pada pelaksanaan cara mengajar, cara menyajikan materi/bahan kepada siswa dan mahasiswa yang bersifat umum dan khusus.Contoh Umum: pelaksanaan cara mengajar untuk semua mata pelajaran dan berlaku untuk semua sekolah. Sedangkan Khusus: pelaksanaan cara mengajar yang dikhususkan untuk satu mata pelajaran saja seperti mata pelajaran matematika, akutansi dsb. Methodik Umum dan Khusus pada dasarnya membicarakan tentang desain pembelajaran, perencanaan pembelajaran, media (alat pembelajaran), evaluasi pembelajaran dll. Menurut Soegarda Poerbakawatja, 1982:79-80 yaitu: Didaktik membicarakan: 1. Tujuan pembelajaran 2. Materi pembelajaran 3. Metode pembelajaran (methodik) Methodik membicarakan: 1. Aturan-aturan umum untuk mengajar (methodik umum) 2. Aturan-aturan mengajar untuk tiap-tiap mata pelajaran (methodik Khusus) Kaidah-kaidah pokok dalam didaktik adalah: a. Motivasi b. Pengajaran c. Penyusunan pengalaman d. Kerja sendiri jasmani dan rohani e. Sesuai dengan bakat dan tingkat kemajuan f. Konsolidasi dengan memperhatikan prinsip totalitas sintesa formal dan material, masyarakat, koneksi/hubungan, syarat0syata hidup dan berangsur-angsur g. Ulangan yang mendalam h. Konsentrasi D. Didaktik dan Proses belajar Mengajar Didaktik diartikan ilmu proses belajar mengajar yaitu ilmu yang mengkondisikan peserta didik untuk belajar secara kondusif dan mandiri, pembelajaran yang dilakukan secara tradisional berbeda dengan pembelajaran modern. Pembelajaran modern menekankan pada proses dan guru sebagai fasilitator dan peserta didik yang lebih aktif untuk belajar. Apabila dikaitkan dengan Kurikulum KTSP sekarang penekanannya lebih memperdayakan aktivitas siswa. Pandangan belajar tradisional mengatakan bahwa belajar adalah usaha untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Pengetahuan yang dijadikan penekanan penting yaitu bagaimanapun seseorang itu belajar atau dimanapun seseorang belajar yang penting “berpengetahuan”. Sebab pengetahuan target utama dan merupakan modal ungtuk hidup, oleh sebab itu siswa betul-betul belajar dan mempelajari berbagai mata pelajaran di sekolah.Sehingga orang berpandangan bahwa buku bacaan adalah sumber ilmu pengetahuan yang utama dab siswa diminta harus menghafal buku bacaan yang telah dipelajarinya. Pandangan belajar modern belajar adalah proses perubahan perilaku yang diakibatkan oleh interaksi dengan lingkungan. Seseorang dapat saja belajar melalui pengalaman di berbagai tempat, sarana, sumber yang memungkinkan untuk mengubah perilakunya yang kemarin tidak tahu sekarang sudah tahu atau yang kemarin tidak mengerti sekarang sudah mengerti karena ada interaksi dengan lingkungan. Belajar tidak hanya menanamkan pengetahuan dalam otak (kognisi) akan tetapi mendapatkan ketrampilan (psikomotorik) dan menumbuhkan nilai dan sikap (afeksi). Bentuk belajar melalui pengalaman yang telah dikemukakan oleh Edgar Dale adalah seseorang itu dapat saja belajar melalui pengalaman sebagai berikut: Berikut ini beberapa pendapat para ahli : 1. Johan Amos Comenius (1592-1671) yang menyatakan betapa besar fungsi pengalaman untuk mengubah perilaku manusia, pengetahuan yang didapat oleh anak yang diperoleh dari pengalaman-pengalamannya di dalam lingkungan. Pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengalaman melalui alat indria. 2. John Locke (1632-1704) yang menyatakan bahwa pengalaman melalui alat dria merupakan jalan satu-satunya untuk memperoleh pengetahuan. Ia mengatakan bahwa tidak ada bukti bahwa anak-anak dilahirkan dengan innate ideas. Karena itu dianggapnya bahwa mind anak yang lahir merupakan tabula rasa dan hanya pengalamanlah yang menulisi mind itu berkat kontak dengan lingkungan. 3. Jean Jacques Rousseau (1712-1778) yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang datang dari tangan Tuhan semuanya baik, akan tetapi menjadi rusak dalam tangan manusia. Anak-anak yang datang juga dari Tuhan harus pula dihormati dan diperlakukan ramah. 4. Johan Friedrich Herbart (1776-1852) yang menyatakan bahwa tujuan pengalaman langsung hendaknya tidak semata-mata diberikan sekedar untuk memperoleh pengalaman saja akan tetapi anak-anak harus pula diberi bimbingan untuk mengubah pengalaman langsung itu menjadi pengetahuan. Pengalaman merupakan sesuatu informasi yang didapatkan melalui empiric (penglihatan,pendengaran,penciuman,rasa dan perabaan) yang akan menjadi pengetahuan seseorang.Demikian juga ulama besar yang pernah dimiliki bangsa Indonesia Prof. Hamka yang menyatakan bahwa alam yang terkembang dapat menjadi guru. Alam merupakan lingkungan manusia tempat seseorang mendapat pengalaman. Pengalaman dari lingkungan seperti: buku, guru, masyarakat, binatang, tumbuhan, peristiwa dan masa yang akan merubah cakrawala manusia. E. Manfaat Didaktik Oemar Hamalik (dalam Proses Belajar Mengajar, 2003:12) menyatakan bahwa manfaat didaktik bagi guru di sekolah-sekolah adalah sebagai berikut: a. Didaktik memberikan petunjuk tentang membuat perencanaan b. Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana cara membuat tujuan-tujuan uang diinginkan c. Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana cara menyampaikan pengalaman dan pengetahuan dengan cara efektif d. Didaktik memberikan petunjuk tentang cara mempelajari sesuatu dengan berhasil e. Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana mengadakan penilaian secara efektif f. Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana cara membuat suatu program yang sistematis g. Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana mengumpulkan informasi yang diperlukan h. Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana cara menyelenggarakan peragaan atau cara menggunakan audio visual aids i. Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana cara masyarakat memanfaatkan lingkungan social,ekonomi,budaya dan sebagainya j. Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana cara menyelenggarakan pertunjukkan budaya k. Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana cara berkomunikasi dalam berinteraksi dengan lingkungan l. Didaktik memberikan petunjuk tentang apa yang perlu dilakukan oleh masyarakat dan orang tua guna membantu berhasilnya pekerjaan sekolah Manfaat didaktik tidak hanya berlaku dalam proses pembelajaran di sekolah akan tetapi didaktik ini sangat bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat, dipergunakan dalam komunikasi umum, massa, organisasi,interpersonal dan kelompok kecil agar audiens dapat memahami, mendengar, mengetahui dan mengerti tentang topik yang dibicarakan. Demikian juga dalam memberikan penyuluhan dan sosialisasi terhadap masyarakat, berceramah, berdiskusi dan tanya jawab dilakukan secara didaktik. Seorang manager membimbing, melatih, mengajar bawahannya agar terlatih dan terdidik juga dengan didaktik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa didaktik bermanfaat bagi kehidupan dan pekerjaan manusia sehari-hari. F. Pengertian Desain Pembelajaran Terdapat pengertian desain pembelajaran (instructional disaign) yang dikemukakan oleh beberapa ahli: 5. Herbert Simon (Dick dan Carey, 2006) yang mengartikan desain sebagai proses pemecahan masalah. Tujuan sebuah desain adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam memacahkan masalah enggan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Dengan demikian suatu desain muncul karena kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu persoalan. Melalui suatu desain orang bias melakukan langkah-langkah yang sistematis untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi.Dengan demikian suatu desain pada dasarnya adalah suatu proses yang bersifat linear yang diawali dari penentuan kebutuhan yang kemudian mengembangkan rancangan untuk merespons kebutuhan tersebut yang selanjutnya rancangan tersebut diujicobakan dan akhirnya dilakukan proses evaluasi untuk menentukan hasil tentang efektivitas rancangan (desain) yang disusun. Dalam konteks pembelajaran desain instruksional dapat diartikan sebagai proses yang sistematis untuk memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan bahan-bahan pelajaran beserta aktivitas yang harus dilakukan, perencanaan sumber-sumber pembelajaran yang dapat digunakan serta perencanaan evaluasi keberhasilan. Pendekatan yang dapat digunakan dalam desain pembelajaran adalah pendekatan sistem yang meliputi analisis tentang perencanaan, analisis pengembangan, analisis implementasi dan analisis evaluasi. 6. Gagne (1992) menjelaskan bahwa desain pembelajaran disusun untuk membantu proses belajar siswa dimana proses belajar itu memiliki tahapan segera dan tahapan jangka panjang. Belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berkaitan dengan kondisi yang dibawa atau dating dari dalam diri individu siswa seperti,bakat dan minat serta kesiapan setiap individu yang belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang dating dari luar individu yaitu pengaturan lingkungan dan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar. 7. Shambaugh(2006) menjelaskan tentang desain pembelajaran yakni sebagai “ An intellectual process to help teachers systematically analyze learner needs and construct structures possibilities to responsively address those needs”.Yang artinya suatu desain pembelaqjaran diarahkan untuk menganalisis kebutuhan siswa dalam pembelajaran kemudian berupaya untuk membantu dalam menjawab kebutuhan tersebut. 8. Gentry (1994) yang berpendapat bahwa desain pembelajaran berkenaan dengan proses menentukan tujuan pembelajaran, strategi dan teknik untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat digunakan untuk efektivitas pencapaian tujuan. Ia juga menguraikan penerapan suatu desain pembelajaran memerlukan dukungan dari lembaga yang akan menerapkan pengelolaan kegiatan serta pelaksanaan yang intensif berdasarkan analisis kebutuhan. Dari pendapat para ahli diatas maka desain instruksional berkenaan dengan proses pembelajaran yang dapat dilakukan siswa untuk mempelajari suatu materi pelajaran yang di dalamnya mencakup rumusan tujuan yang harus dicapai atau hasil belajar yang diharapkan, rumusan strategi yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan termasuk metode, teknik dan media yang dapat dimanfaatkan serta teknik evaluasi untuk mengukur atau menentukan keberhasilan pencapaian tujuan.Mendesain pembelajaran harus diawali dengan studi kebutuhan (need assessment) sebab berkenaan dengan upaya untuk memecahkan persoalan yang berkaitan dengan proses pembelajaran siswa dalam mempelajari suatu bahan atau materi pembelajaran. Desain pembelajaran terdiri dari 4 unsur yang saling berkaitan yaitu sebagaimana dalam gambar di bawah ini: metodik Unsur siswa, tujuan, metode dan evaluasi adalah kerangka acuan perencanaan pembelajaran bersistem. Guru dan Dosen harus melihat, memperhatikan, mempertimbangkan dan memprioritaskan tentang: 5. Ciri siswa, mahasiswa dan peserta didik 6. Tujuan yang akan dicapai 7. Metode dan kegiatan pembelajaran 8. Evaluasi Menurut Jerrold E. Kemp (1985:45-46) menganjurkan kepada guru dan dosen dalam mendesain pembelajaran untuk memperhatikan latar belakang siswa dari segi akademis dan sosial. Kedua latar belakang akan menjadi pertimbangan dalam mendesain pembelajaran karena siswa sebagai subjek belajar selanjutnya akan dapat ditentukan sasaran,metode dan tingkat evaluasi pembelajaran yang akan dilakukan. Latar belakang akadademis meliputi: 7. Nilai hasil belajar setiap mata pelajaran 8. Tingkat pelatihan yang pernah diikuti 9. Mata pelajaran yang pernah diikuti 10. Indeks prestasi akademik 11. Tingkat ketrampilan membaca, menulis dan matematika 12. Prestasi pengembangan diri Latar belakang sosial meliputi: 8. Umur menurut Pendidikan hindu dari segi umur dalam slokantara pada sloka 22(48) dinyatakan “sampai umur lima tahun, orang harus memperlakukan anaknya sebagai raja, dalam usia sepuluh tahun sebagai pelayan dan setelah umur enam belas tahun keatas harus diperlakukan sebagai kawan. 9. Minat terhadap mata pelajaran 10. Harapan dan cita-cita 11. Lapangan kerja yang diinginkan 12. Bakat istimewa 13. Ketrampilan yang dimiliki 14. Semangat kerja G. Kriteria Desain pembelajaran Perencanaan pembelajaran dibuat bukan hanya sebagai pelengkap administrasi namun disusun sebagai bagian integral dari proses pekerjaan professional sehingga berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.Dengan demikian penyusunan perencanaan pembelajaran merupakan suatu keharusan karena didorong oleh kebutuhan agar pelaksanaan pembelajaran terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Kriteria penyusunan perencanaan pembelajaran meliputi: 7. Signifikansi Signifikan dapat diartikan sebagai kebermaknaan. Nilai signifikansi adalah efisien. Oleh karena itulah perencanaan pembelajaran disusun sebagai bagian dari proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Jadi perencanaan pembelajaran bukan sebagai pelengkap saja tetapi hendaknya guru harus berpedoman pada perencanaan yang telah disusunnya. 8. Relevan Relevan artinya sesuai. Nilai relevansi dalam perencanaan adalah perencanaan yang kita susun memiliki nilai kesesuaian baik internal maupun eksternal. Kesesuaian internal adalah perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Karena sumber utama perencanaan pembelajaran adalah kurikulum itu sendiri. Dari kurikulum itulah kita menentukan tujuan yang harus dicapai, menentukan materi atau bahan pelajaran yang harus dipelajari siswa dan sebagainya. Kesesuaian eksternal adalah perencanaan pembelajaran yang disusun harus sesuai dengan kebutuhan siswa. Karena perencanaan pembelajaran pada hakekatnya disusun untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu hal-hal yang berhubungan dengan bakat dan minat siswa, gaya belajar siswa dan kemampuan dasar siswa harus dijadikan pertimbangan pertama dilihat dari kesesuaian eksternal. 9. Kepastian Nilai kepastian itu bermakna bahwa dalam perencanaan pembelajaran yang berfungsi sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses pembelajaran tidak lagi memuat alternatif-alternatif yang bisa dipilih akan tetapi berisi langkah-langkah pasti yang dapat dilakukan secara sistematis. Dengan kepastian itulah kita akan terhindar dari persoalan-persoalan yang mungkin muncul secara tidak terduga. 10. Adaptabilitas Perencanaan pembelajaran yang disusun hendaknya bersifat lentur atau tidak kaku. Misalnya: perencanaan pembelajaran ini dapat diimplementasikan manakala memiliki syarat-syarat tertentu, manakala syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi maka perencanaan pembelajaran tidak dapat digunakan. Perencanaan pembelajaran demikian adalah perencanaan yang kaku karena memerlukan persyaratan khusus. Sebaiknya perencanaan pembelajaran disusun untuk dapat diimplementasikan dalam berbagai keadaan dan berbagai kondisi. Dengan demikian perencanaan itu dapat digunakan oleh setiap orang yang akan menggunakannya. 11. Kesederhanaan Perencanaan pembelajaran harus bersifat sederhana artinya mudah diterjemahkan dan mudah diimplementasikan. Sebaliknya perencanaan yang rumit dan sulit untuk diimplementasikan tidak akan berfungsi sebagai pedoman untuk guru dalam pengelolaan pembelajaran. 12. Prediktif Perencanaan pembelajaran yang baik harus memiliki daya ramal yang kuat artinya perencanaan dapat menggambarkan “apa yang akan terjadi, seandainya…”. Daya ramal ini sangat penting untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Dengan demikian akan mudah bagi guru untuk mengantisipasinya. F. Hubungan perencanaan dan Desain Pembelajaran Perencanaan pembelajaran (Lessons Plans) berbeda dengan Desain Pembelajaran (Instructional Design) namun keduanya memiliki hubungan yang sangat erat sebagai program pembelajaran. Dengan demikian perencanaan merupakan kegiatan menerjemahkan kurikulum sekolah ke dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Sedangkan perencanaan dapat berupa perencanaan untuk kegiatan sehari-hari, kegitan mingguan bahkan rancangan untuk untuk kegitan tahuan sesuai dengn tujun kurikukum yang hendak dicapai. Dengan demikian isinya bisa terdiri dari tujuan khusus yang spesifik, prosedur kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran, waktu yang diperlukan sampai pada bentuk evaluasi yang akan digunakan. Walaupun perencanaan pembelajaran berkaitan dengan desain pembelajaran keduanya memiliki posisi yang yang berbeda. Perencanaan lebih menekankan pada proses pengembangan atau penerjemahan suatu kurikulum sekolah. Sedangkan desain menekankan pada proses perancang program pembelajaran untuk membantu poses belajar siswa seperti yang dikemukakan oleh Zook (2001) bahwa desain instruksional adalah a systematic thinking process to help learners learn. Dengan demikian pertimbangan dalam menyusun dan mengembangkan sebuah perencanaan pembelajaran adalah kurikulum yang berlaku di suatu lembaga. Sedangkan pertimbangan dalam menyusun dan mengembangkan suatu desain pembelajaran adalah siswa itu sendiri sebagai individu yang akan belajar dan mempelajari bahan pelajaran. Artinya ketika kita akan menyusun dan mengembangkan sebuah perencanaan pembelajaran maka kita perlu bertanya terlebih dahulu bagaimana desain kurikulum yang ada di lembaga pendidikan sedangkan kalau kita akan menyusun dan mengembangkan sebuah desain pembelajaran kita perlu bertanya bagaimana agar siswa dapat mempelajari suatu bahan pelajaran dengan mudah. G. Desainer Pembelajaran Desainer (perancang) pembelajaran adalah orang-orang yang terlibat dalam perencanaan, pengembangan, penerapan dan evaluasi pengajaran. Mereka tersebut adalah: 5. Perancang Pengajaran yaitu orang yang bertanggung dalam melaksanakan dan mengkoordinasikan tugas perencanaan berkemampuan dalam semua segi proses dan perencanaan pengajaran. 6. Pengajar yaitu orang (anggota sebuah tim) yang memanfaatkan hasil dan juga ikut dalam perencanaan pengajaran, mengenal siswa dengan baik, menguasai cara pengajaran dan persyaratan program pengajaran dengan bantuan perancang, mampu melaksanakan semua rincian dari hampir semua unsur perencanaan dan bertanggung jawab dalam mengujicobakan dan kemudian menerapkan rencana pengajaran yang dikembangkan. 7. Ahli mata pelajaran yaitu orang yang berkualifikasi dalam pemberian informasi tentang pengetahuan dan sumber yang berkaitan dengan semua aspek pokok bahasan yang dikembangkan dalam perencanaan pengajaran, bertanggung jawab atas pengecekan ketepatan isi dalam semua kegiatan, bahan dan ujian. 8. Penilai yaitu orang yang berkualifikasi untuk mengembangkan instrument pengujian untuk uji awal sejumlah ujian untuk praktik dan penilaian hasil belajar siswa dan mahasiswa (Uji akhir), bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan menafsirkan data selama uji coba program dan untuk menentukan keefektifan dan keefisenannya ketika dilaksanakan secara lengkap. (Jerrold E. kemp, 1985:17-18). H. Unsur Desain pembelajaran Unsur desain pembelajaran meliputi: 11. Kajian kebutuhan belajar beserta tujuan pencapaiannya, kendala dan prioritas yang harus diketahui 12. Pemilihan pokok bahasan atau tugas untuk dilaksanakan berdasarkan tujuan umum yang akan dicapai 13. Mengenali ciri siswa 14. Menentukan isi pelajaran dan unsur tugas berdasarkan tujuan 15. Menentukan tujuan belajar yang akan dicapai beserta tugas 16. Desain kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan (pengembangan silabus) 17. Memilihkan media yang akan dipergunakan 18. Memilihkan pelayanan penunjang yang diperlukan 19. Memilihkan evaluasi hasil beajar siswa 20. Memilih uji awal kepada siswa I. Didaktik dan Desain dalam Sistem Instruksional Didaktik dan desain merupakan sub-sub sistem dalam instruksional. Kedua sub ini memegang peranan masing-masing dalam pembelajaran. Guru dan dosen adaah pengguna dan pemakai sub-sub tersebut maka mereka dituntut untuk menguasai dan memahaminya. Didaktik adalah ilmu yang berbicara bagaimana melaksanakan pembelajaran dan cara mengkomunikasikan materi kepada peserta didik dan komunikatif. Demikian pula kurikulum yang tersedia tidak akan dapat diberikan kepada peserta didik tanpa dirancang terlebih dahulu . Merancang kegiatan pembelajaran harus berkaitan dengan kebutuhan belajar, tujuan pembelajaran, pokok bahasan, ciri siswa, isi materi, kegiatan pembelajaran, media, evaluasi dan uji awal siswa. Gagne (dalam Atwi Suparman, 1991:8) mengatakan bahwa sistem instruksional adalah suatu set pristiwa yang mempengaruhi siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar. Suatu set peristiwa itu mungkin digerakkan oleh pengajar sehingga disebut pengajaran, mungkin pula digerakkan oleh siswa sendiri dengan menggunakan buku, gambar, program televisi atau kombinasi berbagai media. Baik digerakkan oleh guru maupun digerakkan oleh siswa itu sendiri, kegiatan itu tetap haruslah terencana secara sistematik untuk dapat disebut kegiatan instruksional. Jadi pengajaran adalah salah satu bentuk kegiatan instruksional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar