Senin, 04 Januari 2016


TUGAS UPAKARA: BANTEN AYABAN di Rumah Nama : Ni Wayan Mariaseh Jurusan: Dharma Acarya/ Semester V A Narasumber: Nyoman Astuti (Ibu saya) Banten ayaban di rumah sulawesi No Nama Banten Unsur-unsur Penyusun Banten Makna Banten 1. Banten Tumpeng 5 Banten peras, Banten pengambian, dapetan, sesayut, gebogan, dan ajuman/sodaan. 1. Banten Peras terdiri dari beberapa komponen antara lain: Taledan/Tamas/Ceper; Tampelan, Benang Tukelan dan Uang; Tumpeng 2; Rerasmen (isi pokok Rerasmen yaitu : Kacang dan Ikan); buah dan Jajan (Begina, Uli, Dodol, Wajik, Bantal, Satuh dan lainnya) atau raka-raka jangkep; Sampyan Peras (Sampyan Metangga). 2. Banten pengambean terdiri dari: Taledan, Raka-raka jangkep (tebu, bantal, tape, pisang, jajan, buah), Sampian pengambean, Tumpeng putih 2, Tipat pengambean, Kojong perangkad, 2 Tulung pengambean berisi nasi, Kacang saur, dan Maulam ayam mepanggang. 3. Banten dapetan teridri dari: Alasnya sebuah taledan. Isinya: Raka-raka selengkapnya; Tebu; Bantal; Tape; 1 buah tumpeng; 1 buah kojong rangkadan; 1 buah sampyan jaet guak; Sesedep yang berisi beras putih dan benang putih; Sebuah penyeneng dan canang. 4. Banten sesayut terdiri: Kulit Sesayut; Segehan bentuk segi empat; Tumpeng kecil; 4 buah kwangen; 2 buah tulung berisi nasi; Raka-raka (jajan-jajan dan buah-buahan); Daun sirih dan pinang dan diisi Sampian Sesayut. 5. Banten gebogan terdiri dari: Bahan-bahan dan Cara Pembuatan Gebogan Gebogan dibuat dari berbagai aneka buah-buhan dan penganan yang disusun di atas dulang. Kemudian, bahan-bahan ini ditusukkan di sebatang pohon pisang kecil supaya tidak jatuh dan disusun sesuai dengan kreatifitas pembuatnya. Yang terakhir, di atas buah-buahan diletakan bunga-bunga yang diatur di atas anyaman janur yang telah dibentuk persegi empat yang disebut canang sari. 6. Banten sodaan/ajuman: memakai tamas dari janur/slepan yang di dalamnya diisi 2 buah nasi penek, raka-raka secukupnya, ditambah dengan dua buah clemik berisi rerasmen seperti kacang saur, teri, gerang dan lain-lain. Lalu di atasnya diisi canang dan sampiyan Plaus/sampiyan Soda. 1. Banten Sesayut bermakna untuk memohon kerahayuan agar terhindar dari mala, gangguan, penyakit, dan sebagainya sehingga pelaksanaan yadnya dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 2. Banten Peras bermakna untuk mengesahkan dan atau meresmikan suatu upacara yang telah diselenggarakan secara lahir bathin. 3. Gebogan dibuat sebagai bentuk wujud rasa terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan makanan dan buah-buahan kepada umatnya. Sebagai simbol untuk menunjukkan rasa terima kasih ini maka dibuatlah gebogan ini. 4. Pengambeyan mengandung makna simbolis memohon karunia Sang Hyang Widhi dan para leluhur guna dapat menikmati hidup dan kehidupan senantiasa berdasarkan Dharma di bawah lindungan dan kendali Sang Hyang Widhi dan para Leluhur. Sehingga memunculkan makna untuk memohon tuntunan dan bimbingan hidup agar diarahkan dan diberikan penyinaran demi kehidupan yang lebih berkualitas. 5. Banten dapetan mengandung makna seseorang hendaknya siap menghadapi kenyataan hidup dalam suka dan duka. Harapan setiap orang tentunya berlimpahnya kesejahteraan dan kebahagiaan, panjang umur dan sehat walafiat. Banten ini juga sebagai ungkapan berterima kasih, mensyukuri karunia Tuhan Yang maha Esa karena telah diberikan kesempatan menjelma sebagai manusia. 6. Ajuman dipergunakan tersendiri sebagai persembahan ataupun melengkapi daksina suci dan lain-lain. Apabila dimakanai, rayunan ini memiliki makna sebagai persembahan makanan kepada Ida Sanghyang Widhi/Dewa/Bhatara/maupun leluhur. Bila ditujukan kehadapan para leluhur, salah satu peneknya diisi kunir ataupun dibuat dari nasi kuning, disebut “perangkat atau perayun” yaitu jajan serta buah-buahannya di alasi tersendiri, demikian pula lauk pauknya masing-masing dialasi ceper/ituk-ituk, diatur mengelilingi sebuah penek yang agak besar. Di atasnya diisi sebuah canang pesucian, canang burat wangi atau yang lain. 2. Banten Tumpeng 7 Banten peras, Banten Pengambean, Banten Dapetan, Banten Guru, Banten pengiring, Banten Gebogan, Banten Sesayut, Banten Rayunan/Ajuman dan Banten Taterag. 1. Banten Guru terdiri dari: Alasnya: 1 buah taledan. Isinya: 1 buah tumpeng guru; Raka-raka selengkapnya; Tebu,bantal,tape; 1 buah kojong rangkadan; Sampyan jaet guak dan canang. 2. Banten Pengiring terdiri dari: Alasnya berupa 1 buah taledan. Isinya terdiri dari 1 buah tumpeng; Raka-raka jangkep selengkapnya; Tebu, Bantal, Tape; 1 buah kojong rangkadan; satu buah Sampyan jaet guak dan canang. 3. Banten Taterag terdiri dari: alasnya: wakul. Isinya yaitu dasarnya adalah sampyan sreyok, dasar sampyan pengambyan; 3 batang kekuwung; Tetuasan ati; Tetuasan paku pipid; Tetuasan cemara; Tetuasan kepundung; Tetuasan cempaka; Tetuasan bungan isen dan Tetuasan kukun rangda. 1. Banten guru berfungsi sebagai pangurip atau pemberi jiwa, banten ini mempunyai makna sebagai simbol atma. 2. Banten Teterag merupakan banten yang digunakan dalam upakara Yadnya dan difungsikan sebagai bentuk penyucian buana agung dan buana alit. 3. Banten pengiring (belum diketahui maknanya). 3. Banten Tumpeng 9 Banten Peras; Banten Pengambean; Banten Dapetan; Banten guru; Banten penyeneng; Banten gebogan; Banten sesayut; Banten Rayunan dan Banten Teterag. Komponen Banten Penyeneng yaitu: alasnya: ituk-ituk yang dibagian atasnya dijahitkan jahitan penyeneng. Isinya: beras dengan benang tetebus putih; nasi aon; dan tepung tawar. Makna banten penyeneng yaitu memiliki makna permohonan kehadapan Sang Hyang Widhi, agar dianugerahi kehidupan baik untuk bhuwana agung dan bhuwana alit dalam keseimbangan/keselarasannya. Banten penyeneng ini berfungsi untuk mendudukan atau menstanakan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Ida bhatara di tempat yang telah disediakan. Selain itu Banten Penyeneng sebagai lambang konsep hidup yang berkeseimbangan, dinamis dan produktif 4. Banten Tumpeng 11 Banten Peras; Banten Pengambean; Banten Dapetan; Banten Guru; Banten Penyeneng; Banten Pengiring; Banten Gebogan; Banten Sesayut; Banten Rayunan; Banten Teterag; dan Jerimpen. Jerimpen berasal dari dua suku kata yaitu: jeri dan empen. Jeri berasal dari kata Jari dan empen dari kata Empu. Dari kata jari menjadi asta (Asta Aiswarya) yang diartikan delapan penjuru dunia, sedangkan empu berarti Sang Putus (Maha Suci), diilustrasikan sebagai Sang Hyang Widhi, karena Sang Hyang Widhilah yang mengatur dan memutuskan segala yang ada di alam semesta. Banten jerimpen adalah simbol permohonan kehadapan Tuhan beserta manifestasiNya (Asta Aiswarya) agar Beliau memberikan keputusan berupa anugrah baik secara lahiriah maupun bathiniah. Oleh karena itu jerimpen selalu dibuat dua buah dan ditempatkan di samping kanan dan kiri dari banten lainnya, memakai sampyan windha (jit kokokan), windha berasal dari kata windhu yang artinya suniya, dan suniya diartikan Sang Hyang Widhi. Dua buah jerimpen mengandung maksud dan makna sebagai simbol lahiriah dan bathiniah. 5. Banten Tumpeng 22 Komponen Banten Ayaban Tumpeng 22 antara lain: Banten Peras; Banten Pengambean; Banten pengapit/dederek (2 soroh); Banten Dapetan; Banten Guru; Banten Penyeneng; Banten Pengiring (2 soroh); Banten udel; Banten Kurenan; Banten Gebogan; Banten Sesayut; Banten Rayunan; Banten Jaja Sasrodan; Banten Nasi Pajegan; Banten Ulam Pajegan; Banten Sesanganan; Banten Jerimpen tegeh dan Banten Teterag (2 soroh). 1. Banten pengapit terdiri dari: Alasnya: 1 buah taledan. Isinya: 2 buah tumpeng; Raka-raka selengkapnya; Tebu,bantal,tape; 1 buah kojong rangkadan; Sampyan jaet guak dan Canang. 2. Banten udel terdiri dari: Alasnya 1 buah taledan. Isinya: 1 buah tumpeng dibadannya ditusukkan ulam ati atau biasa diganti dengan bawang putih; Raka-raka selengkapny; Tebu,bantal,tape; 1 buah kojong rangkadan; dan Sampyan jaet guak. 3. Banten kurenan terdiri dari: Alasnya 1 buah taledan. Isinya: 2 buah tumpeng dikelilingi oleh 5 buah tumpeng kecil-kecil; Raka-raka selengkapnya; Tebu,bantal,tape; 1 buah kojong rangkadan; Sampyan pengambyan dan canang. 1. Banten nasi pajegan merupakan lambang isi alam yang dibutuhkan oleh manusia sehari-hari. Nasi pajegan ini dibuat dengan tujuan sebagai ungkapan terimakasih atas rejeki dan angerah yang dilimpahkan oleh Sang Hyang Widhi kepada kita serta memohon anugerah berupa kesejahteraan hidup dan rejeki. 2. Banten Sesanganan Bermakna sebagai ungkapan syukur dan terima kasih kepada Sang Hyang Widhi atas segala anugerah yang telah kita nikmati. Dan untuk memohon prani atau anugerah berupa kesejahteraa dalam menjalani kehidupan didunia ini. 3.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar