A. KERUNTUHAN SAKRA (SAKRA BEDAH)
Karangasem menyadari, kendati pun Sakra yang
semulahanya daerah kecil di wilayah kekuasaannya, akan tetapi
memilikiketangguhan yang lebih dibandingkan Pejanggik. Sakra sangat
solid,merupakan pedaleman tunggal dan tidak memiliki pedaleman lain
di bawahnya, oleh karena itu wilayahnya sqngat utuh. Maka tidak mudah
mengalahkan Sakra dengan kekuatan konvensional. Dengandemikian Karangasem
benar-benar mempersipakan diri. Berbagai perlengkapan senjata seperti
bedil dan kapal (dengan nama Sri Cakradan
Sri Mataram) dibeli dari Singapura. Selain itu, untuk menambahkekuatan didatangkan pasukan dari Karangasem dan
Kelungkung.Karangasem memerlukan persiapan sekitar tiga tahun untuk
dapatmelawan Sakra sambil melancarkan serangan-serangan kecil kewilayah Sakra.
Seolah-olah hanya kekuatan kecil itu yang dimilikiKarangasem, hingga saat itu
pun tiba.Serangan balik dilancarkan oleh Raja Muda Mataram A.AGde Karangasem.
Satu demi satu desa diserang oleh Karangasemyang dilengkapi senjata bedil. Tiap
desa yang dilalui penduduknyadipaksa menjadi tameng. Sebagai prajurit
profesional, mereka tidak langsung menusuk ke jantung pertahanan Sakra,
melainkanmengggelar strategi Sapit Urang untuk mengepung Sakra.Setelah melalui
Rarang, Suradadi, Padamara, maka pangkalandi Kopang dipindahkan ke Masbagik.
Setelah itu menaklukan PenedeGandor, mereka pun memasuki wilayah Surabaya.
Meskipun PeSiraga Perkanggo Surabaya yang perkasa itu melakukan perlawananyang
gagah berani, akan tetapi tidak berdaya menghadapi pasukanyang lengkap
bersenjata bedil. Keadaan itu memaksa Pe Siraga
Lokasi desa Sakra memang
dipilih dengan pertahanandikelilingi oleh kali yang dalam di sebelah
timur, sisi selatan dan barat.
Sedangkan di sebelah utara berderet bukit-bukit sebagai benteng alam.
Pasukan dari Kelungkung setelah menyapu Mujur,Ganti, dan Beleka maju
terus melalui Jerowaru dan Mendana. Lalu berhenti
berkemah di sebelah barat sebelah kali Palung yang dalam.Di sebelah
timur tepatnya di bukit Selong, berkemah para prajuritPagutan dan Pagesangan.
Barulah kemudian pasukan induk menduduki
bukit-bukit di sebelah utara untuk perang urat saraf dimalam hari dengan
menggelar pesta dan mendatangkan penari Joget.A.A. Gde Karangasem menerapkan
strategi Gelar Perang Garuda Ngelayang. Para prajurit tameng yang terdiri
dari orang-orang Sasak,mereka juga ditugaskan untuk terus menerus membuat
gangguandengan serbuan setiap hari. Pengepungan yang berbulan-bulan
tanpaserangan besar-besaran benar-benar menyebabkan prajurit Sakramenjadi
frustasi. Orang Sakra yang tidak mengerti strategi perangmerasa tak
habis pikir ketika siang dan malam pihak Bali terusmenerus menembakkan bedilnya, Pipian Langit, dan ditertawakansebagai
orang kaya yang membuang-buang mesiu. Mereka tak mengerti strategi perang
urat saraf sementara bantuan yangdiharapkan dari Goa dan Sumbawa tak kunjung
datang karena kurang koordinasi.Akhirnya prajurit Sakra tak punya pilihan lain
kecuali keluar mengamuk tanpa aturan melawan prajurit-prajurit Sasak
sendiri yangdipergunakan sebagai tameng hidup oleh prajurit Bali.
Sementara orang
Bali sendiri berada pada barisan belakang mempergunakansenjata lengkap. Pada
pertempuran tersebut, Raden Nuna GedeLancung beserta saudaranya gugur di sisi
barat. Sementara di sebelahtimur yang dipertahankan oleh Raden Benta, Raden
Mombek, danRaden Bentabonter juga mengalami nasib yang sama. Begitu pula dengan
pasukan induk di sebelah utara, meskipun mampu merobohkan begitu banyak
prajurit-prajurit Bali akan tetapi jugamengalami nasib yang sama.Setelah banyak
prajurit-prajurit tangguh Sakra yang tewas, barulah prajurit-prajurit Bali
maju dan memasuki Sakra dengan membawa perlengkapan senjata
lengkap. Puri yang hanya tinggaldan dipertahankan oleh Pe' Siraga juga jebol
dan diratakan dengantanah. Seluruh bangsawan Sakra mati, kecuali para
kanak-kanak yang sebelumnya telah
diungsikan ke Korleko. Pe Siraga sendiritewas
sementara Raden Bini Ringgit menyiapkan pusakanya danuntuk pertama kalinya
meminta ampun kepada suaminya sebelum puputan sabil. Raden Bini Ringgit
meminta bantuan pada suaminyauntuk menyelamatkan anaknya yang masih bertempur
di dalam desa,akan tetapi Karaeng Manajai menemukan putranya sudah tewas.Pemban
Bini Ringgit karena sudah sepuh dan tua gagal puputan sabil, dengan
mudah ia ditangkap dan ditahan sebagaisandra
yang sangat berharga di Taman Kelepug (Mayura) dandidampingi oleh anak tirinya.
Perang Sakra ini berlangsung pada tahun 1824-1828 M meluluhlantakkan Sakra. Perang ini
disebut"Peresak". Kerajaan Sakra dianggap runtuh dan hanya berumur
50tahun, terhitung sejak 1780 M
hingga dengan 1
828 M. Setelahkekalahannya, pihak Sakra kemudian
menjalin dan membinahubungan baik dengan kerajaan Karangasem.
BAB XI
KERAJAAN KARANGASEM BALI DI PULAU LOMBOK
A. BERDIRINYA KARANGASEM BALI DI
LOMBOK
Permintaan bantuan dariArya B anjar Getas
memuluskanKarangasem untuk menanamkan pengaruhnya di Lombok.Sebenamya sejak
semula Bali ingin menempati pulau Lombok bagian barat dengan
mengirim rakyatnya secara besar-besaran.Kemenangan
yang diperoleh di Tanak Beaq dan adanya perjanjianTimur Juring dan Barat Juring berarti kerajaan Karangasem Balimemiliki
posisi yang semakin mantap di Lombok.Pada waktu Karangasem berkuasa penuh atas
Lombok,rombongan orang-orang Bali datang ke Lombok yang dipimpin olehtiga
serangkai yaitu I Gusti Ketut Karangasem adik raja Karangasemsebagai pimpinan rombongan, Pedanda Gde Ketut
Subali sebagai pimpinan agama, dan Mas Poleng sebagai pengurus
masalah-masalah pembangunan dan pertanian. Berdirinya kerajaan Singasari
(Karangasem Sasak) karenaorang-orang Bali
sudah semakin banyak di Lombok.
Akhirnya,vorang orang Bali di wilayah kekuasaannya
mendirikan beberapa buah desa yang merupakan kerajaan kerajaan kecil
seperti kerajaanSingasari (Karangasem Sasak) dengan rajanya Anak
Agung Ngurah Made Karang (1720
M), kerajaan Mataram, dengan rajanya bernama
Keluarga Raja dan Para Bangsawan Anak Agung Bagus
Jelantik, ke- Sumber : Pulau Lombok dalam Sejarah
rajaanPagesangan, dengan rajanya bernama Anak Agung Nyoman Karang,kerajaan
Pagutan, dengan rajanya bernama Anak Agung WayanSidemen, dan kerajaan
Sengkongo, dengan rajanya bernama Anak Agung Ketut Rai.
B. BERKEMBANGNYA KARANGASEM BALI DI
LOMBOK
Kerajaan Karangasem bali menunjuk wakilnya di Lombok
yaitukerajaan Singasari (Karangasem Sasak).
Hubungan antarakerajaan-kerajaan berdasarkan asas kekeluargaan untuk
mencapaikemakmuran dan kepentingan bersama. Untuk memperkuat persatuan ini raja Singasari mendirikan Pura
Meru di Singasari pada tahun 1774
M.Kerajaan Singasari bertindak sebagai ketua di dalam sebuah pemerintahan
federasi. Pagesangan biasanya berposisi
sebagai Patihsedangkan Kediri dan Sekongo dilebur menjadi bagian dari
Pagutan,sedangkan Kuripan terpencil sendirian.Adapun pemerintah kerajaan
Singasari (1740-1838 M) berturut-turut
diperintah oleh tiga raja dengan gelar yang sama yaituI Gusti Made
Karangasem (I, II, dan III). Pada masa inilah terjadigelombang perpindahan orang Bali ke Lombok secara besar-besaran.Dalam
menjalankan pemerintahannya, untuk urusan ke bawahdiserahkan kepada para
punggawa. Sedangkan untuk menarik pajak kepada rakyat Sasak
diserahkan kepada petugas berasal dari sukuSasak. Sekongo' sebagai kota
pelabuhan banyak dikunjungi pedagang
irar.
Hal ini dianggapnya sebagai penghalang. Untuk menambah kas perbendaharan dan kekuasaannya, Singasarimenaklukan Sekongo'pada tahun 1803 M. Singasari mengangapdirinya lebih mampu
sehingga kerajaan yang lainnya tidak dibiarkanmaju. Raja Singasari mempunyai
empat orang anak, yang
sulung bemama Dewa Cokorda, kemudian Anak Agung Bagus Oka, Anak Agung
Bagus Karangasem dan yang bungsu bemama Agung Ayu Putri yang dikawinkan dengan
anak Raja Mataram. Sebagai pengganti Raja Singasari, diangkatlah Dewa
Cokorda yangdidampingi oleh patihnya Gusti Gde Dangin.
C. PERLAWANAN KEDIRI
Kesewenang-wenangan Singasari telah memancing
amarahKediri, sehingga secara diam-diam Kediri menyusun kekuatan
danmempengaruhi Rincung Lilin, Penujak, Sakra, lerowaru, dan Kopang. Rencana pemberontakan ini dibocorkan oleh I
Raspa. IRaspa adalah voorang kawula Kediri
sebagai pemegang gadai sawahGde Banawi dari kaula Singasari. Pada 1804 M Singasari mengirimekspedisi ke Kediri.Rakyat
Kediri yang tidak mau berperang pindah ke Pasengan.Kediri mendapat serangan
arah utara, selatan, dan barat. PasukanKediri dipimpin oleh Sura Tresna dan
Walamuka. sedangkan pasukan Singasari di bawah pimpinan Wiryalunglungan
dan PurusaPakasutan. Pasukan Singasari terdesak mundur sampai ke sungaiBabak tetapi setelah datangnya balabantuan dari
Mataram,Pagesangan dan Pagutan. Akhirnya Kediri dapat dikalahkan.
SetelahKediri habis terbakar, Sura Tresna
muncul dari utara danmengangkat senjata. la rela mati demi membela kehormatan
dankemerdekaan negerinya.
D. PERLAWANAN SAKRA
Didudukinya kerajaan Karangasem oleh Buleleng menyebabkan raja Karangasem I, Gusti Gde Ngurah
Lanang, pergi menuju Lombok dan mendirikan keraton di Gunung Sari pada tahun
182
4 M. Hal ini menimbulkan kecurigaan pada pihak Mataram dan Pagutan karena
menganggap Raja Karangasem tersebut akan menempatkan seluruh Lombok di bawah
kekuasaannya. Timbullah saling curiga yang kemudian berlanjut menjadi
perselisihan.Kondisi ini dimanfaatkan oleh pemimpin Sasak dari Sakrayaitu Mas
Panji Komala. Pada tahun 1826
M, Raja Sakra mengumumkan perang melawan
Singasari (kerajaan Karangasem Sasak). Ada beberapa hal yang menyebabkan
perlawanan Sakrayaitu: Pertama, Raden Suryajaya, seorang perkanggo
merangkaptelik (mata-mata), melakukan korupsi dan sangat takut kalaurahasianya
terbuka. Kedua, sebagian besar bangsawan Sakra gelisahkarena anak gadisnya akan
diperistrikan raja-raja di Mataram.Ketiga, sejak lama Mas Panji Komala
menantikan saat yang tepatuntuk mernaklumkan perang terhadap kekuasaan Bali
(Singasari,Mataram, Pagesangan, dan Pagutan).
Permakluman tersebut ditolak
oleh Karaeng Manajai (ayahdari Mas Panji Komala). Penolakan tersebut karena memangsebelumnya
Mas Panji Komala lebih berpihak kepada ibunya. Sepertitelah dikisahkan
sebelumnya, salah seorang putra raja Goa bemamaKaraeng Manajai diperintahkan
untuk mencari jodoh dari kalangan keluarganya yang ada di Lombok. Karaeng
Manajai dibekali sebuah keris pusaka dan sebuah cincin. Sesampai di Lombok,
Karaeng Manajai menghadap kepada dua orang bersaudara Meraja Kusumadan Dewa
Laki Orpa dan mengeluarkan pusaka tersebut. Ternyata keris dan cincin tersebut
sangat cocok dimiliki.Akhirnya Karaeng Manajai dikawinkan dengan Dene Bini
Ringgit (Putri Dewa Laki Orpa, Pemban Mas Hang Pijot). Dari perkawinan
tersebut, lahirlah dua orang anak bernama Dewa MasPanji Komala dan Dene' Binti
Nyanti. Dewa Mas Panji Komala terlahir sebagai penentang kekuasaan Bali di Gumi
Sasak. Karaeng Manajai kawin lagi dengan orang Mate'naling yang bernama Bunga
sehingga hubungan dengan Dene' Bini Ringgit semakin renggang. Oleh sebab itu,
anak-anaknya memihak kepada ibunya. Inilah yangmenjadi latar belakang mengapa
nasehat Karaeng Manajai tidak diindahkan oleh Mas Panji Komala yang
berakhir dengankehancuran Sakra.Penolakan tersebut tidak menghalangi keinginan
Dewa MasPanji Komala untuk tetap berperang melawan Singasari. Dewa MasPanji Komala memproklamirkan diri terbebas dari
Karangasem.Raden Suryajaya menggerakkan bala bantuan dengan mangajak
danmengintimidasi desa-desa Suradadi, Kopang, Rarang, Batukliang,dan
Praya.Rencana penyerangan Sakra ke Singasari, Mataram, Pagutandan Pagesangan
terdengar oleh Singasari.
Akhimya perselisihan
yangterjadi segera dihentikan untuk bersatu melawan kerajaan Sakra.
Bala bantuan dari pulau Bali didatangkan. Pada saat itu, raja
Singasari berjanji, bahwa apabila kerajaan Sakra dapat dikalahkan maka
daerahLombok akan dibagi-bagi kepada kerajaan-kerajaan, desa-desa,
danorang-orang yang membantunya. Pada tahun 1826
M pecahlah pertempuran antara Sakra dengan
Karangasem Lombok di Kopang. Pasukan Sakra terpukul mundur dan Kopang dijadikan
lautan api oleh Singasari. Setelah itu pasukan Singasari beserta sekutunya
bergerak ke pusat pertahanan Sakra. Bantuan dari Karaeng Manajai, Raja Abubakar
dan RajaMenjeli dari Sulawesi tak kunjung datang karena tertahan oleh banyaknya penjagaan di masing-masing
pelabuhan. Bantuan terpaksa mendarat di Labuan Lombok akan tetapi
didesak mundur sampai Sumbawa. Sakra
terkepung dari segala arah. Pemban Aji berusaha untuk membuka kepungan musuh
dengan melakukan serangan kedesa-desa tetapi tidak berhasil dan terdesak,
kemudianmengundurkan diri ke Patondang.Pada saat yang sangat kritis, Dewa Mas
Panji Komala menyerukan jihad fisabilillah. Pasukan Singasari dan
sekutunyaakhirnya dapat dihalau mundur sampai ke Masbagik. Dengan
adanyakemenangan yang gemilang ini membuat Dewa Mas Panji Komalamabuk
kemenangan dan membuat suatu kekeliruan. Semua prajuritnya menjadi
pengecut dan tidak berani menghadapi musuh,sehingga pada penyerangan
berikutnya, Sakra dapat dikalahkan.Dewa Mas Panji Komala menghilang dan ibunya
Dene' Bini Ringgitditangkap dan ditawan di Taman Kelepung Singasari (TamanMayura).Sesuai
dengan janji yang diikrarkan oleh raja, setelah peperangan usai, maka
daerah kekuasaan dibagi dengan perincian berikut: (1) Mataram diberikan
desa-desa yang berada di sebelahtimur sungai Babak, (2) Pagesangan diberikan desa-desa
Suradadi,Suralaga, Kembang Kuning, dan desa Surabaya, (3) Pagutandiberikan desa-desa seperti Batujai, Batukliang,
dan Batutulis, (4)Sedangkan sisanya adalah wilayah kekuasaaan Singasari.
E. RUNTUHNYA SINGASARI
Setelah
perang Sakra, ternyata perselisihan lama kembalitersulut yang mengakibatkan terjadinya perpecahan antar merekasendiri.
Di sisi lain, ketikakerajaan Gunung Sari dipersatukan dengan kerajaan
Mataram oleh kerajaan Singasari. Kerajaan Mataram tidak dapat menerima keputusan tersebut. Tindakan
sewenang-wenangserta adanya gejala untuk menghapus kerajaan-kerajaan
kecilmenyebabkan pihak Mataram mulai mendekati dan mempengaruhidesa
Kopang, Batukliang, Praya, Sakra dan lain-lain untuk menggempur Singasari. Secara umum dapat dikatakan
bahwa, penyebab keruntuhan kerajaan Singasari sebagai berikut :
1. Masing-masing kerajaan tersebut
merasa paling baik.
2. Tindakan Dewa Cokorda yang
kurang baik seperti: perbuatanyang tidak senonoh dengan saudara kandungnya
sendiri.Kemudian, selalu merusak serta merampas daerah kerajaanMataram dengan membuat
hutan perburuan baru yangmempersulit rakyat Mataram mencari kayu dan
alang-alang.Pemerintahannya juga kurang adil sehingga menyebabkanKopang dan
Praya lebih dekat dengan pihak Mataram daripada Singasari.
3. Kebencian Pagesangan kepada
Singasari karena hampir semua keluarga Raja Pagesangan tewas. Hanya seorang
yang dapat lolosdan melarikan diri ke teluk di Sumbawa. Ketika terjadi
perebutan wilayah antara Penujak (termasuk wilayah Singasari) dengan desa Kateng (termasuk
wilayahMataram), maka pada tahun 1838
M, raja Mataram memaklumkan perang kepada Singasari. Maklumat tersebut
ikut mempengaruhi desa Batukliang, Kopang, Praya dan Sakra. Selanjutnya
kerajaanMataram dibantu oleh kerajaan
Pagesangan dan Pagutan. Mereka juga didukung oleh Kapten King, pedagang
Inggris dan nakhodakapal yang bernama Ismail. Kemudian Karangasem Bali juga
mendatangkan 6.000 pasukan untuk membantu Mataram. Sedangkan pihak
Singasari dibantu oleh Lange (pedagang Denmark) dan seorang pedagang dari
Skotlandia. Dalam peperangan tersebut, Mataram berada dalam keadaankritis
setelah tewasnya Raja Sepuh I Gusti Karangasem III di Rumak.Pada saat itulah
Sakra bergabung dengan Kuripan membantuMataram dalam menggempur Singasari.
Kerajaan Singasari dikepungdari segala jurusan, seluruh penghuni Singasari
melakukan puputan di Sweta. Dalam peperangan ini, istana Singasari
dibakar dan semuakeluarga raja tewas
kecuali dua orang anaknya yang masih kecil,seorang perempuan dan laki-laki,
mereka kemudian dibawa keKarangasem Bali. Sedangkan Gusti Gde Dangkin, Patih
Singasari,tewas di Pamotan. Kerajaan Singasari menyerah kalah terhadapkerajaan
Mataram pada tahun 1839 M.
BAB XII
KERAJAAN MATARAM
A. BERDIRINYA MATARAM
Kekalahan
Singasari telahmengangkat derajat
kerajaanMataram. Orang-orang yangmembantu Mataram diberi hak otonom serta
diangkat menjadi pejabat, seperti Gusti Wanasari,Gusti Gde Wanasara,
SangWahayan Lebah yang diangkatmenjadi Punggawa dan.SangBonaha yang diangkat
menjadiPatih.Pada tahun 1839 M Sang
Bonaha dipengaruhi oleh Langesehingga berbalik melawanMataram. Sementara
untuk membunuh sang Bonaha sangatlahsulit karena ia konon saktimandraguna.
Namun raja tidak kehilangan akal, ia mengancam bangsawan
Batujai dan akan diturunkan kastanya jika dalam waktu
3 bulan
tidak mampu membunuh Sang Bonaha. Sehari sebelumancaman berakhir Mamiq Salim berhasil membunuh Sang Bonahayang A. A.
Ketut Karangasem dikatakan sakti mandraguna.Dari kalangan orang Sasak, Dene'
Batu Laki dan Dene' LakiGaliran dari Kuripan diberikan hak otonomi di bagian
sebelah timur sungai Babak dan sungai Belimbing. Begitupula Kopang,
Mantang,Rarang, Praya diberi hak otonomi tanpa membayar pajak keMataram.
B. BERKEMBANGNYA MATARAM
Kerajaan Mataram sebagai penguasa tunggal di pulau Lombok berturut-turut diperintah oleh tiga raja. Raja
yang pertama Anak Agung Ketut Karangasem IV
(1838-1850 M), yang
mengkonsolidasikan Mataram sebagai kerajaan tunggal yang bercorak sentralistik dan represif. Raja kedua adalah
Anak Agung Made Karangasem (1850-1872 M),
di bawah raja inilah dilakukanrenovasi atas Taman Kelepug menjadi Taman Mayura.
Dibangun pula Pura Meru, Tamaiq Suranadi, Lingsar, dan
dirintisnya pembangunan Taman Narmada yang diberi ukir kawi dan selesaitahun 1866
M. Kemudian Cakranegara (negara yang sudah bulat bersatu) ditata sebagai
pusat pemerintahan. Raja terakhir yang paling bungsu adalah Anak Agung
Gede Ngurah Karangasem (1872-1894M),
yang dinobatkan sebagai raja dalam usia 70 tahun lebih.Raja Mataram mengawini
Dende Aminah dan namanyadiganti manjadi Dende Nawangsasih (Nawang artinya tahu,
Sasihartinya bulan). Perkawinan tersebut konon berdasarkan petunjuk gaib.
Dende Aminah alias Dende Nawangsasih terkenal sangat taatmenjalankan agamanya,
dia sangat berpengaruh kepada suaminya,sehingga diizinkan untuk mendirikan
sebuah masjid yang dibangundekat Taman Mayura. Dia diperkenankan juga
mendatangkanseorang guru agama.Gurunya bernama Guru Baok alias Haji Moh. Yasin
dariKelayu. Dende Aminah memiliki penasehat spiritual dari Arab bernama
Sayid Abdullah.
Dari perkawinan dengan raja Mataram ini kemudian lahir
seorang anak bernama Gapul atau Imam Sumantri yang terkenal sebagai Datu
Pangeran.Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaannya, karena dengan mudahnya
memerintah orang Sasak untuk ngayahmembangun berbagai tempat peribadatan tetapi
banyak pula perkanggo Sasak
menjadi kaya raya. Pada saat ini, Matarammengubah
nama Singasari menjadi Cakranegara (negara yang bulat).Orang Islam bebas
beribadah bahkan di Ampenan dibangun sebuahmasjid. Selain itu, didatangkan pula
guru qur'an dan hadits.
Mataram menjadi penguasa seluruh Lombok,
termasuk mempersatukan kerajaan-kerajaan yang dulu dibagi-bagikan, yaitu,
kerajaan Pagesangan, Pagutan dan Kediri. Kemudian keraton barudibangun di
tempat bekas keraton kerajaan Singasari, dan dinamakan Puri Ukir Kawi yang dihuni
oleh A.A. Gde Ngurah Karang Asem dibantu oleh seorang anaknya yaitu A.A. Made
Karangasem, sedangPuri Mataram dihuni oleh anaknya yang lain yaitu A.A. Ketut
Karangasem, sang putera mahkota calon pengganti ayahnya.
C. SISTEM PEMERINTAHAN MATARAM
Pada awalnya, susunan pemerintahan Mataram
adalahsebagai berikut:Berbagai ketentuan yang berlaku :
1. Punggawa atau perkanggo diangkat
dan diberhentikan oleh raja, berdasarkan keturunan disamping kecerdasan
dan keberaniannya.
2. Pemekel dan keliang diangkat
perkanggo oleh penggawa, berdasarkan keturunan dan wibawa di dalam
masyarakat dan atasnasihat pemuka masyarakat.
3. Penghasilan perkanggo atau
penggawa berasal dari pemberianizin tanah yang tidak terbatas kepada rakyat
yang dikerjakansecara gotong royong atau sebagai penggarap.
4. Bagi perbengkel dan keliang
mempunyai tanah pecatu, yangdapat dibedakan atas pecatu pusaka dan pecatu
mider.
5. Soal perselisihan antara wilayah masing-masing
punggawa, perkanggo, perbekel, dan
keliang, diberikan wewenang untuk menyelesaikannya sendiri. Jika
tidak dapat diselesaikan sendirimaka harus
diajukan ke struktur yang lebih tinggi.
6. Perkanggo dan punggawa diberikan
wewenang untuk mengatur dan menyelenggarakan pemerintahan pada wilayah
masing-masing.
7. Perkanggo juga diberikan
wewenang dan diwajibkan untuk mengumpulkan upeti/ membayar pajak bentuk
natura. Rakyatyang diwajibkan membayar upeti hanyalah golongan yangmemiliki tanah.
Untuk
pekerjaan pembuatan, perbaikan ataupun pemeliharaan
jalan, rakyat Sasak jugalah yang diwajibkanmelakukan ngayah. Ngayah adalah
sejenis kerja rodi. Rakyatdisuruh membangun berbagai tempat ibadah,
jalan¬jalan, jembatan, rumah-rumah para raja maupun orang Bali. Selain
itu juga sering kali diikutkan berperang membela/membantukerajaan bila
diperlukan.
D. PERANG MATARAM-PAGUTAN
Salah seorang putra raja Mataram yang sudah
dewasadilamarkan seorang putri bernama Ayu Bulan dari Pagutan. Akantetapi
lamaran tersebut ditolak oleh pihak Pagutan. KeberanianPagutan menolak lamaran
tersebut karena dijanjikan bantuan olehKuripan. Apabila terjadi peperangan
melawan Mataram, pihak kuripan bersedia membantu Pagutan. Kerajaan Mataram
merasadilecehkan oleh peristiwa tersebut, akhirnya peperangan pun
tak dapat dihindari. Pada tahun 1839
M, Raja Pagutan, Gusti Ketut Putradengan
beberapa orang keluarganya tewas. Hingga perang usai, bantuan dari Raja
Kuripan Dene' Laki Batu tidak kunjung datang.
E. PENGHANCURAN KEKUASAAN
SASAK
Peristiwa
peperangantersebut sangat disesalkan olehMataram. Semua itu terjadikarena ulah Kuripan. AkhirnyaMataram mencabut hak
otonomiyang diberikan kepada seluruhdesa-desa
termasuk Kuripan,Praya, Kopang, Mantang, Rarangdan lain-lainnya. Mataram beranggapan bahwa pemberianotonomi itu pada
akhirnya akanmenimbulkan malapetaka bagi pemerintahan Mataram.
Mataram menjadi sangat hati-hati karena ia menyadari betul apabilakekuatan
Sasak bersatu di bawah kekuatan Islam maka bisamenimbulkan malapetaka bagi
Mataram. Kemudian Mataram melakukan upaya adu-domba.
1. Peperangan KuripanSiasat tersebut kemudian mulai dijalankan. Satu
persatukerajaan Sasak ditaklukan. Pertama diawali dari Kuripan. Kuripandiundang
oleh Mataram akan tetapi Dene' Laki Batu dan Dene' BatuGaliran membawa para patih dan punggawa. Dalam pertemuantersebut
pihak Mataram menyerahkan wilayah sebelah timur sungaiBelimbing menjadi bagian dari kekuasaan Kuripan, sedangkanwilayah
sebelah barat sungai itu akan dikurangi. Kuripan mintawaktu untuk berpikir.
Setelah pulang mereka sepakat untuk menolak permintaan tersebut.
Pada undangan yang kedua Dene' Laki Batu dan Dene' Laki Galiran dapat dibunuh
pada tahun 1840 M. WilayahKuripan
diperintah langsung oleh kedua putri Dene' Laki Batu,masing-masing Dende
Rada dan Dende Sumekar yang selanjutnyadibawa
ke Mataram, sedangkan anak laki-laki Dene' Laki Batu menghilang.
2. Perang Praya I ‡Penaklukan selanjutnya diarahkan ke Praya yang
dipimpinoleh Raden Wiracandra. Berkali-kali
Raden Wiracandra ke Mataram,tetapi setiap kedatangannya selalu membawa
pengiring yang sangat banyak dan bersenjata lengkap. Praya sudah menyadari
bahwamalapetaka bagi dirinya hanya menunggu giliran saja. Praya sudahtidak
tahan lagi memelihara persahabatan dengan Mataram.Beberapa hal yang menjadi
sebab perang Praya I ini antaralain:
a. Kerajaan Mataram merobek-merobek
(melanggar) perjanjianantaraArya Banjar Getas dengan I Gusti Ketut Karangasem.
b. Daerah kekuasaan Banjar Getas sejak lama telah
digerogotisedikit demi sedikit dengan mendirikan desa-desa otonomdibawah perintah langsung dari Mataram.
c. Dalam usahanya untuk menguasai
seluruh Lombok, KerajaanMataram selalu menjalankan politik adu domba antara
para pemimpin Sasak.
d. Raden Wiracandra difitnah akan
menyerangMataram.Usaha terakhir Mataram untuk menaklukkan Praya secarahalus,
adalah dengan melamar putri Raden Wiracandra yang ditolak oleh Praya. Maka
untuk menyerang Praya, raja Mataram menghasutdesa-desa tetangganya untuk
memusuhi Praya.Akibat hasutan Mataram itu, seolah-olah Kopang danBatukliang itu
menjadi musuh utama bagi Praya, maka Prayamenyerang Batukliang dan Kopang.
Kedua desa itu mendapat bantuan dari Mataram di bawah pimpinan Ratu Gde
Wanasara yangdidampingi oleh I
Made Rai dan Gusti Made Kaler.
Untuk menghindari korban yang lebih banyak, terutama
anak-anak danwanita, maka raja Mataram memerintahkan supaya Praya ditunggu
di perbatasan Praya dan Batukliang. Wilayah Praya dikepung
oleh pasukan Batukliang, Kopang dan Mataram serta diperkuat pasukandari
Batujai, Suradadi, Penujak, Jonggat Puyung, Rarang, dan Sakra. Hampir setengah
tahun lamanya terjadi perang tiada berkesudahan, sehingga menimbulkan bencana
kelaparan. Beberapa orang pasukanyang keluar untuk mencari makanan dibunuh oleh
para musuh. Halitu menyebabkan Raden Wiracandra dan pembantunya gelisah.Mereka
bertekad untuk perang fisabilillah. Pada peperangan tersebut, Raden Wiracandra
tewas. Pasukan rakyat yang fanatik,dibawah pimpinan Haji Umar menjalani perang
fisabilillah.Semuanya gugur di medan perang. Raden Tunggul, putra dari
RadenWiracandra dapat meloloskan diri dan
pergi ke Bugis. Para putri- putri Raden Wiracandra dan tawanan yang lain
dan sebagian lagi dibuang ke Bali dan Tanjung (Lombok Utara), beberapa dari
mereka ada pula yang dibunuh. Sejak itu Praya berada di bawah kekuasaan Anak
Agung Gde Ngurah, raja Karangasem. Sedangkan di Praya diangkat seorang pimpinan
dari keturunan Banjar Getas bernama
Mamiq Sapian. Hancurnya kerajaan Praya menambah martabat Kopang danBatukliang.
Hal ini tidak menyenangkan raja Mataram. Politik pecah-belah terus dijalankan. Beberapa tahun setelah perang
Praya pertama, Jero Wirasari pimpinan Kopang, dipanggil ke Mataram. Ketika
Jero Wirasari berangkat bersama para pengiringnya, iadidakwa dan difitnah akan
memberontak ke Mataram. Raja memerintahkannya untuk ke Pemenang (Lombok Utara)
dan tanpa disadari kemudian dikeroyok dan dibunuh oleh pasukan Mataram
di bawah pimpinan Gusti Ketut Ning.
Jenazahnya dimakamkan oleh para pengiringnya di Pemenang. Sejak
saat itu Kopang mengalami kemunduran.
Rencana Raja Mataram untuk menguasai desa demi desasemakin menjadi jadi,
sehingga ia tidak lagi membedakan kawanatau lawan, yang penting tujuannya tercapai
dengan mudah dancepat. Satu-persatu sekutunya dihancurkan. Hal ini
sangatmenggelisahkan para pemimpin Sasak. Mereka tidak dapat bersatuakibat
politik Mataram yang sangat cerdik.Lima bulan setelah Kopang, tiba giliran
Batukliang menuaimasalah. Raden Sumintang diminta datang ke Mataram.
Para bangsawan dan pembantunnya melarang beliau datang ke Mataramuntuk
memenuhi surat panggilan dari Anak Agung Mataram itu.Setelah tiga kali surat
diterima dan tidak dihiraukan juga; makaMataram mengirim pasukan di bawah
pimpinan Gusti Made Sangkauntuk menangkap Raden Sumintang dalam keadaan hidup
atau mati.Agar Batukliang tidak bernasib seperti Praya, Raden
Sumintangmenyerahkan diri di Aik Gering kepada pasukan yang akanmenangkapnya.
Disitulah beliau dibunuh oleh Gusti Made Sangka.Melihat Radennya dibunuh, para
pengiringnya bernama Tati'Engkis tidak dapat menahan diri lalu mengamuk. Tetapi
baru dapatmenewaskan seorang musuh, ia pun tewas. Jenazah RadenSumintang dimakamkan di Batukliang.
3. Perang Kalijaga. Sebab-Sebab
Terjadinya Sebelum dilantik menjadi raja, Anak Agung Gde Ngurah Karangasem
berfikir bagaimana cara agar dua golongan yang berbeda agama bisa
berdamai. Atas petunjuk gaib dalam pertapaan di Batu Bolong, ia bermimpi saat
itu kejatuhan bulan di Kalijaga. Anak Agung Gede Ngurah Karangasem bersama
Gusti Gde Wanasara kemudian melamar Dende Aminah dari Desa Kalijaga
Lombok Timur. Dende Aminah dipercaya sebagai pemegang Wahyu Kedaton
Selaparang. Dende Aminah merupakan putri dari Dea Guru, seorang pemuka
Islam yang terkenal shaleh. Baliau adalah saudara dari Dea Meraja, pemimpin
desa Kalijaga. Dea Guru dan Dea Meraja menolak lamaran itu karena sudah
dijanjikan bantuan oleh Raja Amir dariDesa Mamben dan Raden Kardiyu dari
Korleko bila nantinya diserang oleh Mataram. Anak Agung Gde Ngurah berkirim
surat kepada Dea Gurudan Dea Mraja untuk datang ke Mataram, tetapi undangan itu
ditolak, karena datang ke Mataram berarti mati. Penolakan surat tersebut
sangat menyakitkan hati raja. Maka siasat lamapun dijalankan, "Pecah dan Kuasai". Perlawanan Kalijaga Atas berbagai pertimbangan,
akhirnya surat pemanggilantersebut dipenuhi. Maka diutuslah Raden Kardiyu dim
Raden Amir ke Mataram. Sesampainya di Mataram, mereka diterima oleh
PatihGusti Wanasara. Meskipun tanpa bukti,
mereka dituduhmemberontak. Kemudian mereka diikat dan dibawa ke Sema(Kuburan
Bali) untuk menjalani hukuman mati. Ternyata merekatidak mempan senjata. Gusti
Wanara melaporkan kejadian yangsangat aneh ini kepada Raja. Rajapun mengampuni
keduanya dengansyarat agar supaya mereka berdua bersedia menangkap Dea Raja dan
Dea Guru dalam keadaan hidup atau mati.Demikianlah, Mamben dan Korleko pun
menyerang Kalijaga. Namun serangan itu dapat ditahan oleh Kalijaga. Raden
Amir danRaden Kardiyu tersadar, bahwa mereka harus berpihak kepadaKalijaga.
Akhirnya mereka pun berbalik melawan Mataram. Mereka berencana menyerang
kedudukan Mataram di Pringgasela dengan beberapa strategi : Dari Barat
Daya dipimpin oleh Dea Mraja dibantu olehRaden Kardiyu, Mamiq Lisah, Mamiq
Putra, Pun Kebiandan Raden Nuna Darmasih. Dari Arah Timur dipimpin oleh Dea Guru dibantu oleh Raden Amir, Pe
Sumping, Mamiq-Dalu, Papuq Lokah,Amaq Kedian, Mamiq Mesir, dan Pe Rumah. Ketika
peperangan berlangsung, RadenAmir dan
Raden Kardiyu ingat janjinya sehingga berbalik melawan Kalijaga. Raden Amir,
Raden Kardiyu, Pe Sriyaman yang membela Mataram memukul mundur pasukan. Kalijaga untuk kemudian membakar Kalijaga.
Dea Meraja dan puterinya Raden Muna Darmasih melarikan
diri naik perahu ke Bima, sedangkan Dea Guru bersama putrinya, Dende
Aminah dan beberapa orang pengiringnya bersembunyi di dalam sebuah goa di
hutan Bungus Bawi, namun musuh dapat
menemukannya, sehingga mereka dapat dibunuh. .
F.
MATARAM MENEGAKKAN KEKUASAAN
Sistem pemerintahari yangdigunakan pada masa itu adalah pemberian
hak otonomi terbataskepada desa di wilayah Timur Juring. Setiap desa
mengangkat para pemuka
desa untuk memungut upeti dan pajak,
tetapimereka mendapat pengawasanlangsung dari seorang Bali.Untuk memantapkan
dan menegakkan kekuasaannya, Anak Agung membuat peraturan- peraturan
sebagai berikut : 1) Peraturan tentang pertanahan. 2) Menghapus gelar "Raden" bagiorang
Sasak. 3) Menghapus prasasti dan
silsilah bagi orang Sasak. 4) Memperluas
perjudian sabung ayam. 5). Pembagian
harta peninggalan didasarkan patriarkat (dalam pengertian bahwa jika
seseorang meninggal dengan tidak mempunyai anak laki-laki, maka harta peninggalannya itu menjadi hak milik
raja). 6). Pemberian gelar
"Jero" bagi pimpinan Sasak. 7). Pemerasan tenaga kerja untuk pengabdian kepada raja.
G. RUNTUHNYA KERAJAAN MATARA
Atas
kondisi tersebut, parapemuka SasakmemintapemerintahHindia-Belanda untuk ikut campur dalam menangarii perangLombok. Setelah
menerima permintaan bantuan persenjataan bagirakyat Sasak, pemerintah Belanda
mengirimkan utusannya untuk melihat secara langsung keadaan orang-orang
Sasak. Dalam peninjauannya di Pulau Lombok itu, Liefrinck
melaporkan keadaan yang sesungguhnya, yaitu
terjadi berbagai penderitaan seperti terjadinya bencana kelaparan dan wabah
penyakit yang menimpaorang-orang Sasak.
Laporan
dari Liefrinck, utusan pemerintah Belanda tersebut, sangat berpengaruh atas pemerintahan dan kekuasaan Bali diLombok. Laporan
ini ditanggapi dengan sangat teliti oleh pemerintah Belanda di Batavia. Belanda pun sangat perlu untuk
ikut campur menyelesaikan perang Lombok. Belanda berupaya untuk mempertemukan
orang Sasak dan Mataram, akan tetapi menemui jalan buntu. Akhirnya Belanda
mengeluarkan ultimatum yang memberatkan Mataram. Padamulanya Mataram menolak
permintaan tersebut, akan tetapikemudian meminta menunda jawaban. Pihak Mataram
selalu mengulur-ulur waktu. Melihat gelagat tersebut, Belanda mendaratkan
pasukannya di Ampenan. Maka man tidak mau, ultimatum tersebutharus diterima.
Setelah itu, Belanda menggelar pasukannya dan memindahkan
markasnya di tanah lapang di muka Pura Meru agar pembicaraan berjalan
cepat dan lancar. Belanda memaksa pihak Mataram untuk menandatangani surat
perjanjian yang disaksikan oleh pemuka-pemuka
Sasak. Jenderal Van Ham menemui
para pemuka Sasak tersebut di Sisik Labuhan Haji, dan meminta merekaagar
datang ke Cakranegara. Akan tetapi pemuka-pemuka Sasak menolak undangan
tersebut. Setelah mendapat penjelasan secaralangsung dari Panglima pasukan, akhirnya para pemuka
Sasak menyepakati untuk datang ke
Mataram dengan mengirim dua orangutusan.Adapun isi perjanjian antara Mataram
dan Belanda yangtertanggal 7 Juni 1843 M
sebagai berikut : (1). Mataram mengakui kedaulatan Belanda atas pulau
Lombok. (2).Mataram tidak lagi
melakukan hak adat tawan karang.(3). Mataram
akan melindungi kepentingan perdagangan Belanda. (4). Mataram tidak lagi kontak atau melakukan
perjanjian dengan bangsa kulit putih lainnya. (5).Sebagai imbalan-Mataram diberi hak otonomi penuh
oleh Belanda dalam melaksanakan pemerintahan di Lombok. Kedatangan
utusan Sasak tersebut justru meninggalkan permasalahan
baru. Mereka justru meninggalkan tempat perundingandan memulai peperangan.
Keadaan ini menyebabkan banyak pasukanBelanda meninggal, salah satunya Jenderal
Belanda adalah Jenderal Van Ham.
Pada tahap selanjutnya, Belanda mengirim ekspedisi
yangsempurna dan melakukan penyerangan terhadap Mataram dari berbagai
penjuru. Serangan Pada tahun 1894
M tersebut berhasilmenghancurkan dan
membakar puri hingga hampir rata dengantanah. Mataram kemudian dapat
ditaklukkan.Peristiwa penting yang terjadi pada waktu itu ialahditemukannya
keropak(naskah lontar) Desawarnama yang kemudianterkenal dengan nama
Negarakertagama. Menurut Brandes, naskahini diketahui sebagai satu-satunya
naskah yang berisi gambaran paling lengkap tentang kerajaan
Majapahit.(Secara umum sebab-sebab kekalahan Mataram, akan dijelaskan pada
Perang Lombok, Bab berikutnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar