Rabu, 17 Desember 2014

model pembelajaran learning together

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN 1. STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD), TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI (SLAVIN, 1995)  Langkah-langkah : 1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll) 2. Guru menyajikan pelajaran 3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. 4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu 5. Memberi evaluasi 6. Kesimpulan 2. JIGSAW (MODEL TIM AHLI) (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978)  Langkah-langkah : 1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim 2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda 3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan 4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka 5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh 6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi 7. Guru memberi evaluasi 8. Penutup 3. ARTIKULASI  Langkah-langkah : 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai 2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa 3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang 4. Suruhlah seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya 5. Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya 6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa 7. Kesimpulan/penutup 8. Pengertian Metode Pembelajaran Think Pair Share Think Pair Share adalah suatu metode pembelajaran kooperatif yang memberi siswa waktu untuk berfikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode ini memperkenalkan ide “waktu berfikir atau waktu tunggu” yang menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam merespon pertanyaan. Pembelajaran Kooperatif model Think-Pair-Share ini relatif lebih sederhana karena tidak menyita waktu yang lama untuk mangatur tempat duduk ataupun mengelompokkan siswa. Pembelajaran ini melatih siswa untuk berani berpendapat dan menghargai pendapat teman (Sa’dijah, Cholis, 2006:12). Model Think Pair Share dikembangkan oleh Frank Lyman dan rekan-rekannya dari Universitas Maryland. Think Pair Share memiliki prosedur secara eksplisit dapat memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu sama lain (Ibrahim dalam Estiti, 2007:10) dengan cara ini diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan dan saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Think Pair Share memiliki prosedur yang secara eksplisit untuk memberi siswa waktu untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu sama lain. Dengan demikian diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan, dan saling bergantung pada kelompok kecil secara kooperatif. C. Tahapan-Tahapan Pelaksanaan Think Pair Share Tahapan demi tahapan yang dilakukan pada pelaksanaan Think Pair Share, antara lain: 1. Tahap satu, think (berpikir). Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran. Proses TPS dimulai pada saat ini, yaitu guru mengemukakan pertanyaan yang menggalakkan berpikir ke seluruh kelas. Pertanyaan ini hendaknya berupa pertanyaan terbuka yang memungkinkan dijawab dengan berbagai macam jawaban. 2. Tahap dua, pair (berpasangan). Pada tahap ini siswa berpikir secara individu. Guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan mulai memikirkan pertanyaan atau masalah yang diberikan guru tadi dalam waktu tertentu. Lamanya waktu ditetapkan oleh guru berdasarkan pemahaman guru terhadap siswanya, sifat pertanyaanya, dan skedul pembelajaran. Siswa disarankan untuk menulis jawaban atau pemecahan masalah hasil pemikirannya. 3. Tahap 3, share (berbagi). Pada tahap ini siswa secara individu mewakili kelompok atau berdua maju bersama untuk melaporkan hasil diskusinya ke seluruh kelas. Pada tahap terakhir ini siswa seluruh kelas akan memperoleh keuntungan dalam bentuk mendengarkan berbagai ungkapan mengenai konsep yang sama dinyatakan dengan cara yang berbeda oleh individu yang berbeda. Tabel pembelajaran Think Pair Share adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Pembelajaran Think Pair Share Tahapan Guru Siswa 1. Thinking Guru memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir tentang pertanyaan atau masalah yang diberikan Siswa berpikir sendiri untuk menemukan jawaban atas pertanyaan atau masalah yang diajukan 2. Pairing Guru memberikan tanda kepada siswa untuk mulai berpasangan dengan siswa lain Siswa mulai mencari pasangan untuk mendiskusikan dan mencapai kesepakatan atas jawaban pertanyaan yang diajukan guru 3. Sharing Guru meminta pasanganpasangan tersebut untuk berbagi jawaban atas pertanyaan atau permasalahan yang diajukan guru Siswa berbagi jawaban atas pertanyaan atau permasalahan yang diajukan guru D. Alasan-Alasan Penggunaan Think Pair Share Ada beberapa alasan mengapa TPS perlu digunakan, antara lain: 1) TPS membantu menstrukturkan diskusi. Siswa mengikuti proses yang telah ditentukan sehingga membatasi kesempatan pikirannya melantur dan tingkah lakunya menyimpang karena harus melapor hasil pemikiranyya ke mitranya/temanya. 2) TPS meningkatkan partisipasi siswa dan meningkatkan banyaknya informasi yang dapat diingat siswa. 3) TPS meningkatkan lamanya ”Time On Task” dalam kelas dan kualitas kontribusi siswa dalam diskusi kelas. 4) Siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup sosialnya. E. Keunggulan-Keunggulan Think Pair Share Keunggulan-Keunggulan Think Pair Share, antara lain: 1) TPS mudah diterapkan diberbagai jenjang pendidikan dan dalam setiap kesempatan. 2) Menyediakan waktu berpikir untuk meningkatkan kualitas respon siswa. 3) Siswa menjadi lebih aktif dalam berpikir mengenai konsep dalam mata pelajaran. 4) Siswa lebih memahami tentang konsep topik pelajaran selama diskusi. 5) Siswa dapat belajar dari siswa lain. 6) Setiap siswa dalam kelompoknya mempunyai kesempatan untuk berbagi 7) atau menyampaikan idenya. F. Aplikasi Waktu Penggunaan Think Pair Share Aplikasi waktu dalam menggunakan pembelajaran kooperatif model Think Pair Share adalah: 1) Dapat digunakan di awal pelajaran sebelum mempelajari suatu materi (untuk mengetahui pengetahuan awal siswa). 2) Selama guru memperagakan, bereksperimen, atau menjelaskan. 3) Setiap saat untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang diajarakan. Sumber : 9. LT (Learnig Together) Orang yang pertama kali mengembangkan jenis model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together (Belajar Bersama) ini adalah David johnson dan Roger Johnson di Universitas Minnesota pada tahun 1999. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, siswa dibentuk oleh 4 – 5 orang siswa yang heterogen untuk mengerjakan sebuah lembar tugas. Setiap kelompok hanya diberikan satu lembar kerja. Mereka kemudian diberikan pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok. Pada model pembelajaran Kooperatif dengan variasi seperti Learning Together ini, setiap kelompok diarahkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan untuk membangun kekompakan kelompok terlebih dahulu dan diskusi tentang bagaimana sebaiknya mereka bekerjasama dalam kelompok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar