Senin, 04 Januari 2016

PROPOSAL PENELITIAN PENDIDIKAN PRENATAL DALAM ADI PARWA (KAJIAN HERMENEUTIK) Oleh : NI WAYAN MARIASEH 131 111 33 DHARMA ACARYA VA KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI GDE PUDJA MATARAM 2015 KATA PENGANTAR Om Swastyastu, Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas Asung Kertha Wara Nugraha-Nya, akhirnya proposal penelitian yang berjudul “Pendidikan Prenatal dalam Adi Parwa (Kajian Hermenuetik)” dapat diselesaikan tepat pada waktunya guna memenuhi salah satu syarat dalam mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan II Jurusan Dharma Acarya di STAHN Gde Pudja Mataram. Dalam penyusunan proposal penelitan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah membantu yaitu kepada : 1. Dr. I Nyoman Wijana, S.Sos.,M.Si.,M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan II di STAHN Gde Pudja Mataram yang telah memberikan bimbingan dalam kerangka penulisan sehingga proposal penelitian ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. 2. Rekan-rekan Mahasiswa Semester VA STAHN Gde Pudja Mataram yang saling support satu sama lainnya. 3. Segenap keluarga terutama Ibunda tercinta Nyoman Astuti dan adik tersayang Made Nuryani yang selalu memberikan semangat serta bantuan material dalam penyusunan proposal penelitian ini. 4. Kepada I Made Sudarma, S.E selaku pembeimbing akademik yang telah banyak memberi semangat dan motivasi serta arahan dalam penyusunan proposal penelitian ini. 5. Kepada kanda Wayan Ayumita Astrina yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan sehingga proposal penelitian ini dapat terselesaikan tepat waktu. 6. Kepada Ida Kade Suparta yang juga telah banyak memberikan arahan dan masukan atas penulisan proposal penelitian ini sehingga peneliti bisa mengetahui letak kekurangan dan ketidaksempurnaan proposal penelitian ini. 7. Seluruh pihak yang telah membantu baik moriil maupun material sehingga proposal penelitian ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan proposal penelitian ini serta tugas-tugas berikutnya. Om Santhi, Santhi, Santhi Om Mataram, 02 November 2015 Penulis, NI WAYAN MARIASEH DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 3 1.3 Tujuan Penelitian 4 1. Tujuan Umum 4 2. Tujuan Khusus 4 1.4 Manfaat Penelitian 4 1. Manfaat Teoretis 4 2. Manfaat Praktis 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Relevan 7 2.2 Konsep 9 1. Pengertian Pendidikan Prenatal 9 a. Pendidikan 9 b. Prenatal 11 2. Naskah Adi Parwa 12 2.3 Landasan Teori 14 1. Teori Hermeneutik 14 2.4 Kerangka Penelitan 16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian 18 3.2 Lokasi Penelitian 18 3.3 Jenis dan Sumber Data 19 1. Data Primer 19 2. Data Sekunder 19 3.4 Teknik Pengumpulan Data 19 1. Dokumentasi 20 2. Metode Kepustakaan 20 3.5 Teknik Analisis Data 20 1. Data Collection (Pengumpulan Data) 20 2. Data Reduction (Reduksi Data) 21 3. Conclusion (Penarikan Kesimpulan) 22 4. Data Display (Penyajian Data) 23 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan satu-satunya makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna, dikatakan demikian sebab hanya manusialah yang dibekali idep (pikiran) untuk dapat membedakan antara baik atau buruk, benar atau salah dan mana yang patut ataupun yang tidak patut untuk dikatakan maupun dilakukan. Manusia terlahir dengan potensi kodratnnya berupa cipta, rasa dan karsa, dimana ketiga hal ini tidak dimiliki oleh tumbuhan dan hewan yang notabene juga merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Dalam usahanya mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri, manusia tidak dapat melepaskan diri dari yang namanya pendidikan. Sejak masih dalam kandungan bahkan hingga seorang manusia menantikan kematiannya pun tetap akan berkutat dengan pendidikan sebab satu-satunya cara yang dapat ditempuh manusia untuk menempa potensi dan bakat yang dimiliki dalam setiap individu adalah pendidikan. Hal inilah yang menjadikan manusia sebagai makhluk yang secara intens bergelut dengan dunia pendidikan, baik itu sebagai makhluk yang didik maupun makhluk yang mendidik. Pendidikan merupakan hal penting dalam kemajuan peradaban manusia agar dapat memajukan cara berpikir dan sikap kita dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap manusia berhak untuk mendapatkan dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses belajar agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengembangan diri, kecerdasan kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Anonim, 2003:5). Pendidikan juga merupakan salah satu media pengembangan bakat untuk memiliki keterampilan tertentu yang berguna bagi kehidupan. John Dewey menyatakan bahwa pendidikan bukanlah persiapan untuk kehidupan, melainkan pendidikan adalah kehidupan itu sendiri. Keluarga adalah tempat menerima pendidikan yang pertama dan utama bagi seorang manusia. Dalam keluarga individu pertama kali menjamah pendidikan. Berbicara mengenai pendidikan, pendidikan telah terjadi sejak manusia mulai mengalami kehidupan. Bahkan ketika ditiupkannya roh oleh Tuhan pada janin yang dikandung sang ibu, itu artinya sejak masih janin individu manusia bahkan telah merasakan dan mengalami suatu proses pendidikan. pendidikan jenis ini biasa dikenal dengan istilah pendidikan prenatal atau pendidikan pralahir, yang mana pendidikan ini dilakoni dan diberikan dalam ruang lingkup lingkungan keluarga khususnya diberikan oleh ayah dan ibu sehingga keluarga benar-benar menjadi tempat yang pertama dan utama dalam pendidikan seorang individu manusia. Dengan demikian, pendidikan prenatal dinilai akan memberi pengaruh yang sangat besar terhadap proses dan hasil pendidikan anak yang dilihat dari tumbuhkembang sang anak dimasa depan, baik untuk dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara maupun bagi peradaban manusia nantinya. Tujuan pendidikan prenatal ini adalah pengembangan karakter anak (janin yang dikandung). Keteledoran orang tua dalam menjalankan tugas kemanusiaannya untuk mendidik anak akan beresiko dan berdampak di masa depan sang anak. Pendidikan prenatal bahkan sangat diperhitungkan oleh pasang suami istri yang menginginkan keturunan (anak) yang berkarakter baik dan berbudhi pekerti luhur serta memiliki potensi maupun bakat yang unggul (anak yang suputra) serta mampu menyelamatkan dirinya, orangtuanya, masyarakat bahkan seluruh komponen yang ada disekitarnya dari kesengsaraan. Dalam pendidikan prenatal seorang ibu hamil dan juga suami harus bisa memberikan stimulasi latihan-latihan misalnya berkomunikasi dengan si janin, hal ini sudah bisa dirasakan oleh si bayi dalam kandungan oleh karena itu rangsangan-rangsangan yang diberikan harus didasari dengan nilai-nilai kebaikan. Periode prenatal adalah periode yang sangat penting bagi calon orangtua dalam menentukan sikapnya terhadap anak terutama pada pembentukan pribadi anak. Perhatian terhadap pendidikan pralahir ternyata tidak hanya diperhitungkan pada era modern seperti sekarang, namun pada masa lampau pun pendidikan pralahir ini nampaknya juga dialami seperti yang tercantum dalam cerita Mahabharata pada bagian Adi Parwa yakni saat Subadra sedang mengandung Abhimanyu dalam rahimnya. Hal inilah yang menyebabkan peneliti tertarik untuk meneliti pendidikan prenatal dalam Adi Parwa agar peneliti menemukan jawaban atas pertanyaan yang muncul dalam benak peneliti terkait dengan seperti apa pendidikan prenatal yang dialami anak dalam kandungan pada naskah Adi Parwa. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Seperti apa pendidikan prenatal yang terkandung dalam Adi Parwa? 1.3 Tujuan Penelitian Sebuah penelitian merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan sesuai dengan prosedur keilmuan untuk menelusuri dan pemecahan masalah yang dijadikan objek dalam penelitian. Dengan demikian adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu: 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini dilakukan sebagai upaya memperkaya pemikiran untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pendidikan prenatal dalam kaitannya untuk melahirkan pribadi yang unggul pada diri anak dengan mempelajari susastra-susastra religi dalam menjalani kehidupan serta menumbuhkembangkan minat membaca cerita-cerita religi kuno yang mengandung nilai-nilai pendidikan maupun nilai-nilai kehidupan. 2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pendidikan prenatal yang terkandung dalam Adi Parwa. 1.4 Manfaat Penelitian Setiap kegiatan yang memiliki tujuan pasti memiliki kegunaan, oleh karena itu hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca atau pihak terkait. Adapun manfaat yang dapat peneliti paparkan yaitu 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai literatur atau referensi sehingga mampu membuka wawasan para pembaca mengenai dunia sastra sebagai wahana tranformasi mengenai pendidikan prenatal bagi umat manusia. Selain itu, penulis bermaksud untuk memberi motivasi untuk menumbuhkan kecintaan pada sastra untuk dikaji dan dikembangkan untuk memahami cara pemberian pendidikan sejak dini pada anak (pendidikan dalam kandungan). 2. Manfaat Praktis a. Bagi Perguruan Tinggi STAHN Gde Pudja Mataram Dengan adanya penelitian ini sekiranya dapat menjadi masukan untuk memperkenalkan lebih banyak lagi mengenai hasil karya sastra yang mengandung konsep ajaran agama Hindu seperti konsep pendidikan prenatal pada anak sehingga mampu memberikan pendidikan lewat cerita-cerita yang digali dari budaya dalam pembinaan prilaku mahasiswa yang berakhlak mulia. b. Bagi Dosen Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi dosen dalam menyampaikan materi kuliah yang didasarkan pada nila-nilai ajaran agama Hindu yang terkandung dalam sebuah karya sastra, sehingga dapat juga digunakan sebagai metode pembelajaran untuk memotivasi dan tranformasi pengetahuan siswa mengenai pentingnya pendidikan prenatal bagi pengembangan manusia. c. Bagi Mahasiswa Dengan penelitian ini dapat menjadi pemikiran mahasiswa akan pentingnya pemahaman bahwa pendidikan pralahir atau pendidikan dalam kandungan juga menjadi salah satu faktor yang turut mempengaruhi keberlangsungan hidup seorang individu dimasa mendatang yang termuat dalam cerita-cerita untuk menumbuhkan sikap-sikap awas sebagai seorang calon orangtua di masa depan, sehingga mencetak pribadi yang lebih mantap. d. Bagi Masyarakat Dalam Masyarakat masih banyak yang belum mengetahui bahwa pendidikan yang diberikan saat dalam kandungan (pralahir) sangat penting dan perlu diperhatikan, dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat memiliki gambaran mengenai konsep pendidikan prenatal terdahulu yang dapat ditiru atau diterapkan dalam kehidupan berumahtangga. e. Bagi Penulis Penelitian ini menjadi pengalaman dan sekaligus masukan untuk mengetahui pendidikan prenatal yang diberikan pada masa terdahulu sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menerapkan pendidikan pralahir yang akan dipilih dimasa mendatang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Relevan Penelitian relevan digunakan sebagai pembanding dengan penelitian yang sedang dilakukan terutama untuk mengetahui adanya perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan sekarang Penelitian relevan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Penelitian yang dilakukan oleh Wayan Ayumita Astrina (2015) mahasiswa STAHN Gde Pudja Mataram dengan judul Nilai-Nilai Moralitas Sebagai Landasan Pendidikan Budhi Pekerti dalam Cerita Japa Tuan (Kajian Hermeneutik), penelitian ini menjelaskan tentang nilai-nilai moralitas yang terkandung dalam cerita I Japa Tuan dan menguraikan tentang nilai moral religi yang meliputi; percaya akan kekuasaan Tuhan, melaksanakan tapa brata Samadhi (disiplin Batin), melakukan persembahan (Yadnya). Kedua nilai moral individual terdiri dari; hormat kepada orang tua, rajin dan tekun, pengendalian diri, tidak gegabah, berpikir bijak, balas budhi, cerdas, berkata benar (tidak berbohong), rendah hati, setia, tidak takut, tidak mengabaikan kewajiban, mencari kekayaan secara halal, menghargai waktu, berprilaku sesuai kebenaran, tidak iri hati, keteguhan hati, terbuka, tidak rakus, berpegang teguh pada dharma, bertanggung jawab dan bersifat konstruktif (membangun). Dan ketiga nilai moral sosial meliputi; rukun, kasih sayang, saling menghormati, tidak menyakiti (Ahimsa), berbagi pengetahuan dan bimbingan dengan orang lain, daksinadan berdana punia. Dikatakan relevan karena skripsi ini menggunakan teori Hermeneutik sebagai pisau bedahnya, begitu pula dalam penelitian Pendidikan Prenatal dalam Adi Parwa juga menggunakan teori Hermeneutik sebagai pisau bedahnya sehingga dapat diketahui pendidikan prenatal yang terkandung dalam adi parwa. Kedua, Skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Susila yang Terkandung dalam Geguritan Putra Sesana (Kajian Pustaka) oleh Ida Ayu Made Sujeni (2008). Skripsi ini juga menggunakan teori Hermeneutik sebagai pisau bedahnya, sehingga diketahui nilai-nilai susila yang terkandung dalam Geguritan Putra Sesana tersebut. Dalam pengajian ini menekankan kepada orang tua agar menjadi teladan dan memberikan nasihat yang baik kepada anak melalui cara berpikir, berbicara, dan berbuat baik sehingga anak menjadi suputra yang berguna bagi keluarga, masyarakat, nusa, dan bangsa. Penelitian ini jenisnya kajian pustaka (library research) sehingga dari segi metodologi dan teorinya sekiranya mendekati dan dapat dijadikan acuan dalam penelitian Pendidikan Prenatal dalam Adi Parwa. Ketiga, skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Etika dalam Kitab Sārasamuścaya (Kajian Teks) oleh Ida Kade Suparta (2015). Skripsi ini dianggap relevan karena metodologi penelitian yang digunakan mendekati sama dengan metodologi yang digunakan oleh peneliti yaitu menggunakan teori hermeneutik sebagai pisau bedahnya sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu pembanding dalam penelitian yang sedang dilakukan. Skripsi karya Nuryah (2012) dengan judul Pendidikan Prenatal dalam Islam, penelitian ini menguraikan tentang konsep pendidikan prenatal pada anak menurut hukum Islam. Penelitian ini dianggap relevan karena sama-sama membahas tentang pendidikan prenatal pada anak. Penelitian ini juga dibuat dalam bentuk kajian teks, penelitian Nuryah ini menyimpulkan bahwa pendidikan anak sejak dalam kandungan meliputi pendidikan pranikah, pendidikan masa reproduksi dan persiapan kelahiran. Penelitian Pendidikan Prenatal dalam Adi Parwa dianggap relevan dengan penelitian ini karena sama-sama berfokus pada konsep pendidikan prenatal yang terjadi pada anak. Penelitian berjudul Pendidikan Anak Usia Pranatal Menurut Konsep Islam oleh Kodijah (2013) menyimpulkan tentang tata cara memberikan pendidikan pada anak sejak dalam kandungan. Penelitian ini dianggap relevan karena dalam penelitian Pendidikan Prenatal dalam Adi Parwa juga meliputi pendidikan yang diberikan pada anak (dalam hal cerita Adi Parwa anak yang dimaksud itu tidak lain adalah Abhimanyu) sejak dalam kandungan, sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian ini memiliki kesamaan. 2.2 Konsep Konsep merupakan bahan mentah bangunan teori yang paling mendasar pada tingkat konseptual yang mencakup definisi, analisis konseptual, dan pernyataan yang menegaskan adanya gejala empiris yang dapat ditunjukan dalam pernyataan yang dimaksud (Suprayogo dan Troboni, 1996:318). Konsep merupakan definisi operasional (definisi kerja) dari variabel-variabel yang diteliti (Arikunto, Suharsimi. 1997:65). Konsep menunjukan sub fokus pada penelitian ini. 1. Pengertian Pendidikan Prenatal a. Pendidikan Pendidikan secara etimologis berasal dari kata didik yang dalam bahasa yunani disebut paedagogie, yang secara etimologis pais berarti anak, dan again berarti bimbingan, jadi secara terminologi paedagogie atau pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh pendidikan (orang dewasa) kepada anak (orang yang belum dewasa) untuk mendewasakan anak (Soemanto,Wasty.1983:5). Pendidikan memiliki arti yang sangat luas, yang mencakup semua usaha secara sadar dalam mengembangkan potensi yang ada dalam diri setiap individu baik secara jasmani maupun rohani, sehingga sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat. Pendidikan diartikan sebagai suatu proses usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya dalam membimbing, melatih, dan menanamkan nilai-nilai dan dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi muda, agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan sifat hakiki dan ciri-ciri kemanusiannya (Jalaludin & Idi, 2007:21-22). Menurut Soyomukti, Nurani (2011: 28-40) mengelompokkan definisi pendidikan menjadi dua, yaitu (1) definisi pendidikan secara luas yang mana pendidikan berlaku untuk semua orang dan dapat dilakukan oleh semua orang bahkan lingkungan dan (2) definisi pendidikan secara sempit yang mengkhususkan pendidikan hanya untuk anak dan hanya dilakukan oleh lembaga atau institusi khusus dalam rangka mengantarkan kepada masa kedewasaan. Dengan begitu banyaknya pengertian tentang pendidikan, maka pada intinya pendidikan adalah mengantarkan seseorang atau anak menuju tingkat dewasa atau kedewasaan. Dimana kata dewasa (devasya) berasal dari kosa kata bahasa Sanskerta yang artinya memiliki sifat dewa, juga berarti yang bercahaya, tentu diharapkan prilaku seseorang atau anak mengikuti ajaran ketuhanan, tidak sebaliknya dikuasai oleh sifat-sifat keraksasaan (Titib, 2003:4). Berdasarkan Kmus Besar Bahasa Indonesia, kata pendidikan berasal dari kata “didik” yang kemudian mendapat imbuhan “pe” dan “an” yang mempunyai menunjukan proses. Jadi pendidikan dapat diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang (www.seputarpengetahuan.com). b. Prenatal/Pranatal Kata prenatal berarti masa sebelum lahir atau dapat diartikan sebagai periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi yaitu ketika indung telur (ovum) dibuahi oleh sel sperma sampai dengan waktu kelahiran seorang individu (Endriani,Ani.2011:54). Menurut Ani Endriani dalam bukunya yang berjudul Psikologi Perkembangan, dikatakan bahwa periode prenatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya baik secara fisik maupun psikologis. Tahap prenatal ini terbagi dalam 3 tahap yakni tahap Germinal/Zigot, tahap Embrio (2-8 minggu) dan tahap janin (9 minggu-lahir). Selanjutnya dijelaskan bahwa prenatal adalah keadaan sebelum melahirkan atau sebelum kelahiran. Pranatal berasal dari kata pre yang berarti sebelum, dan natal berarti lahir, jadi Pranataladalah sebelum kelahiran, yang berkaitan atau keadaan sebelum melahirkan. Menurut pandangan psikologi Pranatal ialah aktifitas-aktifitas manusia sebagai calon suami istri yang berkaitan dengan hal-hal sebelum melahirkan yang meliputi sikap dan tingkah laku dalam rangka untuk memilih pasangan hidup agar lahir anak sehat jasmani dan rohani. Pranatal merupakan segala macam aktifitas seseorang mencakup sebelum melakukan pernikahan, setelah melakukan pernikahan, melakukan hubungan suami istri, hamil hingga akan melahirkan. Aktifitas yang dimaksut merupakan segala tindak tanduk laki-laki maupun perempuan. Jadi para pemuda dan pemudi hendaknya segera memperhatikan tingkah lakunya, untuk membiasakan perilaku yang baik. Jika menginginkan anaknya memiliki perilaku yang baik pula. Pengertian anak dalam kandungan, sebagai yang dikutip Dr. Baihaqi dari Anton Moelono dkk., yaitu “Anak adalah sebagai keturunan kedua setelah ayah dan ibunya. Sedangkan anak dalam kandungan adalah anak yang masih berada didalam perut ibunya atau anak yang belum lahir.” Jadi pendidikan pranatal ialah sebagai usaha manusia untuk menumbuh dan kembangkan potensi-potensi pembawaan sejak dalam memilih pasangan hidup dan perkawinan (Prakonsepsi), sampai pada masa kehamilan (Pascakonsepsi), yang masih tergolong Pranatal, dan setelah lahir (postnatal). (http://hobi-online.blogspot.co.id/2013/09/konsep-pendidikan-pra-natal-post-natal.html) 2. Adi Parwa Agama Hindu dalam menyampaikan ajaran-ajarannya salah satu media yang dipergunakan yaitu melalui cerita-cerita baik dalam bentuk lisan atau bentuk tulisan yakni dalam bentuk prosa atau tembang kekawin. Kegiatan karang mengarang yang dilakukan oleh para pengawi atau sastrawan memiliki dimensi yang relative beragam. Ada karya sastra yang dinikmati oleh seluruh usia (anak-anak, remaja, dewasa atau orang tua) ada yang memang memiliki tingkat pemahaman yang amat sangat tinggi yang hanya dapat dinikmati oleh kaum intelektual. Naskah Adi Parwa adalah jenis susastra Hindu yang tergolong dalam Itihasa (Kitab Smerti). Naskah Adi Parwa di karang oleh Bhagawan Vhyasa/Bhyasa, dimana beliau terlibat langsung dalam kejadian-kejadian yang ada dalam keseluruhan kitab Mahabharata. Naskah Adi Parwa menceritakan tentang pemandian Samantapancaka; dituturkannya kisah Mahabharata oleh Bagawan Waisampayana atas permintaan Maharaja Janamejaya atas kegagalan kurban ular; Ugrasrawa menjelaskan tentang delapan belas parwa; dikutuknya Maharaja Janamejaya; cerita Bhagawan Domya dan tiga muridnya; asal mula Hyang Agni; cerita Astika yang berawal dari kisah Jaratkaru yang mengawini Nagini hingga cerita lahirnya naga dan garuda; terselip juga kisah upaya para dewa mendapatkan tirta amertha serta asal usul gerhana matahari dan gerhana bulan; cerita asal usul Raja Parikesit; asal usul sejarah nenek moyang Kaurawa dan Pandawa, Sakuntala yang melahirkan Bharata hingga Santanu, Bhisma, Vyasa, Dhrestarastra, Pandu serta Pandawa dan Kurawa; cerita masa kecil Kurawa dan Pandawa; dan cerita masa muda Pandawa, kisah Bima yang mengawini Hidimbi hingga lahirnya Gatotkaca, kemenangan Pandawa dalam sayembara Draupadi, dibaginya negara Hastina, Pengasingan Arjuna selama 12 tahun dalam hutan, pernikahan Arjuna dan Subadra, lahirnya Abhimanyu ayah dari Parikesit hingga pada terbakarnya hutan Kandhawa tempat Naga Taksaka (Subramaniam,Kamala.2003:11-16) Naskah ini ditafsir disusun sekitar tahun 941-964 Saka atau 1019-1042 Masehi. Adi Parwa adalah bagian dari epik India yang menceritakan pertikaian antara keturunan Raja Bharata dari Hastinapura, yakni Pandawa sebagai pihak kebaikan sementara Kaurawa sebagai pihak kebatilan. Peperangan antara mereka dikenal dengan Bharatayudha. Kitab Mahabharata ini dianggap sebagai kitab suci weda ke lima (Pancama Weda) setelah Reg Weda, Sama Weda, Yajur Weda dan Atharwa Weda. Kitab Mahabharata yang asli secara keseluruhan terdiri atas 100.000 sloka yang terbagi ke dalam delapan belas parwa, dan salah satu dari kedelapan belas parwa tersebut adalah Adi Parwa (Parwa yang pertama). 2.3 Landasan Teori Teori adalah seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-kejadian tertentu dalam dunia nyata dinyatakan oleh McKeachie dalam grendel 1991:5 (Hamzah Uno, 2006:4). Sedangkan Hamzah (2003:26) menyatakan bahwa teori merupakan seperangkat preposisi yang didalamnya memuat tentang ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variabel yang saling berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis dan diuji serta dibuktikan kebenarannya. Dari dua pendapat diatas teori adalah seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian yang didalamnya memuat ide, konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya. Dalam penelitian jenis kualitatif teori yang peneliti ambillah yang akan di uji dan di analisis kebenarannya. 1. Teori Hermeneutik Hermeneutik merupakan salah satu metode filsafat, jika dilihat secara etemologi Hermeneutik berasal dari bahasa Yunani “Hermeneuen” yang berarti “menafsirkan”. Teori ini awalnya bermula dari seorang tokoh dalam mitologis Yunani “Hermes” yang mendapat tugas untuk menyampaikan pesan “Yupiter” kepada manusia. Tugas Hermes yaitu menyampaikan pesan-pesan Dewa digunung Olympus kedalam bahasa yang dapat dimengerti oleh manusia. Hermes harus mampu menginterpretasikan atau menyadur sebuah pesan kedalam bahasa yang dipergunakan oleh pendengarnya (Sumaryono, 1999: 26). Hermeneutika adalah teori tentang bekerjanya pemahaman dalam menafsirkan teks. Tempat pertama yang didiami Hermeneutika adalah bahasa, secara lebih khusus ialah bahasa tulis (Ricoeur,Paul.1980:57). Jadi, ketika seseorang mulai menafsirkan sesuatu, maka sesungguhnya ia sedang menyelami atau masuk ke dalam pikiran orang yang mengungkapkan dengan tujuan dapat menemukan pesan yang akan disampaikan. Hermeneutika adalah studi tentang prinsip-prinsip metodologis interpretasi (persepsi) dan eksplanasi (Richard E. 1968:4). Hermeneutik selalu berhubungan dengan bahasa, sebab itu pengkajian tentang kehidupan manusia yang berkaitan dengan seni yang medianya adalah bahasa agar menemukan makna yang sebenarnya memerlukan kajian filosofis yang menggunakan metode Hermeneutik. Dengan metode ini makna-makna bahasa yang memiliki keambiguitasan (Kejamakan Makna) akan dijelaskan dan diuraikan secara interpretatif. Hermeneutik baik sebagai ilmu maupun metode memegang peranan sangat penting dalam filsafat. Dalam sastra pembicaraannya terbatas sebagai metode. Hermeneutik merupakan metode paling sering digunakan dalam penelitian karya sastra. Sebab dianggap sebagai metode ilmiah yang paling tua sejak zaman Plato dan Aristoteles sudah ada. Awalnya hermeneutik digunakan untuk menafsirkan kitab suci. Jika dikaitkan dengan fungsi utama hermeneutik sebagai metode untuk memahami agama, makna metode ini dianggap tetap untuk memahami karya satra dengan pertimbangan bahwa diantara karya tulis yang paling dekat dengan agama adalah karya sastra. Hanya bedanya agama merupakan keyakinan, sastra merupakan kebenaran imajinasi. Namun esensinya agama dan sastra adalah bahasa, baik lisan maupun tulisan (Ratna,Kutha. 2004:45). Dengan penjelasan-penjelasan tentang kajian hermeneutik tentang teks, maka dengan teori hermeneutic akan dirasa sangat membantu dalam menafsirkan atau interpretasi bahasa maupun pemikiran yang terkandung di dalam teks sebuah hasil karya sastra yang berupa naskah kuno “Adi Parwa”, sehingga dapat ditemukan tentang pendidikan prenatal yang menjadi tujuan peneliti. 1.4 Kerangka Berpikir Banyak karya sastra dalam agama Hindu yang dapat digunakan sebagai media untuk mengetahui pendidikan yang tepat untuk diberikan pada masa salam kandungan. Salah satunya adalah kitab Adi Parwa, Adi Parwa adalah kitab bagian dari epik India yang menceritakan pertikaian antara keturunan Raja Bharata dari Hastinapura, yakni Pandawa sebagai pihak kebaikan sementara Kaurawa sebagai pihak kebatilan. Peperangan antara mereka dikenal dengan Bharatayudha. Kitab Mahabharata ini dianggap sebagai kitab suci weda ke lima (Pancama Weda) setelah Reg Weda, Sama Weda, Yajur Weda dan Atharwa Weda. Kitab Mahabharata yang asli secara keseluruhan terdiri atas 100.000 sloka yang terbagi ke dalam delapan belas parwa, dan salah satu dari kedelapan belas parwa tersebut adalah Adi Parwa (Parwa yang pertama). Dalam Adi Parwa ini sepintas termuat tentang pendidikan prenatal yakni ketika Subadra sedang mengandung Abhimanyu. Pendidikan prenatal dilakukan dengan harapan agar suami istri dapat memperoleh keturunan/anak yang suputra dan berpribadi unggul sehingga anak yang dilahirkan tersebut dapat menyelamatkan orangtua, leluhur serta semua yang ada disekitarnya dari kesengsaraan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Berdasarkan apa yang menjadi permasalah dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk memaparkan apa adanya dalam bentuk kata-kata, gambar, bukan angka, kalaupun ada angka-angka sifatnya sebagai pendukung manakala ada yang kurang sempurna (Danim, 2002 :51). Penelitian kualitatif ini masuk ke dalam jenis kajian sastra yang sudah jelas artinya adalah mengkaji sebuah buku, teks atau sastra dalam mencari sesuatu yang berkaitan dengan konsep yang sedang dikaji. Dalam penelitian ini yang dikaji adalah pendidikan prenatal dalam Adi Parwa. Dalam penelitian ini juga menggunakan pendekatan intrinsik yaitu berorientasi kepada karya sebagai jagad yang mandiri terlepas dari dunia eksternal di luar teks. Analisis ditujukan kepada teks itu sendiri sebagai kesatuan yang tersusun dari bagian-bagian yang saling berjalin dan analisis dilakukan berdasar pada parameter intrinsik sesuai dengan keberadaan unsur-unsur internal (Siswantoro, 2005:19-20). Dengan demikian dalam kajian ini hanya terfokus pada isi cerita yang disajikan dalam Adi Parwa dan dianalisis berdasarkan konsep dan teori yang telah ditentukan. 3.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian menggambarkan tempat dimana penelitian dilakukan. Penelitian ini akan dilakukan di perpustakaan STAHN Gde Pudja Mataram, yang terletak di Jln. Pancaka No. 7B, Mataram. Lokasi ini dipilih karena penelitian ini berupa pengajian pustaka sehingga data dan objek dari penelitian ini berupa buku-buku atau pustaka-pustaka terkait. 3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu data berupa kata-kata atau gambar yang kemudian akan dianalisis sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan. Menurut Azwar (1998:91) sumber data dalam penelitian dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder: 1. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian. Data yang diperoleh dalam menyusun penelitian ini adalah bersumber dari perpustakaan yaitu naskah Adi Parwa oleh Kamala Subramaiam cetakan pertama tahun 2003 di Surabaya dengan judul asli Mahabharata, di terbitkan oleh percetakan Paramita. 2. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui pihak lain yang tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data yang diperoleh ini melalui buku-buku referensi yang dapat menunjang penyelesaian penelitian ini. Khususnya buku-buku tentang pendidikan prenatal dan hermenutika 3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu: 1. Dokumentasi Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang berarti barang-barang tertulis. Dalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, notulen, catatan harian, peraturan-peraturan, surat kabar, transkrip, dan sebagainya (Arikunto, 2010:201). Dokumentasi menjadikan sebuah penelitian menjadi lebih akurat karena disajikan dalam bukti berupa catatan atau gambar. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk mencari esensi dan pendidikan prenatal yang berkaitan erat dengan objek penelitian yang merupakan bukti bahwa penelitian ini benar-benar telah dilakukan. 2. Metode Kepustakaan Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan penelusuran dan penelaahan literatur berupa buku, koran atau majalah. Kegiatan ini dianggap sebagai suatu survei terhadap data yang telah ada serta dapat digunakan sebagai sumber untuk mencari data sekunder yang mendukung penelitian (Tim Sosiologi, 2007:94). 3.5 Teknik Analisis Data Data-data yang telah didapat kemudian dianalisis untuk ditarik kesimpulannya. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data collection (pengumpulan data), data reduction (seleksi data), conclusion (penarikan kesimpulan), data display (pemaparan). 1. Data Collection (Pengumpulan Data) Kegiatan pengumpulan data secara tekstual tidak menyandang makna analisis, sesungguhnya bermuatan analisis. Selama kurun pengambilan data, peneliti akan mencurahkan energi serta pikiran untuk mengambil data yang dibutuhkan dengan berbasis pada seperangkat konsep yang telah dikuasai. Kutipan atau keakuratan perolehan data bergantung sepenuhnya pada peneliti sehingga proses pengambilan data tidak berlangsung sekali jadi, malah akan terjadi proses pengulangan atau peneliti akan bergerak mundur dan maju dalam usaha pencapaian tingkat akurasi atau kualitas data semakin baik. Proses pengumpulan data berlangsung terus sepanjang peneliti belum merasa pasti keakuratan data yang diperoleh. Oleh sebab itu, kaji ulang tidak dapat dihindari dalam upaya perolehan data yang semakin berkualitas (Siswantoro, 2005:68-71). 2. Data Reduction (Reduksi Data) Reduksi merupakan proses memilih atau menyeleksi data dengan panduan parameter atau kriteria ataupun kategori yang telah ditetapkan sebelumnya pada saat pengambilan. Dengan reduksi, data yang dikumpulkan menjadi terseleksi, terfokus dan akurat sebab data yang tidak relevan dengan parameter dibuang dan diganti dengan data baru yang dipercaya lebih akurat sehingga diperoleh data yang makin berkualitas (Siswantoro, 2005:71). Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan menggunakan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu (Sugiyono, 2010:92). Peneliti akan mereduki data atau teks berupa kutipan-kutipan yang tidak terkait dengan rumusan masalah. 3. Conclusion (Penarikan Kesimpulan) Arti penarikan kesimpulan dalam konteks ini bukanlah merujuk kepada pengertian kesimpulan riset seperti biasa hadir di bab V atau bab terakhir skripsi. Pengertian sesungguhnya merujuk kepada kegiatan analisis dalam usaha memperoleh kepastian tetang kebenaran data primer.Kegiatan penarikan kesimpulan ini dilakukan bersamaan waktu dengan pengumpulan dan reduksi data. Ketiganya membentuk satu paket yang tidak terpisahkan (Siswantoro, 2005:74). Pada saat pengumpulan data berlangsung, peneliti melakukan reduksi dari jagad data yang terbesar disepanjang cerita Adi Parwa dengan dipandu oleh seperangkat konsep yang telah ditentukan sebagai parameter atau kriteria. Peneliti meyelesaikan data empiris mana yang sesuai dengan konsep yang peneliti fokuskan. Setelah mencatat data tertentu seperti yang dikehendaki, belum tentu data tersebut benar-benar akurat merujuk kepada kriteria. Keraguan atau kegamangan pasti akan menyelinap di dalam benak peneliti mempertanyakan keakuratan data. Oleh sebab itu, untuk memperoleh kepastian tentang akurat atau tidaknya data, tindakan mengecek perlu diupayakan. Dengan cara mengecek kembali perolehan data akan lebih terjamin dari sudut kualitas dan akan terhindar dari dimensi bias. Tindakan membercek inilah yang disebut sebagai drawing conclusion. Menurut Miles dan Huberman dalam Siswantoro (2005:75) mengatakan pengecekan kembali dalam proses penarikan kesimpulan agar diperoleh data yang semakin akurat dan berkualitas disebut tindakan “making conceptual” atau “theoretical coherence” (usaha menyelaraskan data dengan konsep atau teori). 4. Data Display (Penyajian Data) Langkah selanjutnya yang ditempuh peneliti adalah tahap pemaparan. Pemaparan bisa diartikan sebagai penyajian informasi analisis data dalam format baru yang berbeda dengan format pengumpulan data. Format penyajian dalam penelitian ini berbentuk naratif yang mana paparan datanya secara sistematik sehingga pembaca dapat memahaminya dengan jelas. Melalui penyajian data, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan semakin mudah untuk dipahami (Sugiyono, 2010:95). Model paparan yang digunakan adalah conceptually clustered display, yaitu paparan analisis sekelompok data yang masuk dalam konsep atau kategori yang sama. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: DEPDIKNAS. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Astrina, Wayan Ayumita. 2015. Nilai-nilai Pendidikan Budhi Pekerti dalam Cerita Japa Tua (Kajian Hermenueutik dan Semiotika). Mataram: STAHN Gde Pudja Mataram. Azwar, Saefudin. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar Danim, Sudarman. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : CV. Pustaka Setia. Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka Endriani, Ani. 2011. Psikologi Perkembangan. Surabaya: Cempaka. Jalaluddin.H dan Idi, Abdullah. 2007. Filsafat Pendidikan, Manusia, Filsafat, dan Pendidikan. Jogjakarta: AR-RUZZ Media Group. Kuta Ratna, Nyoman. 2004. Teori, Metode, dan teknik Penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Kodijah. 2013. Pendidikan Anak Usia Pranatal Menurut Konsep Islam. Palopo. Universitas Negeri Cokro Aminoto. Nuryah. 2012. Pendidikan Prenatal dalam Islam. Malang. UIN Malang. Palmer, Richard E. 1968. Hermeneutika Teori Baru Mengenai Interpretasi; judul asli Hermeneutics Interpretation Theory in Schleimermacher, Dilthey, Heidegger and Gadamer Northwestern University Press Evanston, 1969. MacMurray: Pustaka Pelajar. Ricoeur, Paul. 1980. Hermeneutika Ilmu Sosial: judul asli Hermeneuetics and The Human Sciences Essays on Languange, Action and Interpretation, Cambridge, Cambridge University Press 1982. Cambridge: Kreasi Wacana. Siswantoro. 2005. Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologis. Surakarta : Muhammadiyah University Press. Soemanto,Wasty. 1983. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Malang: Rineka Cipta. Subramaiam, Kamala. 2003. Mahabharata. Jakarta: Paramita. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sujeni, Ida Ayu Made. 2008. Nilai-nilai Susila yang Terkandung dalam Geguritan Putra Sesana (Kajian Pustaka). Bali. IHDN Denpasar. Sumaryono. E. 1999. Hermeneutic Sebuah Metode Filsafat (Edisi Revisi). Yogyakarta: Kanisius. Suparta, Ida Kade. 2015. Nilai-nilai Etika dalam Sarasamuccaya (Kajian Teks). Mataram. STAHN Gde Pudja Mataram. Soyomukti, Nurani. 2010. Teori-teori Pendidikan: Tradisional, Neo(Liberal), Marxis-Sosialis dan Postmodern. Jogjakarta: AR- Ruzz Media. Titib, I Made. 2003. Menumbuhkembangkan Pendidikan Budhi Pekerti Pada Anak (Perspektif Ahama Hindu). Jakarta: PHDI. Tim Sosiologi. 2007. Sosiologi 3 Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat Untuk SMA Kelas XII.Jakarta : Yudhistira. Yusuf, Rusli. 2011. Pendidikan dan Investasi Sosial. Darussalam: Alfabeta Bandung. www.seputarpengetahuan.com http://hobi-online.blogspot.co.id/2013/09/konsep-pendidikan-pra-natal-post-natal.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar