Rabu, 22 Oktober 2014

PERANG LOMBOK



PERANG LOMBOK

A.  LATAR BELAKANG PERANG LOMBOK 
Dikeluarkannya berbagai peraturan oleh kerajaan  Mataram yang bertujuan  untuk memantapkan dan menegakkan kekuasaannya, telah membawa kesengsaraan dan penderitaan bagi rakyat Sasak. Adapun peraturan tersebut di antaranya : (1) peraturan tentang pertanahan, (2) menghapus gelar "Raden" bagi orang Sasak, (3) menghapus prasasti dan silsilah bagi orang Sasak, (4) memperluas perjudian sabung ayam, (5) pembagian harta, peninggalan, (6) pemberian gelar "Jero" bagi pimpinan Sasak, (7) pemerasan tenaga kerja untuk pengabdian kepada raja.Sebelumnya, peperangan demi peperangan dilakukan olehorang Sasak untuk menyerang orang Bali tetapi tidak pernah berhasilkarena tidak ada persatuan. Peperangan tersebut adalah : 1). Peperangan Praya I, yang dipelopori oleh keturunan Arya Banjar. 2). Peperangan Kopang dengan gugurnya seorang pahlawan Sasak Mamiq Mustiasih, adik dari Mamiq Mustiaji. 3). Peperangan Batu kliang dengan gugurnya pemuka desa Batu kliang Jero Ginawang. 4). Peperangan Sakra yang dipimpin oleh Mamiq Nursasih dan TuanGuru Haji Ali.Peristiwa-peristiwa tersebut mengakibatkan kekuasaan Bali diLombok semakin melemah, karena di sisi lain mereka juga disibukkan dengan mengirim bala bantuan  ke  Karangasem Bali yang sedang berperang dengan kerajaan Klungkung.

B.  PERLAWANAN PRAYA
Pada tanggal 8 Agustus 1891 M (2 Muharram 1309 H) Mataram Guru Bangkol (Guru Ismail) bergerak menuju medan pertempuran di Pakukeling dekat Kediri. Adapun sebab-sebab pemberontakan Praya adalah: (1) pemerintahan Mataram semakinsewenang-wenang, (2) dendam sej ak Perang Praya I, (3) terbunuhnya seorang ulama bernama Guru yang oleh perbekel Bali di Praya tanpa kesalahan yang nyata. Dari sebab tersebut, yang palingmenyakitkan adalah sebab yang ketiga, ketika Guru Bangkol meminta keadilan, ditolak oleh raja Mataram, maka diputuskan untuk mengangkat senjata.Pertempuran di Pakukeling, pasukan Guru Bangkol berhadapan dengan pasukan A.A. Made Karangasem, putra sulungAnak Agung Gde Ngurah Karangasem. Pada pertempuran tersebut pasukan Bali dengan persenjataan yang lengkap dapat menghalau Guru Bangkol sampai ke Praya (H. Lalu Lukman, 2007).
Pasukan Bali melanjutkan penyerangan, akan tetapi Praya telah dikosongkan.Semua pasukan mengungsi ke desa-desa di sekitamya, kecuali: GuruBangkol, Mami, Sapian, Haji Yasin, Mami' Diraja, Amaq Gewar,Amaq Semain, dan seorang lagi, Amaq Tombok yang tetapmempertahankan masjid Praya.Kota Praya tetap dikepung, namun ketujuh orang yangmenjaga masjid berganti-ganti untuk memerangi musuh yangmengepung masjid. Jika sudah lelah melayani musuh, lalu digantidengan yang lain. Selama berminggu-minggu orang Bali mengepungmasjid Praya, namun tidak dapat juga direbut. Orang-orang Balitidak berani maju dan selalu mengandalkan orang-orang Sasak yangmasih setia kepada mereka untuk menjadi pemuka dalam pertempuran.Sebuah keanehan terjadi, meskipun dikepung selama berminggu-minggu oleh pasukan Bali beserta bantuan pasukanSasak, mereka tetap tidak mampu menguasai Praya. Sebenarnya strategi yang dipergunakan oleh tujuh pahlawan tersebut adalahdengan membuat sebuah bubungan yang digerak-gerakkan olehorang-orang bersenjata, sehingga semuanya tampak bergoyangdahsyat.Akhirnya secara berangsur-angsur, rakyat yang telahmengungsi kembali memasuki kota untuk mempertahankan kotaPraya. Hal ini menimbulkan kecurigaan Anak Agung Made terhadapkesetiaan pasukan Sasak yang membantunya.Karena kesal, ia mengeluarkan ancaman: jika pemberontakanPraya selesai, maka semua Haji, semua Guru, dan semua pemukaSasak akan dimusnahkan. Sedangkan yang lainnya akandiseberangkan ke Bali dan ditempatkan di lereng-lereng gunung danhutan di Bali. Ancaman tersebut secara berturut-turut dilakukan terhadap :
1.    Praya.Memanggil Mamiq Ardita yaitu keluarga dari Guru Bangkoldengan tuduhan yang dibuat-buat kemudian disingkirkan.
2.    Batukliang.Memanggil Mamiq Wirata (Jero Buru) keluarga MamiqGinawang karena tidak lagi dianggap setia kepada raja Bali, laludibawa ke Cakranegara dan semuannya dibunuh.
3.    Kopang.Mamiq Mustiaji dari Kopang dan Mamiq Mustiasih besertadua orang pengikutnya yang bernama Haji Husen alias GuruImam dan Jero Ginawa alias Mamiq Ramelah. Tetapi merekadapat meloloskan diri pulang kembali ke Kopang.
4.    Sakra.Tuan Guru Haji Ali dari Sakra, yang setia membantu Anak Agung Made dalam menyerang Praya, tetapi beliau mampumeloloskan diri pulang ke Sakra.

C.  PERSATUAN SASAK 
Kegagalan-kegagalan yang selama ini dialami oleh rakyatSasak ternyata karena memang belum adanya persatuan. Melalui perundingan di Kopang akhirnya mereka mau bersatu untuk menata dan menyusun strategi serta melakukan perlawanansecara menyeluruh terhadap kekuasaan Bali. Para pemuka Sasak yang mengadakan pertemuan di desa Kopang dan sekaligus bertanggungjawab atas wilayahnya antara lain : 1). Mamiq Mustiaji dari Kopang. 2). Guru Bangkol dari Praya. 3). Mamiq Ginawang*dariBatuliang. 4). Mamiq Nursasih dariSakra. 5). Raden Melaya Kusumadari Masbagik. 6). Raden Wiranom dari Pringgabaya. Dalam musyawarah tersebut diputuskan untuk membantu Praya dan mengangkat. Tuan Guru Haji Ali Batu dari Sakra  sebagai panglima perang. Kemudian para pemuka Sasak mengalihkan perhatian Anak Agung memperluasmedan perang, bukan saja di kota Praya. Aturan penyeranganditetapkan sebagai berikut :
1.    Penyerangan ke Pringgarata dilakukan oleh pasukan Masbagik,Rarang dan Kopang. Pertempuran pun berkecamuk di sebelah barat Pringgarata, di desa Sintung. Di desa Sintung tersebutPewanga Anak Agung dan pengiringnya diserang sampai kocar-kacir. Tetapi Anak Agung dapat meloloskan diri., Sebuah pecanangan direbut oleh pasukan Kopang yang dipimpin olehHaji Abas, lalu dibawa ke Kopang sebagai bukti.
2.    Penyerangan pasukan Bali di Praya ditangani oleh pasukan Sakradi bawah pimpinan Tuan Guru Haji Ali. Setelah berhasil merebutPuyung, tepatnya di desa Peku Keling dekat Kediri, Tuan GuruHaji Ali terluka. Beliau lalu dibawa kembali ke Sakra. Anak Agung berhasil meloloskan diri ke Narmada. Semua orangBali ditugaskan oleh Anak Agung menjadi pengamat dan pengawas di setiap desa. Semua orang dibunuh, kecuali beberapa penduduk desa yang karena hubungan baik dibiarkan tetap hidup, namun haru~,meninggalkan desa itu.Pihak Bali di Lombok kemudian mendatangkan sebanyak 1.200 orang dibawah pimpinan Gusti Jelantik, putra dari RajaKarangasem Bali. Pasukan inilah yang balik menyerang dengar.Menguasai desa demi desa hingga jauh masuk ke Timur Juring,kecuali Praya yang sulit dijebol. Serangan juga diarahkari sampai keMujur dengan sasaran akhir Sakra. Sedangkan di sebelah utara, prajurit Mataram memporak-porandakan Mantang, Kopang, Rarang,Suradadi hingga ke Kotaraja dengan sasaran akhir Masbagik danPringgabaya. Akibat serangan pasukan Bali ini, seorang pahlawanSasak yang bernama Mamiq Mustiasih, adik dari Mamiq Mustiaji gugur. Setelah itu pertempuran agak mereda, namun masing-masing pihak tetap dalam keadaan waspada. Dengan luasnya wilayah yang terlibat sehingga peperanganini disebut Perang Lombok Pada masa ini penderitaan panjangdialami oleh masyarakat Sasak. Sawah ladang terbengkalai. sehinggaterjadi kekurangan bahan makanan dan kelaparan pun terjadidimana-mana.
D.  MEMINTA BANTUAN
Dalam pertemuan pemuka-pemuka Sasak di Kopang tanggal9 Desember 1891 M (bulan ketujuh Jumadil Awal 1309 H) juga memutuskan untuk minta bantuan persenjataan ke Belanda yang ada di Bali, karena terbukti bahwa pihak Mataram melakukan kontak dengar Inggris di Singapura untuk pembelian senjata dalam melawan orang-orang Sasak. Adapun sura tersebut ditandatangani padatanggal 9 Desember 1891 M oleh ketujuh pemuka Sasak yaitu Djero Mudtiadji, dari Kopang, Guru Bangkol dari Praya, Mamiq Noersasih dari Sakra, Mamic Ginawang dari Batukliang, Raden Ratmawa dariRarang, Mamiq Wiranom dari Pringgabaya dan Raden MalayaKoesoema dari Masbagik.
Surat tersebut semakin memperkuat alasan Belanda untuk ikut campur menyelesaikar permasalahan di Lombok. Akan tetapi pihak Belanda di bawah pimpinan GGMC. Pijnacker Hordijk tidak dapat berbuat apa-apa. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal : 1). Padahal perjanjian 7 Juni 1843M menyatakan bahwa "pulauSelaparang adalah milik dan kepunyaan Gubernemen Belanda". 2). Sibuk menghadapi perang Aceh dan takut kepada Inggris.Sementara pelanggaran-pelanggaran pihak Mataramdibiarkan seperti : 1). Tahun 1891 M Mataram mengirim bantuan ke Bali untuk membantu Karangasem melawan Klungkung tanpa pemberitahuan Gubernur Jenderal. 2). Pemberontakan 2Agustus 1891 M tidak dilaporkan olehMataram kepada Belanda. 3). Februari 1892 M, kontrolir Liefrinck bermaksud datang keMataram, tetapi ditolak oleh raja. 4). Anjuran Belanda supaya Mataram tidak mengimpor senjatadengan menggunakan kapal laut tidak dihiraukan. 5). Mei 1982 M residen Bali dan Lombok datang ke Lombok meminta keterangan tentang pengaduan orang Sasak ditolak olehraja. 6). Raja Mataram berusaha agar Inggris turut campur ke dalammasalah kontrak tahun 1843M. 
Kemudian kembali lagi Belandaikut campur tahun 1893 M yang diwakili oleh Hordijk untuk mendamaikan rakyat Sasak dengan Mataram. Tetapi ditolak olehMataram. Kali ini Raad van Indie marah dan menempuh jalankekerasan.Kontrolir Liefrinck kemudian mengambil inisiatif denganmendarat lewat Labuhan Haji (sebuah pantai di sebelah selatanLombok Timur). kemudian melaporkan bahwa : 1). Di Lombok rakyat Sasak terancam kelaparan. 2). Aktivitas penyerangan dari rakyat Sasak sudah berkurang danhanya bertahan di pos masing-masing. 3). Pos-pos rakyat di Praya setiap hari mendapat serangan dariMataram sementara rakyat kelaparan. 4). Pemimpin-pemimpin dan rakyat Sasak telah bertekad tidak akanmenyerah terhadap Mataram. 5). Di pihak A.A. Made bertekad sehabis perang akan membunuhsemua pemimpin Sasak terkemuka dengan keluarganya serta parahaji agar tidak ada yang menganjurkan pemberontakan. 6). Menurut Liefrinck rencana A.A. Made pasti akan dilaksanakan,terbukti dengan pemanggilan dua orang pemuka Sasak dibunuholeh A.A. Made.

E.  TUNTUTAN BELANDA
Mengetahui laporan tersebut, Gubernur Jenderal memutuskanuntuk ikut campur yang tidak dapat ditunda lagi. Pada tanggal 22 Mei 1894 M, Gubernur Jenderal mengirim surat kepada menterikoloni Bergsma bahwa Belanda akan campur tangan untuk memperbaiki nasib rakyat Sasak. Akan tetapi sebelum menggunakankekerasan Gubernur Jenderal Van Der Wijck memerintahkan residenBali dan Lombok untuk menuntut Mataram sebagai berikut :
1.    Raja Mataram minta maaf dan menyatakan penyesalannya atas perbuatan raja yang tidak senonoh kepada Gubernur Jenderal.
2.    Raja Mataram akan menuruti perintah Gubernur Jenderal dengantepat
3.    Penerimaan campur tangan dalam keadaan yang rumit diLombok.Berdasarkan laporan dari J.H. Liefrinck, Gubernur Jenderal diBetawi memerintahkan residen di Singaraj a untuk datang sendiri keMataram membawa surat tuntutan (ultimatum) yangkeberangkatannya terjadi pada tanggal 27 Mei 1894 M. Upaya perundingan yang diprakarsai oleh Belanda untuk mempertemukanorang Sasak dengan Mataram berakhir buntu. Orang-orang Sasak meminta orang-orang Bali dipulangkan ke negerinya. Kemudian pada tanggal 9 Juni 1894 M residen menyerahkan tuntutan yang bunyinya :
a.       Permintaan maaf yang sebesar-besarnya atas sikap yang kurang pantas yang selalu diambil terhadap Gubernemen dan petugas- petugasnya.
b.      Jaminan terhormat, agar pemerintah kerajaan (Vorsten Bestuur)selalu ditaati pihak Mataram. Pihak Mataram harus mengikutisegala "perintah dari Gubernur Jenderal sebagai pelaksana dari pemerintah atas seluruh Hindia Belanda, di mana Lombok termasuk bagian dari kekuasaannya.
c.       Anak Agung Made diminta untuk bertanggungjawab dan bersedia untuk diasingkan ke pulau lain.
d.      Menggunakan perantara residen untuk mengakhiri kekacauan diLombok dan berjanji akan tunduk dibawah peraturan yangdikehendaki oleh residen, demi kepentingan tugas.
e.       Peletakan jabatan raja yang sudah tua digantikan oleh penggantinya yang sah.
f.       Kesediaan untuk melaksanakan penandatanganan kontrak politik yang baru, sesuai dengan kehendak Gubernur Jenderal.
g.      Pembayaran semua ongkos ekspedisi.Tuntutan-tuntutan tersebut di atas harus dijawab oleh rajadalam waktu 3 hari. Pada tanggal 11 Juni 1894 M, raja meminta penundaan jawaban dalam waktu yang tidak terbatas. Permintan iniditolak pihak Belanda, karena pada tanggal 13Juni 1894 M, residen berangkat meninggalkan Lombok dan kembali ke Singaraja dengantidak membawa hasil apapun. Belanda kemudian mengirimkan pasukan untuk memerangi kerajaan Mataram di Lombok. Dalam bulan agustus 1894 M, Belanda mengirimkan kapal perang-dengan pasukan bersenjata lengkap di bawah pimpinan Jenderal Van Ham, para perwira kebanyakan terdiri dari orang-orang Belanda,sedangkan serdadunya terdiri dari orang Jawa, Ambon dan Manado.

F.   TERBUNUHNYA ANAK AGUNG MADE
Dalam keadaan siap gempur tersebut, pasukan Belandaditurunkan dari kapal ke pantai sebelah utara Ampenan, di sekitar Pondok Prasi. Sedangkan para pemimpinnya menghadap raja dengan permintaan supaya.pihak kerajaan takluk dan menandatangani surat penyerakan. Melihat kekuatan pihak Belanda yang tidak mungkinterkalahkan, maka raja terpaksa menyetujui untuk berdamai, dengansyarat diantaranya bahwa pihak Belanda masih mengakui kedaulatankerajaan Mataram atas Pulau Lombok. Kerajaan Mataramdibebankan ganti rugi sebesar 1 juta Gulden, sedangkan penyerahanAnak Agung Made Karang Asem tidak terlaksana karena ketikaterjadi pergolakan politik itu ia meninggal dunia.Berita tentang kematian Anak Agung Made sendirimengandung teka-teki sampai kini. Di masyarakat beredar beberapaspekulasi tentang kejadian yang menyebabkan tewasnya anak rajayang saat itu menjadi incaran Belanda tersebut. Berikut akandiuraikan secara garis besar beberapa versi tersebut :
1.    Anak Agung Made telah melakukan Gamia Gamana (melakukanhubungan badan dengan salah satu anggota keluarganya), makamenurut hukum kerajaan mereka harus dihukum mati, meskipun pelakunya anggota keluarga raja.
2.    Menurut Belanda dalam buku "Lombok Expeditie" tulisan W.Cool tahun 1896 M, bahwa Anak Agung Made tewas karenaterbunuh dengan keris.
3.    Anak Agung Made Karangasem, tidak rela diserahkan keBelanda, karena ia adalah seorang kasta ksatria, maka lebih baik mati. la diduga bunuh diri.Dengan demikian terjadilah perdamaian itu, maka kedua belah pihak bersepakat untuk mengadakan upacara peringatan yang juga dihadiri oleh pemuka-pemuka Sasak yang dilangsungkan pada tangga1 26 Agustus 1894 M. Pasukan Belanda yang diturunkan darikapal membuat perkemahan di sebelah barat Karang Jangkong dansebagian menduduki posisi di tanah lapang di muka Pura Meru yang berhadapan dengan Puri Ukir Kawi di Cakranegara.

G. SEBAB KEKALAHAN MATARAM
1.    Mulai tumbuh kesadaran di kalangan orang Sasak akan pentingnya makna persatuan.
2.    Sejak terjadi peperangan antara Mataram-Sasak, kerajaanMataram tidak pemah mendapat bantuan secara tulus dari para pendukungnya.
3.    Pada akhir pemerintahan raja tua, A.A. Gde Ngurah Karangasemtidak mampu mengendalikan salah seorang anaknya, A.A. Made,yang terlalu memburu harta. Sedangkan putra mahkota, A.A.Ketut Karangasem, tidak berdaya.
4.    A.A. Made dan A.A. Ketut Karangasem merasa malu. Kenyataan bahwa ketika perang di Praya selama tiga bulan melawan tujuhorang saja mereka tidak mampu menang, padahal pihak Mataram menggunakan berbagai persenjataan modem, hal itu menurunkanmoral pihak Mataram.
5.    Orang-orang Sasak yang membantu Bali tergetar hatinya uanruntuh moralnya ketika mendengar kumandang jihad fisabilillah.Akibatnya banyak orang Sasak yang berbalik haluan danmembangun Sasak bersatu.
6.    Orang Sasak keberatan dikirim berperang melawan Klungkung Bali.
7.    Dalam beberapa peperangan yang mendatangkan malapetaka, pihak Mataram selalu meminta bantuan dari Bali. Di sisi lain, diBali sendiri terjadi perang antar kerajaan.
8.    Jasa jasa baik Belanda untuk menawarkan perdamaian ditolak oleh Mataram.

BAB XIV
LOMBOK PADA MASA BELANDA

A.  INTERVENSI BELANDA
Sesudah kerajaan Bali ditaklukkan oleh Belanda tahun 1894M, terjadi persoalan tentang status dan kedudukan pulau Lombok dalam konteks pemerintahan. Jika orang Sasak diserahi untuk memerintah sendiri (zelfbestuur), mungkin mereka sudah lupa,karena terlalu lama dijajah oleh Bali (selama 150 tahun). Sebaliknya, jika diserahkan kepada orang Bali maka hal itu lebih tidak mungkin,karena akan terus-menerus terjadi peperangan. Maka untuk sementara waktu wilayah Lombok ditempatkan di bawah pemerintahan langsung pihak Belanda (Onder RechtsteeksBestuurgebied), dan pada waktunya nanti akan diberikan kekuasaanuntuk memerintah dirinya sendiri. Tetapi masyar4kat perlu dididik dahulu supaya matang.Terdapat beberapa hal yang membuat Belanda memilikikesimpulan demikian :
1.    Orang-orang Bali yang yang berada di bagian barat pulauLombok menjalankan kekuasaan secara mutlak atas orang-orangShsak yang beragama Islam.
2.    Orang-orang Bali tidaklah begitu berani menghadapi dan beradadi tengah-tengah orang Sasak sehingga menggunakan perwakilanorang-orang Sasak dari kalangan Punggawa.
3.    Orang-orang Bali memberikan hukuman berat kepada orang- brang Sasak. Hukuman tersebut menyebabkan terjadinya pemberontakan pada tahun 1854 dan 1856 M, akan tetapi orang-orang Sasak gagal untuk membebaskan diri dari kekuasaan Bali.
4.    Raja Mataram memberi bantuan pasukan kepada raja Mengwiuntuk melawan Gianyar. Pasukan bantuan tersebut berasal dari kalangan Sasak. Oleh sebab itu, Belanda merasa perlu ikut campur menangani permasalahan tersebut untuk menghindari korban yang lebih banyak. Sebenarnya alasan tersebut cukup mengada-ada, akan tetapi karenakerajaan Mataram (Gusti Ngurah Ketut Karangasem)melanggar perjanjian yangtelah disepakati denganBelanda pada tanggal 7 Juni 1843 yang isinyamenyatakan bahwa Pulau Selaparang adalah milik dankepunyaan Gubernemen Belanda, ditambah lagidengan kesewenang - wenangan raja Mataram terhadap masyarakatSasak seperti berita dari surat yang ditulis tanggal 9 Desember 1891M, maka pihak belanda merasa perlu untuk turun tangan. Menurut pihak Belanda bahwa meskipun surat tersebut Pertempuran alKarang Tumbuk Sumber : Pulau Lombok dalam Sejarah berasal darikaum miskin dan bodoh tetapi mereka adalah para pemuka-pemukaSasak. Hal itu juga diperkuat oleh hasil laporan dari observasiLiefrinck yang tiba di pulau Lombok pada tanggal 3Maret 1894 Myang memeriksa keadaan suku Sasak di pulau Lombok.Pihak Mataram juga memberikan hak monopoli kepada orangInggris, bahkan memberikan izin untuk mendirikan bengkel perkapalan di Labuhan Tering tanpa izin dari pihak Belanda. Makatidak ada pilihan lain bagi Belanda selain terlibat langsung danmenegur pihak Mataram.Sebenarnya pihak Belanda sudah mencoba mempertemukantokoh-tokoh Sasak dan pihak Mataram, akan tetapi menemui jalan buntu. Akhimya Belanda mengeluarkan ultimatum yang memberatkan Mataram, akan tetapi pihak Mataram meminta penundaan jawaban. Pihak keraj aan selalu mengulur-ulur waktu.Melihat gelagat tersebut kemudian Belanda menurunkan pasukannyadan mendarat di Ampenan, maka mau tidak mau ultimatum tersebut harus diterima. Untuk kelancaran dan berjalannya pembicaraanBelanda memindahkan sebagian pasukannya di tanah lapang dekatPura Meru.Adapun isi perjanjian antara Mataram dan Belanda yangtertanggal 7 Juni 1843M sebagai berikut : 1).Mataram mengakui kedaulatan Belanda atas pulau Lombok. 2). Mataram tidak lagi melakukan hak adat tawan karang. 3). Mataram akan melindungi kepentingan perdagangan Belanda. 4). Mataram tidak lagi kontak atau melakukan perjanjian dengan bangsa kulit putih lainnya. 5). Sebagai imbalan Mataram diberi hak otonomi penuh olehBelanda dalam melaksanakan pemerintahan di Lombok.

B.  UTUSAN SASAK KE CAKRANEGARA
Untuk penandatanganan perjanjian tersebut harus disaksikanoleh pemuka-pemuka Sasak. Untuk memberitahu orang Sasak,Jenderal Van Ham diutus menemui mereka di Sisik agar datangke Cakranegara akan tetapi pemuka-pemuka Sasak menolak undangan tersebut. Mendengar penolakan tersebut akhimya panglima pasukan sendiri datang ke Sisik Labuhan Haji sambil  memberikan penjelasan dan para pemuka Sasak menyepakatidengan mengirim utusan sebanyak 2 orang.Kemudian pada malam tanggal 26 Agustus 1894 M, keduautusan Sasak datang dan ditempatkan di markas tentara Belanda.
Tetapi kedua orang utusan tersebut membuat ulah denganmeninggalkan tempat perundingan. Mereka berpendapat bahwa,adalah sama saja, "lepas dari mulut buaya, masuk ke mulutsinga". Kemudian keduanya menembak ke dalam puri. Tembakanitu menimbulkan reaksi dan terjadilah baku tembak yang semakingencar.Setelah berkobamya pertempuran antara Belanda denganMataram, mereka meninggalkan kota melalui desa Lingsar. DiBatukliang mereka bertemu dengan pasukan Overste Van Lawick Van Baps, yang sebelumnya berpatroli di Batukliang. Para utusan tulah yang memberitahu bahwa di Cakranegara telah terjadi pertempuran antara Belanda dengan Mataram.

C.  TEWASNYA JENDERAL VAN HAM
Pukul 23.15 WITA terjadi peperangan antara Belanda denganMataram, karena kedua utusan tersebut menembakkan senapan.Kemudian terjadi saling tembak-menembak yang menyebabkanseorang bintara terluka parah. Pada penyerangan tersebut Belandamemiliki kekuatan sebanyak 400 orang.
·      Kapten Kamerman memimpin garis utara.
·      Kapten Fuhr Hop memimpin garis barat dan selatan dibantu olehkompi Maluku.Pukul 24.00 wita, pihak Mataram menyerang bivak-bivak sebagai sasaran yang empuk karenatidak penghalang. Perwira KesehatanYanssen penuh kesibukan Sementaratembakan terus-menerus dan bertubi-tubi, bantuan yang diharapkan tidak kunjung datang. Pada saat keluar itulah Jenderal Van Ham tertembak di bagian perut dan dada. Siapa yangmenembak sampai sekarang masihmenjadi tekateki. Sebanyak 16 prajurit meninggal dan 2 orang terluka parah. Di bawah tembakanyang gencar itu, rombongan tandumembawa Jenderal Van Ham tiba di Pura Karang Jangi:c DisitulahJenderal Van Ham menghembuskan nafasnya terakhir.Demikianlah, setelah peperangan agak reda, jenderal kompiVan Lawick yang memberi bantuan, ketika memasuki Cakranegara,Karang Tumbuk, Sweta dihadang pasukan kerajaan. Merekaditembaki dari lubang-lubang pekarangan sekitarnya. Sedangkan pasukan Blegvelt yang berpatroli ke Praya dan Sukarara pada tanggal 26 Agustus menerima berita lalu kembali ke Mataram. Begitupulasetelah memasuki Cakranegara mereka menerima tembakan demitembakan dari kiri-kanan jalan. Banyak sekali korban matiditinggalkan dan yang terluka ditandu. Dalam kegelapan malam,sekitar puku1 20.00, mereka berbelok ke arah Mataram denganmeninggalkan banyak korban.

D.  PENYEMPURNAAN KEKUATAN BELANDA
Pada tanggal 27 Agustus 18 94 M, Jenderal Vetter sampai diAmpenan. Kemudian melaporkan kejadian tersebut melalui telegramkepada Gubernemen Jenderal di Betawi pada tanggal 28
Agustus18 94 M. Jenderal Vetter menerima jawaban bahwa ekspedisi dal :disempurnakan. Dalam waktu lima hari tepatnya tanggal 31 Agustus1894 M, gerakan lebih ofensif mulai dilakukan. Sementara itu pihak raja Mataram mencoba berdamai dan memohon maaf, tetapi permintaan maaf tersebut ditolak.Angkatan laut Belanda pun mulai menembaki MataramdanArong-Arong (Dasan Agung) sehingga orang Bali terusir.Sebelum penembakan dilakukan mereka melakukan observasi penyisiran terhadap orang-orang Bali yang memiliki tembok-tembok yang sangat untuk melindungi mereka dan orang-orang Sasak terutama di sekitar Kekalik dan Tepi Sungai. Hal ini bertujuan untuk lebih leluasa menembaki dengan tujuan menduduki Mataram.Dengan demikian, seluruh pantai utara dan barat Lombok dikuasai oleh pihak Belanda. Sementara orang Sasak di Lombok Timur dan Lombok Tengah dipersenjatai untuk menyerang Mataram.Raja Mataram mulai menarik simpati orang-orang Sasak denganmemberikan janji muluk dan iming-iming hadiah uang. Sementaraitu menyerahnya Datu Pangeran Ketut Karangasem bersama lima belas orang yang beragama Islam tidak menyurutkan guru Bangkoluntuk menyerang Mataram.

E.  RUNTUHNYA KERAJAAN BALI DI LOMBOK 
Beberapa kronologi peristiwa : 1). Pada tanggal 5 September 1894 M, beberapa desa seperti Kekalik, Dasan Agung, Rembiga dapat diduduki tanpa adanya perlawanan. 2). Pada tanggal 12 dan 13  September 1894 M : (a). Pagutan dan Pagesangan ditembaki dari arah kekalik. (b). Pagesangan dan Pesinggihan dari Arong-ArongTembakan balasan pun terjadi dari arah Pagesangan sehingga dari pihak Belanda dua orang tewas dan tujuh orangluka-luka. 3). Pada tanggal 14 September 1894M, Pagesangan dikuasai dan dijadikan pos. Untuk membersihkan medan disekitarnya dilakukan oleh sekitar 100 orang hukuman untuk membuat jalan dari Kekalik keSekarbela dengan tujuan pengangkutan material berat pada esok harinya. 4). Pada tanggal 17 September 1894M, operasi dari kampung-kekampung terus dilaksanakan yang didahului dengan tembakan artileri. Panglima Vetter memimpin seluruh operasi. Pukulan tong-tong memanggil semua orang Bali untuk ikut serta bertempur. Dari Cakra segera datang pasukan Bali yang kuat. Dalam waktu yang singkat kedua belah pihak terlibat dalam pertempuran yang sengit, berturut-turut, satu demi satu stelling Bali direbut kembali. Kemudian setelah dibantu pasukan Sasak,Belanda mendesak Mataram.
Dalam pertempuran ini, Gusti Luki anak almarhum A.A. Made tewas. 5). Pada tanggal 19 dan 20 September 1894 M, pasukan Matarammencoba merebut Pagutan tetapi dapat dicegah oleh rakyatSasak, bahkan bekas pemimpin desa, Ida Nyoman Kosong dapatditangkap kemudian diserahkan kepada Jenderal Vetter. 6). Pada tangga1 27 dan 28 September 18 94 M berturut-turut dilakukan manuver ke timur-laut Mataram untuk mengalihkan perhitungan musuh. 
Dengan kekuatan satu setengah batalyondibawah pimpinan Jenderal Sugov menuju ke Rembiga. Mula-mula diambil stelling di Pajarakan, dari kampung Kamasan disebelah utara, Mataram ditembaki terus-menerus. Kemudianmenuju ke arah timur-laut. Kemudian, kampung Kamasandiserang dari kampung Monjok. Terlebih dahulu tembok yangmenjadi penghalang dihancurkan dengan granat.Perlawanan dari pihak Bali tidaklah kecil. Mereka bersikukuhmempertahankan setiap jengkal wilayahnya, terutama tempat-tempatdi sekeliling puri istana kediaman Anak Agung Ketut Karangasemyang merupakan calon pengganti raja yang sudah lanjut usia. Namun bagaimanapun kuatnya pertahanan pihak Bali, kota Mataram dapat dikuasai dan diduduki akibat persenjataan yang tidak berimbang. Pihak pasukan Bali pun terpaksa meninggalkan segala-galanya dan terdesak mundur dari semua front pertempuran, sehingga menurunkan semangat juang pihak Bali. Tembok-tembok dibongkar dengan segala macam alat, sepertimesiu, dinamit, linggis, dan sebagainya. Dalam waktu yang singkatketiga puri tersebut sudah berada kobaran api, yang berakhir sampai tengah malam.
Demikianlah tempat-tempat para pembesar Bali dihancurkan. Kota Mataram yang megah itupun hancur lebur,termasuk puri (kediaman) raja dan putra mahkota. Salah satu peristiwa penting yang terjadi pada saat penghancuran kerajaan Mataram, adalah ditemukan kitab Negara Kertagama karya Mpu Prapanca oleh Dr J.L.A. Brandes tepatnya disekitar halaman istana Cakranegara. Adapun sampai jatuhnya Mataram, jumlah kerugian di pihak Belanda : satu orang perwira (letnan dua infanteri) berikut 13 anak  buahnya dan 3 orang hukuman, yang luka-luka 4 orang, kemudian dua orang letnan dua beserta 50 anak buahnya. Pertempuran merebutMataram sengit sekali. Adapun kerugian dari pihak Bali, lima pimpinan Bali yang terkenal, juga putra mahkota (Anak Agung Ketut Karangasem) beliau gugur waktu mempertahankan Puri bersama anak buahnya. Di pihak Bali, jumlah korban ditaksir lebih dari 300 orang meninggal. Beberapa pengikut putra mahkota yang setia telah mengangkut jenazah ke Cakranegara pada tengah malam. Di sana raja tua ingin melihat putranya tetapi dicegah karena tubuh Anak Agung Ketut terlalu hancur akibat tembakan. Pada tanggal 10Oktober barulah proses penyerangan selesai.Maka sejak itu, secara nyata dimulailah penjajahan pulau Lombok oleh Belanda. Sejak itu pulalah pihak Belanda sibuk mengatur segala sesuatu menurut kehendaknya, terutama dalam soal keamanan dan penertiban wilayah.

F.   SISTEM PEMERINTAHAN
Pada tahun 1882 M berdasarkan Ind. Stbl. No. 123, pemerintah Belanda mendirikan keresidenan Bali dan Lombok,dengan Ibu Kota Buleleng (Singaraja). Para raja di Mataram sangatkeberatan atas tindakan Belanda  karena bertentangan dengan perjanjian persahabatan tahun 1843M. Tetapi Belanda tidak pernahmenghiraukannya karena Belanda menganggap pulau Lombok adalah wilayah kekuasaannya. Dengan demikian, kedaulatan Mataram sudah tidak penuh lagi. Hal ini terbukti jika ada darikerajaan itu yang bertindak bertentangan dengan kehendak Belandamaka mereka akan dicap indisipliner. Adapun sistem pemerintahan Belanda pada waktu itu sebagai berikut :
1.    Pulau Lombok diberi kedudukan sebagai bagian (afdeling) darikeresidenan Bali dan Lombok, yang dikepalai oleh seorang residen yang berkedudukan di Singaraja sebagai ibu kota keresidenan, sedangkan afdeling Lombok dikepalai oleh seorang Assisten Residen yang berkedudukan di Mataram sebagai ibu Kotanya.
2.    Pulau Lombok pada mulanya dijadikan dua wilayah (Order Afdeling), yaitu wilayah Lombok Timur dengan ibu kota Sisik (Labuan Haji) dan wilayah Lombok Barat dengan ibu kota Ampenan, tetapi kemudian  dirubah  menjadi 3 wilayah : (1) Lombok  Barat dengan ibu kota Mataram, (2) Lombok Tengah dengan ibu kota Praya, dan (3) Lombok Timur dengan ibu kotaSelong. Masing-masing dikepalai seorang Belanda dengan kedudukan controleur, sedangkan daerah utama yaitu Tanjung ditempatkan seorang gezaghebber (semacam penguasa perang).
3.    Tiap-tiap wilayah dibagi menjadi beberapa kedistrikan, yangdikepalai oleh seorang distrik dan bagi orang-orang Bali diangkat seorang  yang berkedudukan sebagai punggawa dari orang Bali. Pembagian wilayah kedistrikan di Lombok Timur terdiri atas : Masbagik, Rarang, Pringgabaya, Sakra. Lombok Tengah terdiriatas: Praya, Batukliang, Kopang, Jonggat. Sedangkan di Lombok Barat terdiri atas: Ampenan, Gerung, Tanjung, Bayan.
4.    Golongan Bali, rupanya untuk memberikan kepuasan kepada mereka, rakyat Bali dijadikan 9 wilayah yang masing-masing dikepalai oleh seorang patih, kemudian dijadikan 3 punggawaanyaitu punggawa Cakranegara Utara, Cakranegara Selatan dan Pungggawa Pemenang.
5.    Pembagian kedistrikan bagi orang Sasak tidak lagi didasarkan pembagian geneologis, tetapi berdasarkan wilayah teritorialdengan batas-batas tertentu, sedangkan untuk kepenggawaanmasih diatur menurut penduduk yang terdiri dari orang-orangBali (geneologis). Dengan adanya perkembangan ini, maka beberapa peraturanikut berubah, sebagai berikut : 1). Lombok Timur: untuk kedistrikan Rarang dibagi 2 yaitu Rarang Timur dan Rarang Barat. 2). Lombok Barat: untuk kedistrikan Ampenan dibagi menjadi 2, yaitu : Ampenan Barat dan Ampenan Timur. 3). Sedangkan untuk tiga punggawa itu dijadikan satu yaitu penggawa Cakranegara yang mengepalai seluruh orang Bali yang berada di pulau Lombok. 4). Bagi penduduk golongan minoritas sebagai orang-orang China,Arab dan India serta orang asing lainnya. 5). China diangkat seorang kepala yang disebut Kapten der Chinezen, untuk golongan Arab juga India yang diistilahkandengan orang timur asing diangkat juga seorang kepala.

G. PENDIDIKAN RAKYAT
Pada zaman pemerintahan Belanda, secara umum di seluruhdunia terjadi perubahan dan pembaharuan secara menyeluruhterhadap aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya. Perusahaan- perusahaan yang ada di Indonesia mengalami perkembangan yangsangat pesat sehinggga membutuhkan tenaga kerja yang terdidik danmemiliki keterampilan tertentu. Dalam hal ini pendidikanmempunyai peranan yang sangat penting. Di samping itu penduduk  pribumi juga mulai bangkit semangat dan kesadarannya unmemperbaiki status sosialnya sebagai warganegara kelas dua melalui pendidikan. Oleh karena itu pemerintah jajahan mengarahkan pembinaan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja pribumi, demi kepentingan kaum pemilik modal Eropa (Belanda). Sesudah 18 tahun Belanda menguasai Lombok sekitar 1912 M, sekolah yang dibangun hanya 8 buah Yaitu : (1)
Sekolah Gubernemen di Mataram, Praya dan Selong masing-masing sebanyak 1 buah. (2). Sekolah Subsidi dibangun  di Pringgabaya,  Labuhan Haji, Masbagik,  Kopang masing-masing 1 buah. (3). Sekolah Desa di Mantang hanya sebuah. Pada tahun 1923 M  baru dibangun sekolah "Hollands Inlandse School (HIS)" di Mataram dan beberapa tahun kemudian dibangun Schakel School diSelong. Sampai tahun 1942 M tidak ada sekolah menengah (SMP) yang dibangun sebagai sekolah Mayor Sumber : Lombok dalam Sejarah lanjutan Sekolah Rakyat. Penyelenggaraan pendidikan oleh masyarakat secara swadaya juga diperbolehkan, akan tetapi harus mendapatkan izin dari pemerintah Belanda.
Laporan-laporan mengenai kurikulum dan keadaan sekolah pun harus dilaporkan secara berkala. Ketidak lengkapan laporan sering dijadikan alasan untuk menutup  kegiatan pendidikan di kalangan masyarakat tertentu, sehingga haltersebut dapat menjadi faktor penghambat karena rakyat belum menguasai administrasi dengan matang.

H.  PERADILAN
Peradilan diatur menurut golongan. Adapun golongantersebut sebagai berikut : 1). Untuk golongan Sasak dinamakan "Raad Sasak". 2). Untuk golongan Bali dinamakan "Raad van Justitie", Raad Sasak dan Raad Kerta. 3). Peradilan dilaksanakan berdasarkan adat dan pasuar. 4). Pengadilan asli dari tiap-tiap golongan juga diadakan pada tiap-tiap wilayah : (a). Golongan Sasak diketuai oleh controleur dan seorang wakil ketua beberapa anggotanya yang diangkat dari orang-orang Sasak. (b). Golongan Bali diketuai oleh controleur dan seorang wakil ketua beberapa anggotanya yang diangkat dari orang-orang Bali. Di tiap-tiap kedistrikan diadakan peradilan yang lebih rendahdisebut "Raad Distrik" (distrik gerechts) dengan batasan kekuasaanlebih sedikit. Untuk menilai segala keputusan dari masing-masingRaad (Peradilan asli) diadakan badan penguji yang dinamakan"Revisie Kommissie" yang diketuai oleh Assisten Residen dengan beberapa orang anggotanya yang merupakan wewenang tertinggi bagi peradilan asli itu.

6 komentar:

  1. sangat bermanfaat dalam menambah wawasan sekaligus memadukan dengan cerita2 sasak yang lain. Thanks

    BalasHapus
  2. sebaiknua sumber dicantumkan dan sumber yg digunakan harus berimbang

    BalasHapus
  3. sebaiknua sumber dicantumkan dan sumber yg digunakan harus berimbang

    BalasHapus
  4. Akan smkin mantap bila patih2 Kr.asem diikutkan dlm penulisan agr sejarah bisa dirasakan semua pihak, terutama anak cucu beliau yg kini tidak jelas nasipnya.

    BalasHapus
  5. Terimaksih Niwayan Mariaseh Atas Sejarah Lombok Bali Akan Tetapi Lebih Bagus Lagi Tuan Guru Haji Ali Batu Ditulis Dengan Lengkap Perjelanan Sakra

    BalasHapus